Stasiun Medari

Stasiun Medari
Medari
Eks-Stasiun Medari yang kini menjadi posyandu.
Lokasi
Koordinat7°40′52″S 110°20′15″E / 7.6811152°S 110.3375065°E / -7.6811152; 110.3375065
Operator
Letak
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka1 Juli 1898
Ditutup1976
Cagar budaya Indonesia
Bekas Stasiun Medari
KategoriBangunan
No. RegnasKB003561
No. SK5.9/Kep.KDH/A/2018
Tanggal SK9 Januari 2018
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Medari (MDI) adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Caturharjo, Sleman, Sleman. Stasiun ini termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset VI Yogyakarta.

Stasiun ini dahulu dibangun sebagai bagian dari jalur kereta api Yogyakarta–Magelang oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), yang dibuka pada tanggal 1 Juli 1898.[3]

Memasuki tahun 1970, penumpang di stasiun ini menurun drastis karena kereta api saat itu berjalan dengan kecepatan sangat pelan. Mereka lebih memilih menggunakan moda transportasi lain seperti bus, mobil, dan lain-lainnya. Karena terus merugi, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) terpaksa menutup jalur ini pada tahun 1976.[4]

Penutupan ini juga dilakukan menyusul letusan Gunung Merapi pada tahun 1972 hingga 1976 yang menyebabkan banjir lahar dingin serta menyebabkan terputusnya Jembatan Krasak pada tahun 1975.[5]

Dikisahkan bahwa ketika pada masa perjuangan pasca kemerdekaan Indonesia, stasiun ini pernah dibakar, namun setelah itu dibangun pada lokasi yang sama. Sekitar 70 persen bangunan stasiun Medari ini masih asli. Meskipun sudah samar, tulisan maupun dudukan telegraf masih ada.[6] Tulisan masih menempel di gunungan bangunan sebelah luar kiri dan kanan. Besi tiang telegraf masih terpancang di atas atap bangunan stasiun Medari.[5] Akan tetapi kini, papan nama tersebut sudah dihilangkan.

Dahulu layanan yang melintas di lintas Yogyakarta-Secang antara lain kereta api Taruna Ekspres dan Borobudur Ekspres yang semuanya ditarik lokomotif uap. Perjalanan Jogja-Magelang ditempuh selama 1 jam 30 menit menyusuri pinggir Jalan Magelang dan melewati Kota Sleman.

Setelah ditutup pada tahun 1976, kini stasiun Medari berubah menjadi posyandu dan perpustakaan. Dahulu, saat masih aktif, stasiun ini mempunyai jalur cabang menuju sebuah pabrik gula (PG Medari) yang terletak di sebelah stasiun ini.

Underpass Ganjuran

Underpass Ganjuran yang sudah ditumbuhi rumput-rumput liar dan lumut.

Tidak jauh dari stasiun Medari terdapat sebuah Underpass Ganjuran yang saat ini masih dipergunakan sebagai tempat melintas warga. Underpass atau "terowongan" ini berada pada jalur kereta api di tengah sawah dan ladang milik penduduk. Dahulu jalur rel yang ada di sekitar underpass ini lebih tinggi daripada tanah di sekitarnya. Namun kini jalur rel menjadi jalan setapak dan masih dapat ditelusur. Jalur ini menuju dusun Cungkuk Kidul, dan rel yang ada di situ berubah menjadi gang.

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Archiv Für Eisenbahnwesen. 58. 1935. 
  4. ^ Kurniawan, Hendy (2014-02-04). "Menelusuri Jejak Jalur KA Yogya-Magelang". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2018-10-20. 
  5. ^ a b (Indonesia) Tribun Jogja: Stasiun Medari Pernah Dibumihanguskan
  6. ^ "Bekas Stasiun Medari | TeamTouring". teamtouring.net (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-11. Diakses tanggal 2018-10-20. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Ngebong
menuju Secang
Secang–Yogyakarta Sleman
menuju Yogyakarta


Kembali kehalaman sebelumnya