Trinitas mustahilTrinitas mustahil (biasa disebut Trilema) adalah trilema ekonomi internasional yang menyatakan bahwa sebuah negara mustahil menerapkan tiga kebijakan di bawah ini secara bersamaan:
Trinitas mustahil ini merupakan hipotesis yang didasarkan pada paritas tingkat bunga terbuka dan hasil penelitian empiris bahwa negara-negara yang pernah mencoba menerapkan tiga kebijakan tersebut justru gagal melaksanakannya. Peristiwa bersejarahGabungan dari tiga kebijakan ini, yaitu nilai tukar tetap, arus modal terbuka, dan kebijakan moneter independen, dikenal sebagai penyebab krisis keuangan. Krisis peso Meksiko (1994–95), krisis keuangan Asia 1997 (1997–98), dan jatuhnya keuangan Argentina (2001–02)[1] sering dijadikan contoh kasus trinitas mustahil. Krisis Asia Timur (1997–98) diketahui terjadi akibat penggabungan tiga kebijakan yang melanggar konsep trinitas mustahil.[2] Negara-negara Asia Timur saat itu menjangkarkan mata uangnya ke dolar Amerika Serikat secara de facto (nilai tukar tetap),[3] mengizinkan pergerakan modal yang bebas (arus modal terbuka),[2] dan membuat kebijakan moneter yang independen secara bersamaan. Karena ada penjangkaran dolar secara de facto, investor asing dapat menanamkan modal di negara-negara Asia tanpa perlu mengkhawatirkan fluktuasi nilai tukar. Kedua, keterbukaan arus modal membuat investasi asing masuk tanpa hambatan. Ketiga, tingkat bunga jangka pendek di negara-negara Asia jauh lebih tinggi daripada tingkat bunga jangka pendek Amerika Serikat tahun 1990-1999. Berkat faktor-faktor tersebut, banyak investor asing yang menanamkan uangnya di Asia dan mendulang laba besar. Ketika keseimbangan perdagangan negara-negara Asia sedang baik, investasi akan terus berputar di negara tersebut. Ketika keseimbangan perdagangannya bergeser, investor langsung menarik uangnya sehingga memicu krisis Asia. Lihat pulaReferensi
|