Valgansiklovir
Valgansiklovir atau yang juga biasa dipasarkan dengan nama valcyte adalah obat antivirus yang digunakan dalam penanganan dan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh sitomegalovirus pada pasien penderita AIDS atau penerima donor organ.[2][3] Obat ini termasuk dalam salah satu Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[4] SejarahValgansiklovir pertama kali diedarkan dalam bentuk tablet dan diakui oleh FDA pada tanggal 29 Maret 2001.[5] Pada awalnya obat ini hanya digunakan untuk pengobatan retinitis sitomegalovirus (CMV) pada pasien penderita AIDS. Kemudian, pada bulan September 2003, kegunaan lainnya ditambahkan yaitu untuk pencegahan penyakit yang disebabkan oleh sitomegalovirus di ginjal, hati, dan pankreas. Pada tanggal 28 Agustus 2009, FDA mengakui valgansiklovir sebagai obat untuk pasien penerima donor ginjal usia 4 bulan hingga 16 tahun. Pada tanggal 23 April 2016, FDA menerima usulan untuk penggunaan valgansiklovir untuk pasien penerima donor ginjal usia 1 bulan hingga 16 tahun dengan masa pengobatan 100 hari dan memperpanjang masa pengobatan pasien penerima donor ginjal usia 4 bulan hingga 16 tahun menjadi 200 hari.[6] Pada tahun 2015, valgansiklovir masuk dalam salah satu nominasi Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia dan berhasil menjadi salah satu obat dalam daftar tersebut setelah melalui seleksi Komite Ahli Pemilihan dan Penggunaan Obat Esensial Ke-20, menjadikan valgansiklovir sebagai obat paling aman dan efektif yang diperlukan dalam sistem kesehatan.[4][7] Versi generik dari valgansiklovir diakui oleh FDA pada tahun 2017. Meski begitu, itu bukan berarti obat ini telah dipasarkan secara bebas.[8] PenggunaanValgansiklovir adalah obat antivirus sehingga digunakan untuk menangani penyakit yang disebabkan oleh virus. Obat ini digunakan dalam terapi awal dan terapi pengobatan retinitis sitomegalovirus (infeksi mata yang dapat menyebabkan kebutaan) pada pasien penderita AIDS. Selain itu, valgansiklovir juga dapat digunakan untuk pencegahan penyakit yang disebabkan oleh sitomegalovirus pada penerima donor hati, ginjal, dan pankreas yang memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi oleh sitomegalovirus,[9][10] seperti karena pendonor yang mendonorkan organ memiliki riwayat terinfeksi atau sedang memiliki penyakit yang berhubungan dengan sitomegalovirus.[2][3] Untuk penggunaan valgansiklovir pada pasien anak-anak penerima donor organ, penggunaan valgansiklovir dibagi menjadi masa pengobatan 100 hari dan 200 hari. Untuk masa pengobatan 100 hari boleh dilakukan pada pasien dengan rentang usia 1 bulan hingga 16 tahun, sementara untuk masa pengobatan 200 hari hanya boleh dilakukan pada pasien dengan rentang usia 4 bulan hingga 16 tahun.[6][11] Penggunaan obat valgansiklovir adalah melalui obat oral (melalui mulut).[1] Efek sampingEfek samping dari pengonsumsian valgansiklovir yang paling umum adalah anemia (kekurangan sel darah merah), neutropenia (kekurangan sel darah putih), dan kekurangan trombosit. Efek samping lain yang tidak terlalu umum namun cukup sering dijumpai seperti darah pada urin, rasa pusing atau sakit kepala, demam, rasa sakit atau kesulitan pada saat buang air kecil, dan lain-lain.[12] Selain itu, juga terdapat efek samping lain yang mungkin dapat terjadi seperti penurunan kesuburan pada pria dan wanita, serta keguguran pada ibu yang sedang mengandung.[10] Valgansiklovir juga dicurgai dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker. Berdasarkan suatu percobaan, binatang percobaan yang diberi valgansiklovir terkena kanker. Namun masih belum diketahui kebenaran ini pada manusia.[10] Interaksi obatInteraksi obat valgansiklovir memiliki kemiripan dengan gansiklovir karena valgansiklovir sendiri adalah ester dari gansiklovir.[9][11] Setidaknya diketahui terdapat 199 obat yang memiliki interaksi dengan valgansiklovir, dengan 13 interaksi besar, 183 interaksi menengah, dan 3 interaksi kecil.[13] Referensi
Pranala luar |