Tepak sirih

Tepak Sirih Melayu

Tepak sirih adalah alat yang digunakan sebagai wadah untuk ramuan dan perlengkapan memakan sirih dalam budaya Melayu. Secara umum alat ini disebut tempat sirih dan alat alamiah, walaupun yang ditempatkan di dalamnya bukan hanya sirih saja, segala macam perlengkapan termasuk ramuan yang diperlukan yang sehubungan dengan makan sirih seperti pinang, getah gambir dan bahan-bahan alamiah lainnya yang berdasarkan tumbuh-tumbuhan.[1]

Tepak sirih juga dianggap sebagai salah satu peralatan kelengkapan rumah tangga tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan. Tepak sirih merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk menampung sirih, ramuan seperti getah gambir dan pinang, serta segala perlengkapan yang digunakan untuk memakan sirih. Tepak sirih adalah simbol penghormatan pada acara penyambutan tamu, pernikahan, atau acara adat lainnya dalam budaya Melayu, terutama Melayu Palembang.[2]

Fungsi sirih dalam kehidupan Masyarakat Melayu Palembang terdapat peran tepak sirih sebagai media interaksi dalam aktivitas sosial dan budaya, Dalam kegiatan sehari-hari sirih dijadikan dalam kebiasaan nginang (menyirih), kemudian sirih digunakan dalam ritual adat perkawinan dan seni tari Melayu Palembang. Dalam kegiatan sosial ekonomi, sirih memiliki makna dan simbol sebagai filosofi kehidupan masyarakat Melayu Palembang dalam aspek sosial, budaya, dan kesehatan.[3]

Sejarah

Dalam budaya masyarakat Melayu, Tapak sirih merupakan peralatan yang selalu ada di acara adat Melayu. Di dalam tepak sirih terdiri dari berbagai bahan-bahan yang digunakan untuk memakan sirih, seperti daun sirih, pinang, kapur, gambir, cengkeh, kacip, dan tembakau.

Dulang Tepak sirih terdiri dari dua bagian. Pada bagian atas, empat cembul disusun dengan urutan seperti pinang, kapur, gambir, dan tembakau. Pada bagian bawah dulang Tepak Sirih, susunan terdiri dari cengkeh, daun sirih, dan kacip (gunting untuk membelah pinang).[4]

Rujukan

  1. ^ Saleh, Abdullah (1987). PERALATAN HIBURAN DAN KESENIAN TRADISIONAI. I DAERAH SUMATERA SELATAN (PDF). JAKARTA: DEP ARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDA Y AAN PROYEK INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI KEBUDAY AAN DAERAH. hlm. 27. 
  2. ^ Saleh, Abdullah (1987). Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Sumatera Selatan (PDF). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 27–40. 
  3. ^ "Makna Simbol Sirih Dikehidupan Masyarakat Melayu Palembang". 
  4. ^ Wenny, Raras (3 Januari 2023). "Tepak Sirih: Simbolisme Budaya dalam Pernikahan Adat Melayu". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2 Oktober 2023. 
Kembali kehalaman sebelumnya