Tullus Hostilius
Tullus Hostilius adalah raja ketiga dari Roma, memerintah dari sekitar tahun 673 SM hingga 642 SM. Tullus dikenal sebagai raja yang lebih agresif dibandingkan pendahulunya, Numa Pompilius, dan lebih mirip dengan Romulus dalam hal kebijakan militer. Ia memperluas wilayah Roma melalui serangkaian kampanye militer yang menaklukkan beberapa tetangga kota Roma. Kehidupan AwalTullus Hostilius lahir di Roma dan berasal dari keluarga ningrat. Ia adalah cucu dari Hostius Hostilius, seorang prajurit Romawi yang terkenal karena keberaniannya dalam pertempuran antara Romulus dan Sabine. Tullus tumbuh dengan keyakinan bahwa kekuatan militer adalah kunci untuk memperkuat Roma, dan gagasan ini mempengaruhi kebijakan pemerintahannya ketika ia menjadi raja. PemerintahanTullus Hostilius menjadi raja setelah kematian Numa Pompilius. Tidak seperti Numa, yang mengedepankan perdamaian dan penguatan institusi-institusi keagamaan, Tullus lebih fokus pada ekspansi dan militerisasi Roma. Masa pemerintahannya ditandai dengan serangkaian kampanye militer untuk memperkuat pengaruh Roma di wilayah sekitarnya. Perang dengan Alba LongaSalah satu peristiwa terpenting dalam masa pemerintahan Tullus Hostilius adalah perang dengan Alba Longa, kota asal leluhur Romawi. Tullus memutuskan untuk berperang dengan Alba Longa untuk memperluas kekuasaan Roma. Namun, untuk menghindari perang yang terlalu merusak, kedua kota menyetujui sebuah duel antara tiga saudara dari masing-masing kota untuk menentukan pemenang. Dari pihak Roma, tiga bersaudara Horatii dipilih, sedangkan dari pihak Alba Longa, tiga bersaudara Curiatii dipilih. Dalam duel ini, Horatii berhasil menang setelah salah satu dari mereka mengalahkan ketiga Curiatii. Kemenangan ini menandai kemenangan Roma atas Alba Longa, dan Tullus memerintahkan Alba Longa untuk tunduk di bawah kekuasaan Roma. Meskipun Alba Longa masih diizinkan memiliki otonomi internal, mereka harus memberikan dukungan militer kepada Roma. Penghancuran Alba LongaBeberapa waktu kemudian, Tullus menemukan bahwa Alba Longa berkhianat dan tidak setia kepada Roma. Sebagai tanggapan, ia memerintahkan penghancuran kota tersebut, dan penduduk Alba Longa dipindahkan ke Roma. Mereka diberikan kewarganegaraan Romawi, dan bukit Caelian menjadi tempat pemukiman baru bagi orang-orang Alba Longa. Langkah ini secara signifikan memperkuat posisi Roma dengan menambahkan populasi dan sumber daya baru ke dalam kota. Perang dengan Suku Sabine dan FidenaeSelain Alba Longa, Tullus Hostilius juga terlibat dalam perang dengan suku Sabine dan kota Fidenae. Tullus berhasil menaklukkan musuh-musuh ini, memperluas kekuasaan dan pengaruh Roma di wilayah Latium. Pemerintahan Tullus merupakan periode penting dalam transformasi Roma dari kota yang hanya berkuasa di wilayahnya sendiri menjadi kekuatan regional yang mampu mengalahkan musuh-musuhnya. Hubungan dengan AgamaTullus Hostilius tidak begitu memerhatikan ritual keagamaan seperti Numa Pompilius. Ia lebih fokus pada urusan militer dan politik. Namun, menurut legenda, saat Roma mengalami bencana kelaparan dan wabah penyakit, rakyat percaya bahwa Tullus telah mengabaikan para dewa dan mengabaikan kewajiban keagamaan. Tullus kemudian mencoba untuk mengadakan ritual guna menenangkan dewa Jupiter, tetapi dikatakan bahwa ia melakukan ritual tersebut dengan cara yang salah. Akibatnya, Tullus dikabarkan dibunuh oleh dewa Jupiter dengan sambaran petir sebagai hukuman atas ketidakpeduliannya terhadap agama dan ritual yang tidak benar. Meskipun cerita ini lebih merupakan legenda daripada fakta sejarah, kisah tersebut mencerminkan pandangan masyarakat Romawi tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan para dewa. Akhir KehidupanTullus Hostilius meninggal sekitar tahun 642 SM, setelah memerintah selama lebih dari 30 tahun. Setelah kematiannya, Roma kembali ke periode pemerintahan yang lebih religius di bawah Ancus Marcius, raja keempat Roma. Tullus juga dikaitkan dengan pembangunan Curia Hostilia, salah satu gedung sidang pertama untuk Senat Romawi, yang tetap digunakan hingga masa republik. Gedung ini menjadi simbol dari konsolidasi kekuasaan dan otoritas di bawah pemerintahan Tullus. Referensi
Pranala luar
|