Transportasi minyak bumiTransportasi minyak bumi adalah proses memindahkan minyak bumi maupun turunannya, seperti bahan bakar.[1] Minyak bumi dapat dipindahkan dengan menggunakan gerbong ketel, truk, kapal tanker, maupun jalur pipa. Moda mana yang digunakan tergantung pada jumlah minyak bumi yang akan dipindah maupun tujuannya. Masalah terbesar dalam pemindahan minyak bumi adalah polusi dan potensi kebocoran, karena minyak bumi sangat sulit untuk dibersihkan dan berbahaya bagi makhluk hidup. MetodeKapal lautKapal tanker dan tongkang dapat membawa minyak ke seluruh dunia. Kapal pun dapat membawa banyak minyak bumi dalam sekali perjalanan dengan biaya yang sangat murah. Kapal tanker juga menjadi satu-satunya cara paling praktis untuk membawa minyak menyeberangi samudera. Biasanya kapal tanker besar digunakan untuk memindahkan minyak antar benua. Tongkang berfungsi mirip seperti kapal tanker, namun berukuran lebih kecil dan tidak memiliki mesin penggerak sendiri. Tongkang biasanya didorong ataupun ditarik oleh kapal tunda, sehingga tongkang tidak efektif untuk memindahkan minyak dalam jarak jauh. Tongkang pun hanya digunakan untuk memindahkan minyak dalam jarak dekat maupun di laut dengan ombak yang tidak terlalu tinggi.[2] Jalur pipaJalur pipa digunakan untuk memindahkan minyak bumi dari tambang ke kilang maupun ke fasilitas penyimpanan. Jalur pipa dipandang sebagai cara paling efektif untuk memindahkan minyak di daratan.[3] Pertama-tama, minyak bumi dikumpulkan di mulut tambang, atau di tempat tertentu di dekat mulut tambang. Lalu minyak bumi dipompa melalui jalur pipa ke kilang. Jalur pipa pun dapat digunakan untuk mengirimkan hasil olahan minyak bumi, seperti bensin, solar, maupun avtur, dari kilang ke terminal bahan bakar ataupun langsung ke pembeli. Jalur pipa tidak hanya berupa pipa, namun juga dilengkapi beberapa komponen sebagai pendukung, seperti pompa pendorong untuk menjaga laju minyak, dan area inspeksi untuk memastikan bahwa minyak tidak terkontaminasi. Walaupun memerlukan biaya pemasangan yang lebih besar, jalur pipa dapat dioperasikan dengan biaya yang lebih murah daripada metode lain.[3] Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan jalur pipa inipun tidak terlalu banyak.[4] Walaupun begitu, ada beberapa kondisi yang membuat jalur pipa tidak lebih murah. Contohnya adalah transportasi minyak menyeberangi samudera, yang lebih murah dilakukan dengan kapal tanker daripada dengan jalur pipa. Kereta apiKereta api menjadi cara lain untuk memindahkan minyak di daratan. Pertama-tama, minyak dimuat ke dalam gerbong tangki, dan kemudian ditarik oleh lokomotif dari kilang ke terminal bahan bakar. Kereta api dapat membawa banyak minyak dengan menggunakan beberapa gerbong tangki sekaligus. Tiap gerbong tangki dapat membawa cukup banyak minyak, seperti gerbong tangki DOT-111 yang dapat membawa 34.500 galon AS (820 bbl; 131 m3).[5] Jika ada sepuluh gerbong tangki DOT-111 yang dirangkaikan menjadi satu, maka rangkaian tersebut dapat membawa 345.000 galon AS (8.200 bbl; 1.310 m3) minyak. Lokomotif yang digunakan untuk menarik gerbong tangki biasanya memiliki tenaga besar dan dapat dirangkaikan dengan lokomotif lain, sehingga dapat meningkatkan jumlah tangki yang dapat ditarik. Gerbong tangki biasanya digunakan untuk membawa hasil olahan minyak bumi, dari kilang ke terminal bahan bakar, bukan minyak bumi mentah.[6] Gerbong tangki umum digunakan untuk memindahkan bahan bakar dalam jarak jauh, yang belum dapat dijangkau oleh jaringan pipa. Jalur pipa vs. gerbong tangkiPerdebatan publik mengenai jalur pipa dan gerbong tangki terus berkembang selama beberapa dekade terakhir, semenjak jumlah minyak yang diangkut dengan gerbong tangki terus meningkat.[7][8] Perdebatan kembali memanas pada tahun 2013 setelah terjadinya tragedi Lac-Mégantic di Quebec, saat sebuah kereta barang anjlok dan menumpahkan 5,56 juta liter[9] minyak mentah, dan menyebabkan ledakan yang menghancurkan sebagian besar pusat kota. Pada tahun yang sama, sebuah kereta api yang membawa propane dan minyak mentah anjlok di dekat Gainford, Alberta, menyebabkan dua ledakan, namun tidak ada yang terluka maupun tewas dalam kejadian ini.[10] kecelakaan Kereta api inipun meningkatkan kesadaran masyarakat tentang belum kuatnya peraturan perkeretaapian mengenai pengangkutan minyak mentah. Kegagalan jalur pipa juga terjadi, contohnya pada tahun 2015 saat jalur pipa milik Nexen retak dan membocorkan 5 juta liter minyak mentah, dengan luas area terdampak mencapai 16.000 m2 di fasilitas milik Nexen di Long Lake, selatan Fort McMurray.[11] Walaupun jalur pipa dan gerbong tangki umumnya cukup aman, keduanya tetap membawa risiko. Namun banyak penelitian menyimpulkan bawa jalur pipa lebih aman, berdasarkan kerugian dari beberapa kejadian sebelumnya dibandingkan dengan jumlah minyak yang dibawa tiap hari.[12][13] Antara tahun 2004 dan 2015, peluang insiden perkeretaapian di Kanada 2,6 kali lebih besar daripada peluang insiden jalur pipa, per ribuan barel minyak.[14] Peluang insiden kereta pengangkut produk gas alam juga 4,8 kali lebih besar daripada peluang insiden jalur pipa gas alam.[14][15] TrukTruk tangki berfungsi mirip seperti gerbong ketel, namun truk biasanya hanya digunakan untuk memindahkan minyak dari terminal bahan bakar ke SPBU atau langsung ke pembeli, karena kapasitasnya lebih kecil dan dapat melintasi jalan umum. Terkadang truk tangki juga digunakan untuk membawa minyak mentah dari tambang ke kilang, saat belum tersedia jalur pipa maupun metode transportasi lain.[6] Tangki yang dipasang pada truk umumnya dapat menampung 8.000 hingga 32.000 liter bahan bakar.[16] Referensi
Pranala luar
|