Suryadman Gidot, S.Pd.[1] (lahir 15 Mei 1971) adalah bupati Bengkayang yang menjabat dua periode yakni 2010-2015 dan 2016-2021. Ia dan pasangannya Agustinus Naon berhasil memenangkan Pilkada Bengkayang 2015 dengan perolehan 55.200 suara (50,53%). Sebelumnya ia menjabat sebagai wakil ketua DPRD Bengkayang dan wakil bupati periode 2005-2010.
Riwayat Pendidikan
- SD Negeri 5 Pejampi (1980–1986)
- SMP Negeri 1 Seluas (1986–1989)
- SMA Talenta Singkawang (1989–1992)
- S-1 Universitas Tanjungpura Fakultas Pendidikan Pontianak (1992–1998)
Pengalaman Organisasi
- Ketua FMPKB Prov. KALBAR (1996–1998)
- Ketua HKTI Kabupaten Bengkayang (2003)
- Ketua Harian KONI Kab. Bengkayang (2005–2010)
- Ketua FPTI Kab. Bengkayang (2002–2004)
- Dewan Pakar PIKI Prov. KALBAR (2006–)
- Ketua Pemuda Demokrat Kab. Bengkayang (2002–2005)
- Wakil Ketua PORT Kab. Bengkayang (2003)
- Pengurus Dewan Pendidikan Kab. Bengkayang (2002–2005)
- Sekretaris DAD Kab. Bengkayang (2000–2005)
- Ketua BNK Kab. Bengkayang (2005–2010)
- Ketua KTPI Kab. Bengkayang (2006)
- Ketua Kwarcab Pramuka Kab. Bengkayang (2007–2011)
- Ketua Yayasan Pendidikan Borneo Bengkayang (2001–2005)
- Penasehat DPC PIKI Kab. Bengkayang (2003–2006)
- Penasehat DPC GAMKI Kab. Bengkayang (2007–2011)
- Anggota Pendiri Akademi Bumi Sebalo Bengkayang
- Anggota Pendiri TK Anugerah Bengkayang
- Anggota Pendiri SMP Shalom Bengkayang
- Anggota Pendiri SMA Shalom Bengkayang
- Penasehat KNPI Kab. Bengkayang (2003)
- Pengurus KNPI KALBAR Bid. Hubungan Luar Negeri (2011)
- Ketua Pemuda Pancasila Kab. Bengkayang (2007–2011)
- Ketua LPPD Kab. Bengkayang (2001–2004)
Pengalaman Kerja
- Tenaga Sukarela YSKM Bengkayang (1998–1999)
- Kepsek SMK YPSD Bengkayang (1999–2000)
- Kepsek SMA Borneo Bengkayang (2000–2004)
- Anggota DPRD Kab. Bengkayang (2004–2005)
- Wakil Bupati Bengkayang (2005–2010)
- Bupati Bengkayang (2010–2015)
- Bupati Bengkayang (2016–2019)
Akhir Jabatan
Pada tanggal 3 September 2019 Suryadman Gidot ditangkap tangan bersama Kadis PUPR Kabupaten Bengkayang dan 5 orang Kontraktor oleh Komisi Pemberantasan Korupsi di Pontianak, kasus yang dialaminya adalah kasus penerimaan suap sebesar Rp. 340 Juta↵
Referensi