Sukorejo, Karangbinangun, Lamongan
Sukorejo adalah desa yang berada di kecamatan Karangbinangun, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Indonesia. Sejarah dan MonografiBahwa Desa sukorejo merupakan satu kesatuan tiga dusun yaitu Wedeng,Gundik dan Mengai yang masing-masing mempunyai latar belakang sejarah tentang asal mula adanya dusun tersebut yang diantaranya : 1.Dusun Wedeng Dusun wedeng bagian dari Desa Sukorejo yang paling selatan, dari nama wedeng berasal dari kata wideng yaitu sebuah nama binatang laut semacam yuyu atau kelampat. Maklum wilayah dusun tesebut bonorowo dengan dataran rendah yang dulu banyak di tempati binatang wideng yang kabetulan ketika jaman pailet orang dahulu banyak makan nasi buah terate dengan ikan wideng, Yuyu atau kelampat sehingga banyak orang yang mencari wideng di tempat itu. Sedang siapa orang yang membubak/babak dusun wedeng tersebut masi ada dua pendapat yang berbeda. Sebagian orang ada yang meyakini yang membuka dusun tersebut adalah seorang yang sudah meninggal dan dimakamkan disebelah utara kuburan umum, yang banyak orang menyebut mbah rojo kuno konon yang punya nama asli SYAMSUDDIN dan dari sumber yang lain menyebut namanya SYEH ABD. MALIK Dan sebagian orang mempunyai keyakinan bahwa yang membuka/babak dusun wedeng adalah seorang yang telah meninggal dunia yang pusaranya mempunya ukuran panjang dengan tanda batu nisan hanya satu terbuat dari batu yang lebarnya berbeda dengan pusara dan batu nisan orang biasanya. Orang tersebut diyakini berasal dari keturunan orang berkebangsaan Timur Tengah yang dulu mempunyai tugas menyiarkan agama islam dikawasan atau wilayah Bonorowo. 2.Dusun Gundik Dusun Gundik merupakan dari Desa Sukorejo yang letaknya diapit oleh dusun wedeng dan mengai, sedang di wilayah dusun tersebut semula ditempati Gundik yang sinonimnya anak rayap yang sangat banyak sekali, sampai ada beberapa pundukan tanah yang dikerumuni binatang tersebut, dari kejadian itu sangat membuat perhatian untuk membersikan dengan maksud ditempati sebagai pemukiman. Selanjutnya dari nama rayap tersebut, maka oleh banyak orang ditirukan sebagainama perkumpulan rumah yang mendiami tanah tersebut. 3.Dusun Mengai Dusun Mengai bagian dari Desa Sukorejo paling utara, konon mamiliki cerita bahwa orang yang paling berjasa adalah mbah SENTONO atau sentanu, beliau memiliki saudara laki-laki yang bernama mbah japrang di Cluring Kecamatan Kalitengah, dari peristiwa dua saudara ini, menjadi bibit permulaan nama dusun mengai. Mbah Sentono memang saudara mbah Japrang yang sedikit lebih jelek ketampanannya dibanding dengan saudaranya, namun keunggulannya beliau memiliki istri yang lebih cantik dibanding dengan istri saudaranya yang lebih ganteng, namun pada suatu hari kenyataan itu menumbukan keinginan dan niatan untuk mancuri istri saudaranya yang cantik itu, karena sudah dibawah lari maka tak urung membuat marah suaminya ( Mbah Sentono ), dengan kemarahannyan, maka membuat mbah sentono menggrutu dan mengumpat mbah Japrang semakin menjadi-jadi, istilah orang jawa “ olehe alok ora kurang-kurang sampek dolek-dolek ; artinya mbah sentono mengumpat mbah japrang karena membawah istrinya asal buka mulut atau asal mengo cangkeme, dengan kejadian ini maka orang keturunan mbah sentono dinamai mengo atau mengai. Dari peristiwa itu diyakini oleh kedua masyarakat yakni masyarakat mengai dan cluring kalitengah tidak boleh mengadakan hubungan baik bekerja maupun perjodohan, sampai-sampai salah satu masyarakat desa tersebut tidak boleh membawa milik atau kepunyaan masyarakat desa yang lain. Kondisi Umum Desa Demografi Wilayah Desa Sukorejo secara Geografis berada di posisi 7’21° - 7°31’lintang selatan dan 110°10’ - 111°40’ bujur timur. Dengan Toporafi wilayah Desa Sukorejo berada pada ketinggian 0 – 35 m dari permukaan air laut, dimana kondisi daratan dengan kemiringan <3% sebanyak 223 Ha dan berombak dengan kemiringan 3.1 – 15 % sebanyak 25 Ha. Angka curah hujan rata-rata cukup rendah, sebesar 1.112,4 mm pertahun sebagaimana daerah lain di Indonesia, Desa Sukorejo beriklim tropis dengan tingkat kelembaban udara lebih kurang 65% dan suhu udara rata-rata 24 – 32 °C, serta curah hujan terendah terjadi pada bulan juni sampai dengan Oktober. Iklim Desa Sukorejo. sama dengan iklim keseluruhan Kabupaten Lamongan, yakni iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim hujan antara bulan Nopember – April dan musim kemarau antara bulan April - Nopember. Adapun pembagian wilayah pemerintahan Desa Sukorejo terdiri atas 3 Dusun dengan 11 Rukun Tetangga (RT) yang meliputi : Dusun Wedeng terdiri atas 6 Rukun Tetangga; Dusun Gundik terdiri atas 1 Rukun Tetangga; Dusun Mengai terdiri atas 4 Rukun Tetangga; Luas wilayah Desa Sukorejo sebesar 3.028.978 m2. Untuk aktifitas kegiatan perekonomian masyarakat pada umumnya yaitu pertanian yang terdiri dari Lahan Sawah atau tambak 2.998.417 Selebihnya untuk lahan pemukiman seluas 30.531 m2 Perbatasan
Dusun
|