Titik ekuivalen atau titik stoikiometri suatu reaksi kimia adalah suatu titik ketika asam dan basa dalam jumlah yang sama telah bercampur. Dalam kata lain, mol asam sama dengan mol basa dalam persamaan kimianya; rasionya sendiri tidak harus 1:1, tetapi rasio keduanya harus sama di dalam persamaan tersebut. Titik ekuivalen dapat dicari dengan menggunakan indikator seperti fenolftalein atau metil jingga.
Sementara itu, "titik akhir titrasi" mengacu kepada titik ketika indikatornya mengubah warna larutan pada saat titrasi.
Metode untuk menentukan titik ekuivalen
Terdapat beberapa metode untuk menentukan titik ekuivalen, seperti:
substansi yang mengubah warna larutan setelah terjadinya perubahan kimia. Indikator asam-basa (seperti fenolftalein) akan berubah warnanya tergantung pada pHnya. Indikator redoks juga sering kali digunakan. Cara menggunakannya adalah dengan menjatuhkan setetes larutan indikator ke dalam larutan yang akan dititrasi; saat warnanya berubah, titik akhir telah tercapai, dan di sini titik ekuivalennya dapat diperkirakan.
Konduktan
konduktivitas larutan bergantung pada ion yang terkandung di dalamnya. Selama titrasi, konduktivitas sering kali berubah (contohnya, selama titrasi asam-basa, ion H3O+ dan OH− bereaksi untuk membentuk H2O yang netral, yang mengubah konduktivitas larutan).
berlaku untuk reaksi yang menghasilkan endapan saat titrasi. Contohnya adalah reaksi antara Ag+ dan Cl− yang membentuk garam AgCl yang tidak dapat larut. Namun, hal ini malah menyulitkan penentuan titik akhir, sehingga titrasi endapan perlu dilakukan..
Kaloriometer titrasi isotermal
kalorimeter titrasi isotermal menggunakan panas yang dihasilkan atau dikonsumsi oleh reaksi untuk menentukan titik ekuivalennya.
Titrimetri termometrik
metode ini menentukan titik ekuivalen dari tingkat perubahan suhu