Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai adalah taman nasional yang terletak di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Rawa Aopa Watumohai ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1989, dan memiliki wilayah seluas 1.050 km². Ketinggian taman ini bervariasi dari beberapa meter di atas permukaan laut hingga ketinggian 981 meter. Taman ini memiliki beragam vegetasi, seperti hutan bakau. Di taman nasional ini juga terdapat babi rusa, anoa dan 155 spesies burung, 37 di antaranya endemik. Selain itu, di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdapat 323 spesies tanaman. SejarahAwalnya, kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai merupakan kawasan hutan dengan fungsi sebagai taman buru. Fungsi ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.648/Kpts/Um/10/1976. Wilayahnya meliputi Gunung Watumohai, sungai Roraya dan sungai Langkowala. Lahannya seluas 50.000 ha. Rawa Aopa awalnya bukan hutan suaka alam maupun hutan wisata. Ini dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1967. Rawa Aopa baru ditetapkan sebagai hutan suaka alam pada tahun 1980. Penunjukannya ditetapkan oleh Menteri Pertanian dengan lahan seluas 71.400 ha. Tujuan penetapan ini untuk menjadikan kawasannya sebagai cadangan hutan untuk cagar alam. Penetapan ini berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pertanian no. 22/Ment/III/1980 tanggal 10 Maret 1980. Usulan pembentukan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai disampaikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara yang bernama Alala pada tanggal 18 Februari 1983. Diskusi dilakukan dengan Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara. Nama awal yang diusulkan adalah Taman Nasional Gunung Watumohai-Rawa Aopa.[1] Kondisi geografiDalam pembagian administratif Indonesia, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai masuk dalam wilayah 4 kabupaten. Masing-masing yaitu Kabupaten Konawe seluas 6.238 Ha, Kabupaten Konawe Selatan seluas 40.527 Ha, Kabupaten Kolaka seluas 12.824 Ha dan Kabupaten Bombana seluas 45.605 Ha. Ekosistem di taman nasional ini ada 4 macam yaitu sabana, hutan bakau, rawa dan hutan hujan tropika. Bentang lahan yang ada berupa pemandangan alam, daerah aliran sungai dan hutan. Kondisi geografis ini digunakan sebagai kawasan perlindungan bagi flora dan fauna. Selain itu, kondisi tersebut dimanfaatkan untuk wisata alam dan ekowisata. Taman nasional ini juga dibagi dengan sistem zonasi. Zonasi ditentukan berdasarkan tujuannya yaitu penelitian dan ilmu pengetahuan, pendidikan, budi daya, pariwisata, dan rekreasi alam.[2] Rawa AopaRawa Aopa merupakan salah satu lahan basah dengan kondisi rawa gambut air tawar. Keberadaan rawa ini menjadi pusat dari Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Masyarakat setempat menjadikan rawa ini sebagai sumber kehidupan. Rawa Aopa telah ditetapkan sebagai situs Ramsar. Di dalamnya terdapat habitat bagi beragam spesies burung air. Luas lahan Rawa Aopa sekitar 31.400 ha. Pengelolaan lahannya hanya sekitar 13.608,34 ha.[3] Referensi
Pranala luar
|