Yeghishe
Yeghishe Vardapet (bahasa Armenia: Եղիշե, Pelafalan Armenia: [jɛʁiˈʃɛ], 410 – 475; Eliseus, juga disebut Yeghisheh, Yeghishé, Eghishe, Egishe, Elishe, atau Ełišē) merupakan seorang sejarawan berkebangsaan Armenia. Ia merupakan penulis dari sejarah yang mendokumentasikan pemberontakan yang berhasil dari bangsa Armenia di abad ke-5 melawan Sasaniyah Persia. KehidupanMenurut sumber kuno dan abad pertengahan yang telah menyerap kepercayaan para ulama, Yeghishe merupakan salah satu dari murid Sahak Partev dan Mesrop Mashtots, penemu Alfabet Armenia.[1] Pada tahun 434, ia bersama dengan beberapa murid lainnya dikirim ke Aleksandria untuk belajar kesenian bebas Yunani dan Siria.[1][2] Ia kembali ke Armenia pada tahun 441 dan masuk kedalam tugas militer, bekerja sebagai seorang serdadu atau sekretaris Sparapet Vardan Mamikonian.[3] Ia ambil bagian di dalam perang kebebasan agama (449-451) melawan Raja Persia, Yazdegerd II.[1] Setelah kekalahan mereka di pertempuran Avarayr, ia pensiun dari kehidupan militer dan menjadi seorang pertapa dan mengundurkan dirinya ke atas pegunungan Danau Van (Rshtunik'). Pada tahun 464-465, ia diminta menulis sejarah dari peristiwa terjadinya dan setelah peperangan Avarayr oleh seorang imam yang bernama David Mamikonian.[4] Setelah kematiannya, jasadnya dipindahkan dan dimakamkan di Biara Surb Astvatsatsin, yang berlokasi di garis pantai Danau Van.[1] Semua otoritas kuno berbicara tentang Yeghishe sebagai vardapet (pujangga gereja). Dimulai dengan Babgen Kulaserian pada tahun 1909 dan Bapa Nerses Akinian, seorang anggota Kongregasi Mekitaria, pada tahun 1930, waktu dari karya Yeghishe diragukan dan pindah satu atau dua abad kedepan.[5][6] Satu titik dari argumen mereka didasarkan pada asumsi bahwa terjemahan Armenian atas karya Philo yang digunakan Yeghishe tidak dibuat sampai sekitar tahun 600. Namun terjemahan karya Philo diambil dari awal periode "Hellenizing" zaman keemasan literatur Armenia (abad ke-5).[5][7] Para ulama beragumen bahwa bukan masa fase Hellenizing dan bukan pula kosakata Hellenizing tergantung pada masa Yeghishe.[5] Selain itu, tidak ada kesejajaran literal verbal antara dua penulis, sejak Yeghishe menterjemahkan langsung karya Philo dari aslinya yang berbahasa Yunani kedalam bahasa Armenia.[5] Argumen lain yang dibuat untuk mendukung waktu kemudian adalah pernyataan bahwa mengingat paralel Yeghishe Sejarah Vardan hanyalah merupakan adaptasi dari sejarawan Armenia diakhir abad ke-5 Ghazar Parpetsi Sejarah Armenia. namun Ghazar tanpa perasaan dan analitis menceritakan sejarah Armenia dari akhir abad ke-4 sampai dengan masanya, pertempuran Avarayr hanya dicari sebagai salah satu periode dari dalam banyak karyanya. Tujuan Yeghishe disisi lain adalah untuk mengabadikan "keberanian surgawi" bangsa Armenia dan "memberikan kenyamanan kepada sahabat-sahabat dengan penuh harapan dan dorongan keberanian."[5] Berbeda dengan Ghazar, Yeghishe mampu memberikan nama-nama benteng secara individu dan menunjukkan pengetahuan yang ahli di dalam taktik militer yang digunakan oleh bangsa Armenia dan Persia selama pertempuran, menunjukkan bahwa ia "berdiri lebih dekat dengan kejadian."[5] Pemahamannya atas doktrin Zoroastrianisme dan Zurvanite juga jauh lebih rinci dari Ghazar.[5][8][9] Kegagalan penuh Yeghishe untuk menyinggung Konsili Khalsedon,[10] kesimpulan teologis yang menyebabkan kerusakan lengkap hubungan di antara Ortodoks Yunani dan Gereja Apostolik Armenia setelah tahun 506 Konsili Dvin, juga menimbulkan para ulama menolak masa mendatang.[5] Karya
Karya Yeghishe yang paling terkenal adalah Sejarah Vardan dan Perang Armenia yang ditulis atas permintaan David Mamikonian, yang disebutnya "Hishatakaran" ("Յիշատակարան", sebuah "peringatan" atau "ingatan", lebih daripada sebuah sejarah standar). Didalamnya ia menyatakan pergelutan bangsa Armenia di dalam bersekutu dengan Iberia dan Albania Kaukasus, karena iman bersama mereka melawan bangsa Persia (449-451). Kedua belah pihak melihat agama sebagai lambang identitas nasional; bangsa Armenia bertekad untuk mempertahankan agama Kristen, sementara Persia berusahan untuk memaksa reintroduksi Zoroastrianisme. Dengan bahasanya sendiri, Yeghishe menulis karya "untuk menegur dosa-dosanya, sehingga semua orang mendengar dan tahu bahwa mereka mungkin melemparkan kutukan pada dirinya dan tidak menyukai perbuatannya."[5] Karya tersebut dianggap sebagai salah satu karya besar klasik literatur Armenia dan hampir seluruhnya bebas dari bahasa dan ungkapan Yunani. EdisiTeks asli karya Yeghishe seperti semua yang ditulis orang lain selama periode ini, tidak ada (semua naskah Armenia saat ini masih ada tanggal sampai abad ke-10 atau kemudian).[5] The oldest surviving manuscript of his History of Vardan dates to 1174.[11] Sebuah edisi yang sangat baik dari itu diterbitkan di Venesia pada tahun 1826 oleh Mekitaris San Lazzaro. Salah satu naskah yang dimaksud untuk menjadi salinan setia naskah lain bertahun sampai 616. Teks edisi yang lebih ditingkatkan pada edisi berikutnya ditempat yang sama (1828, 1838, 1859, dan 1864). Di antaraedisi lain yang berniali adalah dari Theodosia di Krimea (Ukraina), 1861, dan Yerusalem, 1865.[12] TerjemahanTerdapat dua terjemahan bahasa Inggris: terjemahan tahun 1830 yang tidak lengkap[13] dan sebuah terjemahan modern oleh Robert W. Thomson (1982).[14] Ada terjemahan bahasa Prancis kuno (1869).[15] Ada juga satu terjemahan kedalam bahasa Italia oleh G. Cappelletti (Venesia, 1840). Selain tujuh bab yang disebutkan oleh Yeghishe sendiri di dalam kata pengantarnya, semua edisi mengandung pasal delapan yang mengacu pada apa yang disebut marit Leontine dan lainnya. Keaslian bab yang dipertanyakan.[siapa?] Dinyatakan pula bahwa di dalam semua naskah bab kelima hilang, sementara diedisi bab keenam aslinya dipotong jadi dua untuk menebus bab yang hilang.[16] Catatan
|