Sungai Belait
Sungai Belait adalah sebuah sungai di Daerah Belait, Brunei Darussalam. Sungai ini merupakan sungai terpanjang dari empat sungai utama di negara ini.[1] SejarahSelama Perang Dunia II sejak tahun 1941 dan seterusnya, seluruh Brunei berada di bawah pendudukan Jepang hingga tahun 1945.[2] Pada tanggal 26 Mei 1979, satu-satunya gudi kering terapung Borneo tiba di Sungai Belait.[3] Setelah ditarik dari Melbourne oleh kapal tunda Jepang selama 50 hari, dermaga kering buatan Australia tahun 1943, yang sebelumnya bernama AD 1001, diakuisisi oleh Galangan Kapal Kuala Belait.[4][5][6] SitusKuala Belait merupakan salah satu permukiman manusia terbesar di distrik yang dilalui sungai ini,[3] sedangkan di tepi barat terdapat Kampung Sungai Teraban dan Kampung Rasau.[7] Jika ke arah hulu akan menuju Mukim Kuala Balai.[8] Beberapa situs bersejarah Brunei terletak di sepanjang tepi sungai, termasuk Menara Cendera Kenangan, sebuah monumen untuk merayakan ulang tahun ke-50 Sultan Hassanal Bolkiah.[9] Pelabuhan Kuala Belait adalah salah satu dari tiga pelabuhan yang ada di Brunei dan dioperasikan oleh Brunei Shell.[10] Dermaga komersial dangkal yang lebih kecil dan galangan kapal laut terletak di selatan pelabuhan utama di Kampung Sungai Duhon. Lihat pulaReferensi
|