Zona kematian (ekologi)

Lingkaran merah menunjukkan lokasi dan ukuran banyak zona kematian di seluruh dunia (pada 2008). Titik hitam mununjukkan zona kematian dengan ukuran yang tidak diketahui. Ukuran dan jumlah zona kematian laut telah meningkat pada 50 tahun terakhir.[1]

Zona kematian adalah daerah hipoksik (rendah-oksigen) di samudra dan danau besar di seluruh dunia. Hipoksia dapat terjadi saat konsentrasi oksigen terlarut (dissolved oxygen, DO) menurun sampai ke atau dibawah 2 mg O2/liter.[2] Saat sebuah daerah perairan mengalami kondisi hipoksik, flora dan fauna air mulai mengalami perubahan perilaku untuk mencapai daerah perairan dengan tingkat oksigen yang lebih tinggi. Saat DO anjlok dibawah angka 0.5 ml O2/liter pada suatu daerah perairan, kematian masal terjadi. Dengan rendahnya konsentrasi DO, daerah perairan yang terdampak tidak bisa mendukung kehidupan air yang tinggal disana.[3] Secara historis, banyak situs-situs semacam ini yang terjadi secara alami. Namun, pada 1970-an, para ahli oseanografi mulai menyadari peningkatan munculnya zona kematian dan melebarnya zona kematian yang ada. Peristiwa ini terjadi di dekat pesisir berpenghuni, titik dimana kehidupan air paling banyak berkumpul.

Referensi

  1. ^ "Aquatic Dead Zones". Nasa Earth Observatory (dalam bahasa Inggris). July 17, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2017. Diakses tanggal July 19, 2023. 
  2. ^ Diaz, R. J.; Rosenberg, R. (August 15, 2008). "Spreading Dead Zones and Consequences for Marine Ecosystems". Science (dalam bahasa Inggris). 321 (5891): 926–929. Bibcode:2008Sci...321..926D. doi:10.1126/science.1156401. ISSN 0036-8075. PMID 18703733. 
  3. ^ "NOAA: Gulf of Mexico 'dead zone' predictions feature uncertainty". National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). June 21, 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 4, 2016. Diakses tanggal June 23, 2012. 

Bacaan lanjut

Kembali kehalaman sebelumnya