VINCI
Vinci, atau biasa ditulis VINCI, adalah sebuah perusahaan konstruksi dan konsesi asal Prancis yang didirikan pada tahun 1899 dengan nama Société Générale d'Enterprises. Kantor pusat perusahaan ini berada di Rueil-Malmaison, suburban Paris.[2] Vinci melantai di Bursa Saham Paris Euronext dan merupakan salah satu komponen dari indeks Euro Stoxx 50. SejarahPerusahaan ini didirikan oleh Alexandre Giros dan Louis Loucheur dengan nama Société Générale d’Entreprises S.A. (SGE) pada tahun 1899.[3] SGE dimiliki oleh Compagnie générale d'électricité (CGE), yang kini bernama Alcatel, mulai tahun 1966 hingga 1981 saat Saint-Gobain mengakuisisi mayoritas saham SGE.[4] Perusahaan yang diakuisisi oleh SGE meliputi Sogea (sebuah biro teknik sipil yang didirikan pada tahun 1878) yang dibeli pada tahun 1986, Campenon Bernard (sebuah biro teknik sipil dan pengembangan yang didirikan pada tahun 1920), yang dibeli pada tahun 1988, dan Norwest Holst (sebuah biro teknik sipil asal Britania Raya yang didirikan pada tahun 1969) yang dibeli pada 1991.[3] Pada tahun 1988, SGE diakuisisi oleh Compagnie générale des eaux, yang kini bernama Vivendi.[5] Pada tahun 2000, SGE mengubah namanya menjadi Vinci.[3] Pada tahun 2001, Vinci mengakuisisi Groupe GTM, yang merupakan hasil penggabungan dari Dumez, yang didirikan pada tahun 1880, dengan GTM, yang didirikan pada tahun 1891.[3] Vinci kemudian mengakuisisi Autoroutes du Sud de la France pada tahun 2006,[6] dan Soletanche-Bachy, kontraktor spesialis geoteknik terbesar kedua di dunia, setelah Bauer, pada bulan Februari 2007.[7] Vinci juga membeli bisnis Taylor Woodrow Construction di Britania Raya pada bulan September 2008.[8] Vinci mengakuisisi Cegelec,[9] serta bisnis agregat dari Tarmac pada tahun 2010.[10] Vinci juga membeli Meteor Parking dari Go-Ahead Group pada bulan September 2010.[11] Pada tahun 2012, Vinci resmi membeli ANA Aeroportos de Portugal dengan harga €3.080 juta.[12] Pada bulan Desember 2013, Vinci memenangkan kontrak senilai €440 juta untuk membangun sebuah sistem jalan tol di Atlanta, Georgia.[13] Pada tahun 2014, Vinci menjual 75% saham Vinci Park ke sebuah konsorsium antara Ardian Infrastructure dan Crédit Agricole Assurances. Vinci Park kemudian diubah namanya menjadi Indigo. Pada bulan Juni 2016, Vinci menjual sisa saham Vinci Park yang masih mereka pegang ke konsorsium antara Ardian Infrastructure dan Crédit Agricole Assurances.[14] Pada tahun 2015, Vinci dan Orix memenangkan kontrak selama 45 tahun untuk mengoperasikan Bandar Udara Itami dan Bandar Udara Internasional Kansai di Prefektur Osaka, Jepang, dengan harga sekitar $18 milyar.[15] Pada bulan Maret 2017, Vinci berinvestasi di Brazil untuk mengoperasikan sebuah bandara di Salvador, Bahia selama 30 tahun.[16] Pada bulan Oktober 2017, Vinci membeli perusahaan konstruksi asal Australia, Seymour Whyte.[17] Pada bulan November 2017, perusahaan ini berinvestasi di Swedia untuk mengakuisisi Eitech dan Infratek, yang fokus pada proyek kelistrikan dan rekayasa.[18] Pada bulan Mei 2019, Vinci mengakuisisi 50,01% saham Bandar Udara Gatwick.[19][20] KepemilikanPemegang saham Vinci hingga tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:[21]
Data keuangan
Sumber: VINCI[22] Kompetitor
Sumber: Laporan Tahunan VINCI 2016 Analisis omsetHingga tahun 2013, omset Vinci dibagi menjadi sebagai berikut:[23]
Penjualan bersih Vinci dibagi menjadi berikut: Prancis (58,9%), Eropa (25,4%), Amerika Utara (3,9%), Afrika (3,5%), dan lainnya (8,3%). Proyek besarVinci dan pendahulunya telah terlibat dalam sejumlah proyek besar, antara lain:
Vinci juga terlibat dalam proyek HS2 lot N1 dan N2, sebagai bagian dari joint venture. Direncanakan selesai pada tahun 2031.[35] Referensi
Pranala luar |