Wadaslintang, Wonosobo

Wadaslintang
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenWonosobo
Pemerintahan
 • CamatHemi Widiyanto. S.Sos
Populasi
 • Total53,570 Jiwa (2.012) jiwa
Kode Kemendagri33.07.01 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3307010 Edit nilai pada Wikidata
Luas127,16 km2
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan17 Kelurahan/Desa
Peta
PetaKoordinat: 7°33′11″S 109°48′30″E / 7.55306°S 109.80833°E / -7.55306; 109.80833

Wadaslintang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia.[1] Kecamatan Wadaslintang terletak di sebelah baratdaya dari Kabupaten Wonosobo. Jarak Kecamatan Wadaslintang dari pusat Kabupaten Wonosobo adalah sekitar 37 kilometer melalui Kecamatan Leksono. Sedangkan berjarak 275 Km dari Ibu kota Provinsi Jawa Tengah yakni Kota Semarang. Luas wilayahnya 127,16 km² atau 12,91% dari luas Kabupaten Wonosobo, dan jumlah penduduknya pada Tahun 2012 sebanyak 53.570 jiwa (laki-laki 26.474 jiwa, perempuan 27.096 jiwa). Kecamatan Wadaslintang terdiri atas 17 desa, 66 RW, dan 101 RT Pusat pemerintaha Kecamatan Wadaslintang berada di Desa Wadaslintang.

Pemerintahan

Pembagian administratif

BesukiErorejoGumelarKalidadapKaligowongKaranganyarKumejingLancarNgalianPanerusanPlunjaranSomogedeSumberejoSumbersariTiripTrimulyoWadaslintang
Peta Administrasi Kecamatan Wadaslintang

Geografi

Kecamatan Wadaslintang terletak di daerah pegunungan dengan ketinggian wilayah antara 200 – 1.000 m di atas permukaan laut. Titik tertingginya berada di Gunung Mantri (1.027 m) yang berada di Desa Gumelar. Sejumlah sungai besar yang berada di Kecamatan Wadaslintang diantaranya Sungai Luk Ulo, Kali Medono, Sungai Cangkring, Sungai Lancar, Sungai Tritis dan Sungai Besuki. Secara geologi, Kecamatan Wadaslintang bagian utara sebelah barat yakni Desa Kalidadap termasuk dalam Cagar Alam Nasional Geologi Karangsambung. Diwilayah tengah Kecamatan Wadaslintang terdapat Waduk Wadaslintang. Kecamatan Wadaslintang yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 24 - 33 derajat Celcius. Pada bulan Juli sampai Agustus turun menjadi 20 derajat celcius . Hujan turun hampir sepanjang tahun rata-rata hari hujan adalah 150 – 200 hari dengan curah hujan rata-rata 2.000 – 4.000 mm/tahun.

Batas Wilayah

Utara Kecamatan Kaliwiro
Timur Kecamatan Kalibawang dan Kabupaten Purworejo
Selatan Kabupaten Kebumen
Barat Kabupaten Kebumen

Penggunaan Lahan

Komposisi tata guna lahan di Kecamatan Wadaslintang atas tanah sawah mencakup 1.9876,968 ha, tanah kering seluas 5.471,085 ha, hutan negara 2.970,900 ha, Perkebunan negara/swasta seluas 193,573 ha dan lainnya seluas 619,345 ha. Daerah kemiringan tanah di Kecamatan Wadaslintang bervariasi mulai 0 – 8 % seluas 1.610 ha, kemiringan antara 8 – 15 % sewluas 1.150 ha, kemiringan antara 15 – 25 % seluas 2.513 ha, kemiringan antara 25 – 45 % seluas 2.502 ha dan daerah dengan kemiringan di atas 45 % seluas 2.952 ha. Lahan sawah umumnya merupakan tadah hujan yang berada di dataran rendah atau disepanjang alur sungai. Sisanya mengandalkan sejumlah bendung Kali Medono dan Sungai Kedungtumpeng. Sedangkan hutan negara umumnya berada di pegunungan. Hasil bumi unggulan dari Kecamatan Wadaslintang diantaranya Kapulaga, Kopi Kelapa, Pisang, Padi, Ubi Kayu, Coklat, Albasia, Pete, Kemukus, Mlinjo, Jagung, Kacang Tanah, Jengkol, Durian, Rambutan, Duku, Coklat dan Jahe.

Penduduk

Sebagian besar penduduk Kecamatan Wadaslintang berprofesi sebagai petani, petambak, buruh tani, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantaau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Wadaslintang beragama islam. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas.

Infrastruktur

Sarana dan Prasaran infrastruktur di wilayah Kecamatan Wadaslintang umumnya cukup baik. Selain itu sarana penunjang seperti jalan hotmix dan jembatan sudah baik diruas vitas wilayah ini. Terlebih Kecamatan Wadaslintang dilintasi oleh ruas jalan Provinsi yang menghubungkan Kabupaten Wonosobo dengan Prembun di Kabupaten Kebumen yang dilayani oleh angkutan umum perkotaan berupa bus/mikrobus antara Wonosobo - Kaliwiro - Wadaslintang - Prembun. Selain itu terdapat ruas jalan vital lainnya yang menghubungkan Kecamatan Wadaslintang dengan Kabupaten Kebumen melalui Desa Kalidadap - Kecamatan Sadang di Kabupaten Kebumen.

Waduk Wadaslintang

Waduk Wadaslintang

Pada bagian selatan Kecamatan Wadaslintang, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Kebumen, terdapat Waduk Wadaslintang yang membendung Kali Gede atau Kali Medono dan beberapa sungai kecil lainnya. Pada awal pembangunannya, waduk ini memakan beberapa desa sehingga memaksa warganya untuk mengungsi dan berpindah tempat. Keberadaan waduk ini sangatlah penting, disamping sebagai PLTA, irigasi, pariwisata juga untuk mencegah banjir di daerah Prembun di Kabupaten Kebumen dan sekitarnya.

Pariwisata

Kecamatan Wadaslintang memiliki sejumlah tempat wisata maupun potensi wisata diantaranya:

  1. Air Terjun Windu di Desa Erorejo
  2. Air Terjun Kedung Pane di Desa Erorejo
  3. Air Terjun Putren di Desa Erorejo
  4. Air Terjun Kesenet di Desa Besuki
  5. Air Terjun Kalisat di Desa Besuki
  6. Air Terjun Tritis di Desa Gumelar
  7. Waduk Wadaslintang di Desa Kaligowong
  8. Lubang Sewu di Desa Erorejo
  9. Geowisata di Desa Kalidadap
  10. Pemandian Air Hangat Kalianget di Desa Somogede
  11. Gunung Windusari di Desa Erorejo
  12. Bukit Siloreng di Desa Somogede
  13. Wana wisata kembang langit di Kelurahan Wadaslintang
  14. Dermaga Tritis di Kelurahan Wadaslintang
  15. Bukit Sikrikil di Desa Panerusan

Referensi

  1. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya