Tegal Pesisir Karnaval
Tegal Pesisir Karnaval adalah peristiwa budaya yang digelar dalam bentuk karnaval busana yang dimulai sejak tahun 2012 di Kota Tegal, Jawa Tengah. Karnaval ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Tegal dalam rangkaian acara peringatan hari jadi. Dengan mengangkat potensi daerah, acara ini mencanangkan tema-tema antara lain Go green dan Kembali Bersahabat dengan Alam.[1][2][3][4][5][6] Latar belakangTegal Pesisir Karnaval merupakan acara tahunan yang digagas oleh Erwindho Hascaryo, diselenggarakan sejak 2012 oleh pemerintah Kota Tegal, bekerja sama dengan Cipta Kreasi Anak Indonesia, dalam rangka rangkaian peringatan hari jadi kota tersebut. Perarakan yang diikuti oleh ratusan peserta yang terbagi dalam beberapa devile itu dimulai dari halaman gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tegal, masuk ke jalan Veteran, dilanjutkan ke jalan Pangeran Diponegoro, belok kiri ke jalan Kartini, lalu masuk ke jalan K.H. Wahid Hasyim, dan berakhir di Alun-alun. Devile pembuka jalan adalah kelompok drum band, berada di barisan paling depan. Selanjutnya diikuti oleh devile-devile lain yang menampilkan keragaman budaya, terutama Tegal, yang diekspresikan melalui berbagai rancangan busana. Dengan mengambil waktu malam hari, didukung pencahayaan memadai, menjadikan Tegal Pesisir Katnaval sebagai tontonan yang meriah, disaksikan oleh masyarakat dan wisatawan di sepanjang rute yang dilewati. Dalam karnaval tersebut, wali kota beserta kepala dinas, kepala badan, dan kepala bagian merupakan salah satu devile dengan mengenakan pakaian adat Jawa Tegalan. Tujuan penyelenggaraan Tegal Pesisir Karnaval adalah untuk mengenalkan potensi daerah ke kancah nasional, bahkan dunia, menarik minat para wisatawan untuk datang ke Kota Tegal, dan ikut menghidupan sektor riil yang menjadi napas perekonomian para pedagang usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM). PesertaPada penyelenggaraan pertama, Tegal Pesisir Karnaval hanya diikuti oleh kelompok-kelompok dari Kota Tegal saja sebagai perkenalan. Namun untuk penyelenggaraan berikutnya, panita pelaksana telah membuka peluang bagi kelompok lain dari berbagai kota seluruh Indonesia untuk ikut berperan dalam hajat budaya ini. Namun salah satu syarat yang harus diikuti adalah, peserta diwajibkan menggunakan produk-produk dari Kota Tegal semisal songket, batik, tenun, dan hasil kerajinan lainnya. Sebelum berlaga dalam event ini, seluruh peserta mengikuti workshop selama dua hari dan gladi bersih menjelang acara. Lihat pulaReferensi
Pranala luar |