Stasiun Banjarsari (Lahat)

Stasiun Banjarsari

Stasiun Banjarsari
Lokasi
Ketinggian+47 m
Operator
Letak
Jumlah peron2 (satu peron sisi yang rendah dan satu peron pulau yang agak rendah)
Jumlah jalur3 (jalur 2: sepur lurus)
LayananSimpangsari serta persilangan-penyusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • BJI
  • 6205[2]
  • BANJAR
KlasifikasiI[2]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Banjarsari (BJI) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Arahan, Merapi Timur, Lahat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +47 meter ini termasuk dalam Divisi Regional III Palembang serta merupakan stasiun yang letaknya paling selatan di Kabupaten Lahat. Meskipun diberi nama Banjarsari, stasiun ini tidak terletak di Desa Banjarsari, tetapi terletak di sebelah utara desa tersebut.

Awalnya, stasiun ini memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus, dengan sepur badug menyambung di jalur 1. Namun, sejak pengoperasian tempat bongkar-muat kontainer modifikasi untuk KA angkutan batu bara swasta Sumsel per 1 November 2017 di seberang stasiun ini,[3] jalurnya kemudian ditambah menjadi tiga dengan jalur 1 dan 3 merupakan sepur belok panjang (long siding). Jalur-jalur ini cukup untuk memuat satu rangkaian KA batu bara Sukacinta.

Sejak diberlakukannya Gapeka baru per 1 Desember 2019, stasiun ini kini menjadi terminus bagi sebagian besar perjalanan KA batu bara swasta Sumsel (KA Simpangsari). Stasiun ini juga tetap melayani persilangan dan penyusulan antarkereta api, tetapi tidak melayani keberangkatan dan kedatangan penumpang. Di antara stasiun ini dan stasiun Muara Enim kini terdapat stasiun baru, yaitu Muara Lawai, yang dikhususkan untuk KA Simpangmuara dan Baralawai.

Layanan kereta api

Barang

Insiden

  • Pada 6 Juli 2005, sekitar pukul 14.45 WIB, dua kereta api Bukit Serelo dengan nomor S7 dan S8 bertabrakan di stasiun Banjarsari. Pada awalnya, pukul 14.00, KA S7 dengan lokomotif CC201 tujuan stasiun Lubuklinggau berhenti di emplasemen stasiun untuk menunggu bersilang dan tukar lokomotif dengan KA S8 yang ditarik lokomotif BB203 tujuan stasiun Kertapati. Setelah 45 menit, KA S8 datang dan seharusnya berhenti di sinyal masuk yang berkedudukan tidak aman, tetapi kereta tersebut justru tetap melaju hingga menabrak KA S7, menyebabkan salah satu kereta dari KA S7 anjlok sebanyak 2 as roda. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini, tetapi sebanyak 25 orang mengalami luka - luka.[4]
  • Pada tanggal 26 Juli dan 23 Oktober 2018, sekelompok ibu-ibu warga sekitar Stasiun Banjarsari memblokade akses masuk ke area bongkar-muat kontainer modifikasi untuk angkutan batu bara Sukacinta. Kejadian ini merupakan buntut dari masalah polusi debu yang diakibatkan oleh aktivitas bongkar muat di stasiun tersebut, yang setiap harinya mengganggu aktivitas warga, yang pada akibatnya warga menuntut uang kompensasi atas debu yang beterbangan di permukiman warga tersebut.[5][6]

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Isa, Firwanto M. "Diresmikan, Stasiun Banjar Sari Sebagai Pengangkut Batu Bara". Pelita Sumsel. Diakses tanggal 2019-06-20. 
  4. ^ "Dua KA Serelo Tabrakan di Banjarsari" (PDF). Sriwijaya Post. 12-10-2005. Diakses tanggal 03-10-2024. 
  5. ^ lahathotline. "TAGIH JANJI, IBU-IBU SERBU STASIUN BANJARSARI – Lahat Hotline". Diakses tanggal 2019-06-20. 
  6. ^ admin (2018-07-29). "Kaum Ibu Tutup Akses Jalan ke Stasiun Banjarsari". Harapan Rakyat Online. Diakses tanggal 2019-06-20. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Merapi Lubuklinggau–Prabumulih Muara Lawai
menuju Prabumulih


Kembali kehalaman sebelumnya