Terompong beruTerompong beruk adalah alat musik gamelan tradisional yang unik dan langka namun cukup sederhana. Menurut cerita yang didapat, berkaitan erat dengan pembangunan sebuah Pure Pemaksan di Bangle. Pada saat pembangunan telah selesai dan akan melaksanakan upacara pemelaspas, ngenteg linggih dan piodalan serta dilengkapi dengan pertunjukkan tari sakral; tetapi masyarakatnya belum memiliki gamelan untuk mengiringi upacara dan tarian tersebut. Terompong beruk pada mulanya merupakan alat musik dari paduan kayu likuan sebagai bilahnya dan resenatornya memakai batok kelapa atau dikenal dengan nama istilah "beruk". Kemudian pada bilah yang mulanya dari paduan kayu likuan diganti menjadi besi dengan harapan agar suaranya merdu serta menambah beberapa perangkat alat gamelan, sehingga menjadi satu set gamelan terompang beruk. satu set gamelan tersebut terdiri dari:[1]
Ciri khas gamelan ini terletak pada kotak resonansinya yang terbuat dari beruk atau batok kelapa yang digantung di bawah bilah-bilah yang berfungsi sebagai resonator.[2] SejarahSecara sekilas, keberadaan terompong Beruk bisa ditelusuri dari cerita para tokoh masyarakat dan pinisepuh Bangle. Cerita tersebut diwariskan secara turun temurun hingga generasi sekarang. Pada mulanya, terompang beru hanya dikenal di sekitar masyarakat Bangle saja, namun lambat laun Terompang beruk dikenal luas pada tahun 1979 ketika Seeka (sebuah nama grup) Terompang Beru Bangle mewakiliki kabupanten Karangasem tampil pertama kalinya dalam Pesta Kesenian Bali di Denpasar.[3] Rujukan
|