Zefanya 3 (disingkat Zef 3) adalah bagian terakhir dari Kitab Zefanya dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Kitab yang memuat nubuat yang disampaikan nabi Zefanya ini termasuk dalam kumpulan kitab nabi-nabi kecil.[1][2]
Teks
Naskah sumber utama
- Bahasa Ibrani:
- Masoretik (abad ke-10 M)
- Gulungan Laut Mati: (akhir abad ke-2 SM).[3]
- 4Q77 (4QXIIb): terlestarikan: ayat 19‑20[3]
- 4Q78 (4QXIIc): terlestarikan: ayat 2[3]
- 4Q82 (4QXIIg): terlestarikan: ayat 3‑5[3]
- Naḥal Ḥever (8ḤevXIIgr): terlestarikan: ayat 6‑7[3]
- Wadi Murabba’at Minor Prophets (MurXII): terlestarikan: ayat 1‑6, 8‑20[3]
Struktur
Ayat 1
- Celakalah si pemberontak dan si cemar, hai kota yang penuh penindasan![4]
Setelah menghukum bangsa-bangsa lainnya, Zefanya kembali lagi kepada dosa-dosa Yerusalem dan umat Allah. Mereka kini menjadi umat yang menentang Allah dan hukum-Nya. Kebobrokan moral telah memasuki setiap lapisan masyarakat, dan orang di mana-mana menolak untuk mendengarkan nabi-nabi Allah yang sejati.[5]
Ayat 5
- Tetapi TUHAN adil di tengah-tengahnya, tidak berbuat kelaliman. Pagi demi pagi Ia memberi hukum-Nya; itu tidak pernah ketinggalan pada waktu fajar. Tetapi orang lalim tidak kenal malu![6]
Walaupun manusia gagal dan jatuh ke dalam dosa, Allah sendiri tetap benar dan tidak pernah melakukan kesalahan; kebenaran itu memang merupakan sifat-Nya.
- 1) Tuhan Allah selalu jujur, benar, dan adil di dalam segala jalan-Nya (bandingkan Ulangan 32:4). Kita harus mempertahankan iman kepada kebenaran-Nya yang tidak pernah gagal.
- 2) Walaupun kita mungkin mengalami hal-hal yang tidak dapat kita mengerti, kita harus tetap yakin bahwa kasih dan kesetiaan-Nya kepada kita tidak akan pernah berhenti.[5]
Ayat 9
- "Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu."[7]
Zefanya kini beralih kepada rencana Allah untuk menebus bangsa-bangsa yang telah dibersihkan melalui hukuman. Mereka suatu hari akan didamaikan kembali dengan Allah, memanggil nama-Nya dan beribadah kepada-Nya.[5]
Ayat 16
- "Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu."[8]
Dikutip dalam Ibrani 12:12: "...kuatkanlah tangan yang lemah"
Ayat 17
- "TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan.
- Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya,
- Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,"[9]
- "pahlawan yang memberi kemenangan" diterjemahkan dari bahasa Ibrani: גבור יושיע gi-bōr yō-shî-a‘. Kata "gibor" (= "perkasa"), di sini merupakan hakekat Allah, digunakan pada Yesaya 9:6 sebagai salah satu sebutan untuk Mesias, yang "mempunyai segala kuasa di sorga dan di bumi"; sedangkan kata "yoshia" mempunyai akar kata kerja "yasha" (="menyelamatkan") yang sama dengan "Yesus" (="ia menyelamatkan" atau "Juruselamat"), karena Yesus Kristus, yang akan berada di tengah umat-Nya, dan di depan memimpin mereka, akan menyelamatkan umat dari musuh-musuh mereka (si jahat) dan menganugerahkan keselamatan.[10]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar