Slank
Slank merupakan grup musik Rock Indonesia yang dibentuk oleh Bimbim pada tanggal 26 Desember 1983. Pada saat didirikan, grup ini beranggotakan lima orang anggota asli yang terdiri dari Bimbim (drum), Denny BDN (bass), Erwan (vokal utama), Kiki (gitar utama) dan Bongky (gitar ritme).[1] Karena bosan menjadi cover band (band yang menyanyikan lagu dari penyanyi atau band lain), Slank kemudian memiliki keinginan untuk menciptakan dan membawakan lagu sendiri.[2] Musik mereka secara umum bergenre rock, blues, hard rock, glam metal, alternative rock, pop rock, bahkan rock and roll sebagian besar lagunya ditulis oleh sang drummer, Bimbim.[1] Slank menjadi salah satu grup musik yang berpengaruh di Indonesia.[3] Pada tahun 2008 dan 2009, Slank disebut sebagai Indonesia's Highest-Paid Music Star (bintang musik berbayaran termahal) dengan honor Rp 500 Juta per show/tiap manggung.[4] Grup ini meraih kesuksesan sepanjang dekade 1990-an dengan formasi 13 Bongky, Pay dan Indra dan dekade 2000-an dengan formasi 14 Ivanka, Abdee dan Ridho. Slank mengalami hingga 14 kali perubahan personel. Perubahan personel yang populer diantaranya yakni, pertama; pergantian personel ini disebut "formasi 13" (karena pergantian yang ke-13). Bimbim memegang alat musik drum, Bongky memegang alat musik bass, Indra pada kibor dan piano, Pay pada gitar utama dan Kaka pada vokal utama, formasi ini bertahan sampai tahun 1996.[1] Slank merilis lima album studio bersama Bongky, Indra dan Pay dengan formasi 13, yaitu Suit-Suit... He-He (Gadis Sexy) (1990), Kampungan (1991), Piss! (1993), Generasi Biru (1994) dan Minoritas (1996), dan melahirkan lagu-lagu hit seperti "Memang", "Maafkan", "Mawar Merah", "Terlalu Manis" (Jualan dan Suka2), "Anyer 10 Maret", "Kamu Harus Pulang", "Terbunuh Sepi", "Bang-Bang Tut", dan "Kalau Kau Ingin Jadi Pacarku". Kedua; di tengah kesuksesannya, konflik internal terjadi dalam tubuh Slank yang menyebabkan keluarnya Bongky, Pay dan Indra dari grup pada tahun 1996. Setelah posisi Bongky, Pay dan Indra digantikan oleh Ivanka, Abdee dan Ridho pada tahun 1997,[5][6] karier Slank menyebut pergantian personel ini dengan "formasi 14", beranggotakan lima orang personel tetap yaitu Bimbim (drum), Kaka (vokal utama), Ivanka (bass), Abdee (gitar utama) dan Ridho (gitar ritme, kibor, piano) yang bertahan sampai saat ini.[1][7] Slank bersama Ivanka, Abdee dan Ridho dengan formasi 14 ini justru semakin melejit dengan dirilisnya album yaitu Tujuh (1998) dan Mata Hati Reformasi (1998), yang masing-masing terjual lebih dari satu juta keping. Ivanka, Abdee dan Ridho merekam 16 album penuh lainnya yaitu 999+09 (double album Vol. 1 & Vol. 2) (1999), Virus (2001), Satu Satu (2003), PLUR (2004), Slankkissme (2005), Slow But Sure (2007), The Big Hip (2008), Anthem For The Broken Hearted (2009), Jurus Tandur No. 18 (2010), I Slank U (2012) Slank Nggak Ada Matinya (2013) Restart Hati (2015), Palalopeyank (2017), Slanking Forever (2019) dan Vaksin (2021). Lagu-lagu hit yang lahir di era Ivanka, Abdee dan Ridho meliputi "Balikin", "Terserah", "Bimbim Jangan Menangis", "Ketinggalan Jaman", "Punk Java", "NGANGKANG", "Orkes Sakit Hati", "Virus", "Gara-Gara Kamu", "Bulan Bintang", "Jembatan Gantung", "Ku Tak Bisa", "Juwita Malam", "SBY (Sosial Betawi Yoi)", "Yang Manis", "Gak Ada 2 Nya", "Slalu Begitu", "Cinta?", "Sejak Kau Benci", "Seperti Para Koruptor", "Too Sweet To Forget", "JURUSTANDUR", "Ku Di Negri Orang", "Kupu Biru", "Slank Nggak Ada Matinya", "When You're Feeling Lonely", "Indonesia WOW", "Terlalu Pahit" dan "Palalopeyank". Pada masa ini, selepas kepergian tiga personelnya, Slank merilis album studio keenam mereka, Lagi Sedih (1997).[8] SejarahSekilasSlank merupakan grup musik yang bermula dari Cikini Stones Complex (CSC) pada 25 Desember 1981, yaitu grup musik yang terdiri dari siswa SMA Perguruan Cikini, Jakarta. CSC terdiri dari Bimbim (gitar), Kiki (gitar), Boy (vokal), Abi (bass), Uti (drum, vokal), dan Well Willy (vokal), yang banyak mengekspresikan kecintaan pada lagu-lagu Rolling Stones.[9] Grup tersebut tidak bertahan dan bubar, yang kemudian berlanjut menjadi Slank dengan perubahan personel 14 kali, hingga tahun 1996. Formasi terakhir Slank dimulai dari album ke-7, yang terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Abdee (gitar) dan Ridho (gitar).[10] Album Slank, di antaranya Suit-Suit... He-He (Gadis Sexy) (1990), Kampungan (1991), Piss (1993), Generasi Biru (1994), Minoritas (1996), Lagi Sedih (1997), Tujuh (1998), Mata Hati Reformasi (1998), 999+09 (1999), De-Bestnya Slank (2000), Ngangkang (2001), Virus (2001), Virus Roadshow (2002), Satu Satu (2003), Bajakan! (2003), Road to Peace (2004), Plur (2005), A Mild Live Reborn Republic Slank (2005), Slankissme (2006), Slow But Sure (2007), The Big Hip (2008), Anthem From The Broken Hearted (2009), Jurus Tandur No.18 (2010), Slank Party (2011), I Slank U (2012), I Slank U Repackage (2012) dan album Slank Nggak Ada Matinya (2013).[11] Sementara itu, lagu Gosip Jalanan dari album PLUR yang dirilis pada 2004 berbuah sorotan dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Slank yang saat itu menjadi duta anti-korupsi untuk Komisi Pemberantasan Korupsi dianggap melecehkan dewan melalui syair-syair lagu tersebut. DPR-RI melalui Lembaga Kehormatan Dewan berencana melancarkan tuntutan pada grup anak muda ini, meski kemudian rencana tersebut dibatalkan. Rencana Slank untuk Go International mulai terlihat di pertengahan 2008. Dengan kolaborasi dengan The Big Hip, sebuah band asal Jepang, menghasilkan sebuah album, The Big Hip. Di album ini, Slank menggunakan tiga bahasa sekaligus: Indonesia, Jepang dan Inggris. Bagi para slanker, sebutan bagi penggemar, Slank akan memberikan bonus berupa VCD Exclusive kegiatan Slank di Jepang bila pembelian kaset atau CD album terbaru Slank. Selain itu Slank juga mendukung berbagai acara sosial. April 2010, Slank tampil pada acara Earth Live yang mengusung tema lingkungan. Slank menyerukan perlunya hemat dalam menggunakan sumber daya alam termasuk air. Sejarah awal, pembentukan dan tahun-tahun pertama (1979–1983)Slank yang dibentuk pada 25 Desember 1981 yang diberi nama Cikini Stones Complex (CSC). Sebelum Slank resmi berdiri pada tahun 1979, Bimbim bersama sepupunya yaitu Abza Widi Satriaji alias Kiki (kakak kandung ketiga Kaka Slank) adalah selaku dua anggota pendiri Slank bertemu untuk pertama kalinya ketika mereka SMP. Mereka berada pada satu kelas yang sama sejak awal berdiri. Kesukaan pada musik membuatnya semakin akrab. Mereka kemudian membentuk sebuah grup musik bernama Beat Pepper Mint yang terdiri dari Bimbim (gitar melodi), Kiki (gitar ritem), Boy (vokal utama) Abi (bass), dan Patricia Kartika Suharyani alias Uti (drum, vokal). Beat Pepper Mint membawakan lagu-lagu The Rolling Stones. Penampilan grup ini hanya sebatas pada acara pentas seni sekolah atau undangan-undangan kecil, karena mereka membentuk grup ini sekadar untuk bersenang-senang. Pada 1 Mei 1981, Bimbim bertemu dengan Well Willy pada posisi vokal untuk pertama kalinya berada pada sekolah yang berbeda. Bimbim, Kiki, Abi, Boy, Well Willy dan Uti yang berada dekat dengan sekolah. Well Willy kemudian tertarik untuk berkenalan dengan Bimbim melalui bantuan sahabatnya, Tommy yang terbiasa akrab dengan anak-anak di SMP tersebut. Sebelum bertukar nama, Well Willy menguji Bimbim. Dengan polosnya, Bimbim melayani permintaan Well Willy dan bisa membawakannya dengan baik. Tertarik dengan memainkan gitar melodi Bimbim, Well Willy mulai berteman dengannya. Ketika beberapa kali membawakan lagu-lagu The Rolling Stones berjaya, Beat Pepper Mint malah bubar. Perbedaan kreativitas di antara mereka membuat band ini tidak bisa dipertahankan. Bimbim, Kiki, Abi, Boy, Well Willy dan Uti sempat vakum sejak lulus di SMP. Setelah berulang tahun memasuki masa SMA, Well Willy mengajak Bimbim dan Kiki untuk membentuk grup musik yang diberi nama "Cikini Stones Complex" ("CSC") di SMA Perguruan Cikini pada 25 Desember 1981. Di CSC sendiri telah terisi beberapa personel, antara lain Well Willy sendiri (vokal utama), Boy (vokal kedua), Bimbim (gitar utama), Kiki (gitar ritme), Abi (bass) dan Uti (drum, vokal) yang belakangan membentuk karena Abi mengajaknya; Boy merupakan adik kembar Abi. Terbentuk dengan formasi seperti itu, Bimbim bersama CSC membawakan lagu-lagu The Rolling Stones mereka. Well Willy menyetujui permintaan Bimbim. Bersama CSC, mereka mulai tampil di kafe. Itu adalah penampilan perdana mereka di sebuah kafe. Selain di kafe, mereka juga tampil di sejumlah acara ulang tahun untuk mengekspresikan kecintaan pada lagu-lagu Rolling Stones, 17 Agustusan dan pentas seni. Setelah berjalan beberapa waktu. Namun karena merasa lelah dan bosan hanya membawakan lagu-lagu dari grup musik Rolling Stones, Bimbim, Kiki, Well Willy dan Uti memutuskan untuk keluar dari Cikini Stones Complex karena grup tersebut tidak memiliki tujuan yang jelas dan grup pun bubar begitu saja.[9] Formasi, pengumuman nama Slank dan tampil di kafe (1983–1996)Bimbim dan Kiki bertemu dengan Bongky Marcel (mantan gitaris utama Fire Force 1979-1981 dan Rese Band 1981-1983) untuk pertama kalinya untuk meneruskan semangat bermusik mereka dengan kedua saudaranya Denny Boediono Siregar alias Denny dan Daniel Hermansyah Siregar alias Erwan dengan mendapatkan tawaran untuk membentuk grup musik pertama yang diberi nama Red Evil, rekan lamanya di CSC. Di dalam grup itu, terdapat beberapa personel yang tidak asing bagi Bimbim berposisi sebagai memegang alat musik drum yang ditinggalkan Uti sedangkan Kiki berposisi sebagai memegang alat musik gitar utama, ditambah tiga nama baru, Bongky Marcel (gitar ritme), Denny BDN (bass) dan Erwan (vokal utama). Red Evil sempat tampil satu kali di kafe dan sebotol minuman. di mana Red Evil memainkan lagu-lagu Rolling Stones yang berjiwa berjaya. Tidak berselang lama, perubahan formasi kembali terjadi, yang dinilai lebih mampu mengikuti performa grup. Nama Slank terinspirasi dari kawan-kawan yang sering menyebut mereka cowok selengean (slengean) pada 26 Desember 1983, pada tahun itu grup ini masih belum punya nama yang pas. Para personilnya, termasuk Bimbim masih bingung mencari nama yang bagus untuk grup yang baru ini. Suatu hari setelah latihan musik, Kiki, Bongky, Denny dan Erwan berikutan mobil dengan Bimbim, mencari makan malam dan sebotol minuman di kafe. Sambil makan dan minum botol, mereka diskusi soal nama grup ini. Mula-mula, Bimbim mengusulkan nama Red Eyes pada tahun 1983. Tapi Denny kurang setuju, alasannya sukar diingat. Sampai makanan dan sebotol minuman habis, diskusi belum selesai. Mereka lalu pulang berikutan mengendarai mobil ke Jl. Potlot (tempat tinggal mereka). Pada saat perjalanan pulang, pada awal 26 Desember tahun 1983 mereka melihat coretan dinding cowok slengean. Ide Bimbim muncul (mengambil kata slengean-nya), dan langsung bertanya ke Denny. Dan diapun setuju. Sejak itu, mereka sepakat mengubah nama yang digunakan adalah Slank dengan formasi tetap Bimbim (drum), Kiki (gitar utama), Bongky (gitar ritme), Denny (bass) dan Erwan (vokal utama). Berdasarkan pernyataan Bimbim dalam sebuah di tempat bowling Hotel Kartika Chandra, Jakarta saat merayakan ulang tahun bersama Tantowi Yahya, Slank sebuah nama yang diambil begitu saja dari cemoohan orang yang sering menyebut mereka cowok selengean (slengean) yang disinggahi oleh Kiki dan ibunya ketika beristirahat dalam perjalanannya dari Kota Bandung ke Jakarta. Sejak perjalanan ke Jakarta, Slank menyasar kafe sebagai panggung mereka dan menjadi profesional dengan membawakan lagu-lagu "The Rolling Stones". Selama dibentuk, Slank telah beberapa kali tampil di kafe dengan membawakan lagu-lagu "The Rolling Stones", setelah itu sekitar setahun di kafe. Bimbim merekrut Iffet Vecha Sidharta, manajer band anaknya, sebagai manajer baru Slank. Bongky menjelaskan usaha bandnya agar Iffet menerima tawaran manajer ini, "Kebetulan, saat itu kami dapet job manggung di sebuah kafe. Buat ngeyakinin Ibu –panggilan akrab Bunda Iffet–, kami bertekad tampil habis-habisan. Seluruh kemampuan yang kami punya langsung dikerahkan." Sebelumnya, posisi manajer band dipegang oleh Bimbim sendiri yang juga sebagai memegang merangkap drummer dan Kiki sebagai memegang merangkap gitaris utama. Suatu hari, kediaman Bimbim di Potlot 14 jadi markas besar mereka dan menjadi situs wajib yang harus dikunjungi para Slankers. Mereka sempat tampil di beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu sendiri pada Maret 1985, Kiki memutuskan untuk keluar dari Slank dan digantikan oleh Bongky pada posisi gitar utama. Untuk mengisi kekosongan, pada bulan Mei, Bimbim, Denny dan Bongky memutuskan untuk mengajak kakak kandung Bimbim yaitu Adrian Sidaharta (Adri) yang sebelumnya bermain gitar utama, pendiri dan pimpinan Strawberry Band (1977-1984), bergabung dengan Slank tapi kali ini berpindah posisi sebagai kibordis baru, karena posisi gitar sudah diisi Bongky. Kehadiran Adri justru membawa selera warna baru untuk musik Slank, karena Kakak kandung Bimbim ini memainkan alat musik yang sebelumnya tidak terdapat di Slank, yaitu Keyboard. Belum lama setelah masuknya Adri pada bulan April, Erwan memutuskan hengkang dari Slank untuk mengikuti jejak Kiki. Hengkangnya Erwan karena merasa tidak punya harapan di Slank dengan melanjutkan pendidikannya di Amerika. Setelah hengkangnya Erwan pada bulan Juni, posisi vokalis di Slank pun diisi oleh dua gadis, yaitu Rebecca Lilian Agustina alias Lala dan Uti Suharyani telah masuk ke dalam Slank sebagai dua vokalis tetap. Pada tahun 1986, Uti dan Lala sempat menyatakan keluar dari Slank yang kini hanya menyisakan Bimbim, Bongky, Denny dan Adri saja. Untuk mempertahankan Slank, akhirnya Bimbim kembali mengajak Well Willy untuk masuk ke dalam Slank sebagai vokal utama dan terbentuklah Slank Formasi 5. Pada tahun ini, Slank beberapa kali kerap tampil dari panggung ke panggung yang tentunya dengan dandanan slenge’an dan tetap mengajak kawan-kawan terdekat untuk jadi supporter. Pada tahun 1987, Adri memutuskan keluar dari Slank yang kini hanya menyisakan Bimbim, Bongky dan Denny BDN saja. Untuk mempertahankan Slank, akhirnya Bimbim kembali mengajak Andre untuk main keyboard. Dikarenakan tidak kecocokan, Andre dan Well Willy yang harus merelakan hengkang dari Slank. Denny akhirnya bertindak sebagai vokalis dan Bimbim mengajak Imanez yang sebelumnya bermain gitar utama sekaligus merupakan pendiri dan mantan gitaris Metal Crew, bergabung dengan Slank tapi kali ini berpindah posisi sebagai bassis, karena posisi gitar utama sudah diisi Bongky. Tidak lama kemudian, Bongky dan Imanez memutuskan keluar dari Slank dan posisinya digantikan oleh Denny BDN kembali sebagai bassis. Sementara Parlin Burman Siburian alias Pay (gitaris Navy Punk - sekarang Roxx) sebagai gitaris utama, Djimboen Wijaya alias Jaya (gitaris Whizzkid) sebagai gitaris ritme dan Thomas Samuel Karamoy alias Sammy (eks Stone Metal serta kakak kandung David alias Oppi vokalis Jamrock/Jamrud) sebagai vokalis utama untuk bergabung dengan Slank. Jadi, personil Slank Formasi 8 adalah Bimbim (drum), Denny BDN (bass), Pay (gitar utama), Jaya (gitar ritme), dan Sammy (vokal utama). Tidak lama kemudian, Sammy, Pay, dan Jaya sempat menyatakan keluar dari Slank yang kini hanya menyisakan Bimbim dan Denny BDN saja. Untuk mempertahankan Slank, akhirnya Bimbim kembali mengajak Imanez untuk main Bass, otomatis Denny BDN jadi vokalis sementara kakak kandung kedua dari artis sinetron selebriti Moudy Wilhelmina dan keturunan belanda yaitu James Anthony Verhoeven alias Anto (lahir 3 Januari 1968) yang merupakan mantan gitaris utama, pendiri dan pimpinan Stone Metal (1982-1987) untuk bergabung sebagai gitaris utama dan merangkap sebagai vokalis. Pada tahun 1988, Denny BDN yang harus menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila terpaksa memutuskan untuk keluar dari Slank. Jadi, anggota satu-satunya sekaligus pendiri dan pimpinan Slank yang masih tersisa saat itu adalah Bimbim. Anto juga ikut keluar dari Slank dan memilih sebagai vokalis utama dan pimpinan untuk membentuk grup band yang bernama Cross Blood sekaligus mengeluarkan album perdana Cross Blood diedarkan oleh WINS Record dan didistribusikan oleh Metrotama Records pada tahun 1990 sedangkan mengeluarkan album kedua Cross Blood diedarkan oleh WINS Record dan didistribusikan oleh Selecta Records pada tahun 1991. Pada tahun yang sama, Bimbim kembali mengajak sang Kakak adalah Adri untuk kembali memberikan alunan Keyboardnya bersama Tole yang bermain Bass dan Imanez kembali merangkap sebagai pemain gitar utama. Untuk posisi vokal utama, Slank memperkenalkan seorang wanita vokalis utama yaitu, Nita Tilana yang merupakan kakak kandung dari vokalis band Gigi yaitu Armand Maulana. Tidak lama setelahnya, Nita, Adri, dan Tole sempat menyatakan mundur dari Slank yang kini hanya menyisakan Bimbim dan Imanez saja. Untuk mempertahankan Slank, akhirnya Bimbim dan Imanez kembali menarik Pay untuk mengisi gitar utama dan Well Willy untuk kembali jadi vokalis Slank. Guna memperkokoh, Slank pun mengajak Indra Qadarsih (keyboard) sebagai personil baru. Pada tahun 1989, Imanez dan Well Willy mundur dari Slank dan Bongky yang sebelumnya bermain gitar utama, kembali lagi ke Slank tapi kali ini berpindah posisi sebagai bassis, karena posisi gitar sudah diisi Pay. Untuk mengisi kekosongan vokal, Bimbim mencoba untuk mengajak sepupunya, Kaka yang saat itu tengah ngeband bareng Lovina.[9] Dengan perjuangan panjang terbentuklah formasi ke-13 dengan Bimbim, Kaka, Bongky, Pay dan Indra Q, Slank baru solid. Mereka mondar-mandir mulai membuat demo untuk ditawarkan ke perusahaan rekaman.[9] Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy). Album yang menampilkan tembang Memang dan Maafkan itu meledak dipasaran sehingga mereka pun diganjar BASF Award 1991 untuk kategori pendatang baru terbaik. Album tersebut juga seakan menampar industri musik Indonesia yang kala waktu itu masih gencarnya lagu melayu seperti tembang Issabella milik Search. Musik padu-padan rock and roll blues ala Slank akhirnya dekat dengan anak muda di Indonesia. Gaya mereka yang khas, cuek, slengean, tapi bersahabat berhasil menarik massa yang saat itu masih sebatas minoritas. Album kedua mereka, Kampungan, meraih sukses yang sama.[9] Single dari album ini Mawar Merah dan Terlalu Manis dibuat dalam dua versi. Suka-suka dan Jualan. Namun anehnya, justru lagu yang versi Suka-suka lah yang menjadi hits dan sering dimainkan. Disini Kaka bermain harmonika. Di album Kampungan ini pun, Slank memasukkan lagu Nina Bobo. 1993 Desember, Slank merilis album ketiga Piss! yang merupakan plesetan dari kata peace. Jargon ini menjadi tren pada masa itu. Hits single album ini adalah Piss dan Kirim Aku Bunga dengan cover album seorang model yang meniru pose Jim Morrison walaupun banyak yang berpendapat bahwa model di sampul album tersebut adalah Bimbim, tetapi faktanya model cover album tersebut adalah Adji Tarmo, tetangga seberang rumah Bimbim. Pada tanggal 25 November 1994, Slank merilis Generasi Biru dengan andalan Generasi Biroe, Terbunuh Sepi, dan Kamu Harus Pulang. Bersama Formasi 13, Slank mengisi sebuah acara di RCTI pada tanggal 15 Agustus 1995 dalam rangka menyambut Hari Jadi Kemerdekaan Indonesia yang ke-50. Mereka membawakan beberapa lagu dari album Generasi Biru. Album ke lima mereka, Minoritas, dirilis Januari 1996. Menampilkan single Bang Bang Tut sukses dipasaran. Di album tersebut, Bimbim menyanyikan sebuah lagu miliknya yang berjudul Bidadari Penyelamat tanpa iringan musik apapun, hanya suara Bimbim saja. Perpecahan (1996–1998)Pada saat menggarap album ke enam Lagi Sedih, Bimbim memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan Indra resmi keluar dari Slank karena sudah parah dalam ketergantungan narkoba. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa Bongky, Indra dan Pay keluar atau mengundurkan diri karena perilaku Bimbim dan Kaka yang sudah terlampau parah dalam penggunaan narkoba. Perpecahan tersebut sebenarnya sudah mulai terlihat di album ke empat mereka di lagu Pisah Saja Dulu. Bimbim bahkan berniat untuk membubarkan Slank. Namun sebuah surat yang ditulis dengan darah oleh seorang Slanker membuatnya mengurungkan niatnya. Yang berisi surat bernada ancaman dan bersumpah untuk membunuh Bimbim jika sampai membubarkan Slank tidak dapat dihindari. Kaka dan Bimbim akhirnya tetap menggarap album ke enam dengan bantuan musisi tambahan. Reynold masuk untuk mengisi posisi gitar dan Ivanka yang waktu itu sering nongkrong di Potlot juga ikut membantu dalam mengerjakan project Slank untuk album ke enam dengan formasi masa transisi ini. Album Lagi Sedih dirilis pada Februari 1997. Single Koepoe Liarkoe dan Tonk Kosong membuktikan Slank masih bisa bertahan. Tawaran manggung pun berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan diselesaikan dalam rangkaian pertunjukan, Reynold menyatakan keluar dari Slank. Alasannya, tidak kuat dengan sifat Bimbim dan Kaka yang suka berkelahi dengan fans diatas panggung. Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya, Reynold tetap tidak ingin melanjutkan. Saat itu lah reformasi di tubuh Slank terjadi. Kemudian, Ivanka yang semula hanya additional bass player akhirnya ditarik resmi menggantikan posisi Bongky. Semenjak memakai jenis narkoba ini, Bimbim yang biasanya pendiam, rapi, tak suka teriak-teriak, tiba-tiba berubah. Demikian juga Kaka. Banyak pengalaman pahit, dari sejak mereka pakai sejak 1994 - 1999. 1998, di Lubuk Linggau, kehabisan narkotika dan sakau karena tidak barang seperti itu disana. Bimbim tidak bisa bangun, ketika wartawan meminta wawancara. Hanya Kaka yang terpaksa dengan susah payah menyambut para jurnalis. Kini, Slank membantah anggapan bahwa dengan mengonsumsi narkoba seorang seniman bisa lebih kreatif, justru sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya bagus. "Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai narkoba, tapi album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa narkoba kami bisa menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi pengguna," ujar Kaka. Sepeninggal Reynold, pihak manajemen langsung mencari pengganti untuk menyelesaikan sisa kontrak pertunjukan di beberapa kota. Ivanka merekomendasikan Abdee Negara yang sebelumnya sudah bersahabat ketika satu band di Tebet yaitu Flash untuk resmi menggantikan Pay. Sedangkan manager, Lulu Ratna, mengontak Mohammad Ridwan Hafiedz alias Ridho yang baru saja menyelesaikan sekolah gitarnya untuk resmi menggantikan Indra. Namun saat audisi calon gitaris, miskomunikasi pun terjadi. Ridho janji akan ke potlot pukul 2 dan Abdee pukul 4, namun mereka berdua berangkat jam 3 dan akhirnya saling jamming bersama. Setelah diskusi antara Bimbim dan Ivan, dipilihlah kedua-dua nya menjadi anggota tur mereka. Karena pada awalnya Slank hanya ingin mencari seorang Gitaris saja. Semangat baru (1998–2004)Masuknya Abdee dan Ridho, Slank melanjutkan perjalanan bermusiknya dan menghasilkan album Tujuh yang dirilis Januari 1998, yang terjual satu juga copy dalam hitungan minggu. Album tersebut memiliki singel Balikin yang menceritakan Bimbim dan Kaka ingin sehat dari ketergantungan, dengan dukungan Abdee dan Ridho. Mereka menyatakan berhenti bukan karena takut diikuti penggemar, tetapi karena sudah berimbas negatif terhadap penggemar mereka akibat narkoba. Bimbim menyumbang suaranya dalam Bimbim Jangan Menangis, curhatan yang tercipta sejak tahun 1993 dan Ridho bermain kibor di lagu ini. Pada tahun ini pulalah Bunda Iffet selaku Ibunda dari Bimbim mengambil alih jabatan tata kelola Slank. Album Mata Hati Reformasi kemudian dirilis yang banyak bercerita tentang masalah sosial dan pemerintahan pada zaman reformasi. Ketinggalan Zaman jadi andalan. Slank, mengaransemen ulang lagu tradisional yang diberi judul Punk Java. Di album ini juga terdapat tembang Siapa Yang Salah yang seharusnya dirilis pada album Tujuh namun terkena sensor. Paska rezim Soeharto runtuh, lagu tersebut dimasukan dalam album ini. Kaka dan Bimbim memainkan semua lini hingga jadi karya. Bimbim juga mengambil dua porsi lagu yang dia nyanyikan, Aktor Intelektual dan Nggak Mau Percaya. Di album ini Slank memberi bonus sebuah kalung tiap satu buah kaset original. Ada peringatan di belakang kaset untuk didampingi kepada pendengar dibawah umur. Banyak lagu yang direkam secara live di album ini. 1998, Slank menyelenggarakan Konser Piss 30 Kota yang direkam dan dijual ke pasaran dengan bonus dua buah lagu baru yaitu Pintu dan Makan Gak Makan. Album tersebut dominan dengan tema politik. Bimbim bernyanyi di Kalo Aku Jadi Presiden dengan gubahan sana-sini. Disetiap lagu, tampil orasi dari Kaka maupun Bimbim. 1999, Slank merilis album ganda yang diberi judul 999+09 dengan total dua puluh tujuh lagu yang dibuat dalam dua versi. Versi abu-abu dan versi yang biru. Versi biru, single Bintang Kesiangan dan Anak Mami sedangkan versi abu-abu adalah Orkes Sakit Hati, Ngangkang, serta Malam Minggu Lagi. Konon, saking banyaknya lagu yang mau dijadikan single, Slank mengumpulkan massa Potlot dan meminta pendapat mereka perihal lagu yang pas dijadikan single. Lagu Orkes Sakit Hati memang ditujukan kepada orang dan politisi yang mengumbar janji manisnya. Di klip video lagu tersebut Slank bermain di tengah masyarakat kecil. Bimbim mengambil jatah dua lagu dari tiap album. Sista Petty album abu-abu dan Friday album biru. Bonus dari album ini adalah sebuah kantong kecil yang biasa dipakai di ikat pinggang. Tahun 1999, Bimbim menikahi seorang gadis bernama Reny. Slank kemudian merilis album pilihan dengan titel De Bestnya Slank plus gubahan oleh DJ Anton di lagu Ngangkang dan Malam Minggu Lagi yang direkam secara live di Potlot. Virus dirilis pada 2001. Berisi single Virus, Jakarta Pagi Ini, dan #1, bonus sebuah tattoo dan kartu koleksi Slank. Masalah sosial dan keprihatinan Slank tentang lingkungan direkam dalam tembang Lembah Baliem dengan akhiran Yamko Rambe Yamko dari tanah Papua. Di lagu #1 dan Symphaty Blues, Slank memasukkan orkestra. Erwin Gutawa ikut membantu lagu pamungkas tersebut. Ada pula ermainan solo Abdee di lagu Kereta terakhir. Di lagu Symphaty Blues, istri Kaka yaitu Tascha berkontribusi untuk latar. Sukses album, Slank mengeber konser Virus Road Show pada 22 kota di Indonesia. Meluncur, album yang diberi judul A Mild Live Slank Virus Road Show bonus I Miss You But I Hate You dan Koran Koranan Slank, media bulletin yang bisa didapatkan di luar (tanpa harus membeli kasetnya) secara berkala. Ini adalah album live kedua Slank setelah Konser Piss 30 Kota. Dalam versi kaset, terdapat permainan solo dari Abdee, Ridho, dan Ivanka. Rekaman lagu Pak Tani merekam keributan penonton di Jember, dalam lagu ini Slank mengajak diskusi penonton di tengah lagu mengenai kemungkinan Slank menjadi presiden, dan jawabannya ternyata tidak mungkin. Di lagu Bocah, Ivanka bermain gendang terlebih dahulu sebelum memainkan gitar bassnya. Di lagu Kamu Harus Pulang yang menjadi pamunskas. Slank merilis album studio kesebelas Satu Satu (11) 2003. Bulan dan Bintang, Gara-Gara Kamu, dan Jembatan Gantung menjadi hitsnya. Dua lagu pertama menjadi lagu latar film Novel Tanpa Huruf R. Lagu Gara-Gara Kamu tertuju pada masa adiksi narkoba. Era ini tingkat kreativitas dan produktivitas Slank tinggi, pun, bersih dari ketergantungan. Dengan bonus kondom dan kartu koleksi Slank, album ini diapresiasi AMI Award kategori Album Rock Terbaik. Cover depan album ditulis Edisi khusus suami-istri. Kaka sudah tidak berambut panjang gimbal namun menjadi lebih pendek namun tetap keriting. Bimbim menyumbang suaranya di lagu Jadi Masalah. Di Jembatan gantung, Slank tidak tampil namun hanya para siswa sekolah yang diperankan Marshanda dan beberapa remaja lainnya.[butuh rujukan] Slank lalu menyelenggarakan Satu-Satu Live Tour di kota-kota Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga mereka: Bajakan, sebagai bentuk kegelisahan Slank terhadap pembajakan hak cipta. Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser dibeberapa tempat dan kegiatan Ada tiga lagu baru yang dimasukkan di album live ketiga Slank ini. That's All, direkam pada konser Satu-Satu Live Tour ini menjadi single disusul Bendera 1/2 Tiang yang direkam di studio Parah di Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi live dengan group musik Yoon Band dari Korea Selatan berjudul South Asia. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank bermain di Korea. Yoon Band pun ikut berkolaborasi di lagu I Miss You But I Hate You milik Slank yang direkam pada acara Impresario RCTI. Sang vokalis dari Yoon Band mengubah liriknya menjadi bahasa korea. Lagu tersebut juga masuk dalam album Bajakan. Slank berkolaborasi Rhoma Irama di lagu Balikin. Kaka tidak banyak bernyanyi di lagu ini. Malah Rhoma lah yang mengambil hampir seluruh bagian yang dinyanyikan Kaka. Hasil konser Tiga Dimensi pun dimasukkan kesini. Ending album Bajakan adalah Sumpah Anti Pembajak yang di deklarasikan Slank bersama Slanker se-Indonesia, bonus sebuah pick guitar.[12] Slank merayakan ulang tahun ke-20 nya di Lebak Bulus dengan judul Metamorfosa Sebuah Generasi yang banyak diisi musisi diantaranya Netral, Ungu, Koil, dll. Live perdana dunia (2004–2005)Memasuki tahun 2004 Kaka mengubah citra dirinya dengan rambut mohawk. Slank dan Naif menggelar konser bersama bernama Road to Peace 24 Kota. Pada kesempatan konser ini Slank membawakan lagu-lagu baru dan belum pernah direkam secara live untuk dijadikan album berikutnya. Jika biasanya Slank merekam lagu, rilis, kemudian tour, kali ini tidak. Mereka tour sambil merekam secara live di panggung, baru kemudian merilisnya. Album ini diberi nama Road to Peace. Naif berkolaborasi di lagu Amrozy Gitting yang direkam di studio Parah milik Slank beserta lagu P3K yang juga direkam di Potlot. Lagu lainnya direkam langsung di atas panggung. Mars Slankers dan Salah menjadi andalan album ini. Ada juga karya Mochtar Embut berjudul Mars Pemilu dengan aransemen rock oleh Slank. Album ini konon disebut sebagai album live pertama di dunia. Walaupun sudah pernah ada yang merekam full album secara live seperti Greateful Dead dan Blues Traveler, tetapi band tersebut tidak merekam nya di atas panggung seperti yang dilakukan Slank. Untuk pematangan konsep pun, Slank tidak ragu dan malu untuk menyewa sebuah studio ketika Slank berada di kota tempat mereka akan show. Bahkan lagu Make Love Not War direkam saat Slank sedang checksound di Yogyakarta. Klip lagu Mars Slanker mencampurkan unsur animasi di dalamnya sedangkan pada lagu Salah, lagi-lagi Slank tidak ada di video tersebut. Bonus album ini adalah poster dan masker berlogo peace karya Slanker Makassar bernama Firman. 2004, Slank mewakili Indonesia untuk tampil di acara MTV Asia Aid, Thailand, dan membawakan Karikatur, album Satu-satu. Selain Slank, musisi lain yang tampil di event tersebut adalah Simple Plan, Rain, Siti Nurhaliza, Namie Amuro, Jay Chou, Hoobastank, dll. Akhir 2004, merilis P.L.U.R, singkatan Peace, Love, Unity, Respect. Sebuah semboyan baru Slank yang sebelumnya setia dengan jargon Piss. Andalannya Ku Tak Bisa, Biru, dan Juwita Malam ciptaan Ismail Marzuki. Dibuat dalam dua versi. Punk dan Blues. Lagu Juwita Malam dan Biru masuk dalam soundtrack film Banyu Biru yang dibintangi Tora Sudiro. Bimbim bernyanyi kembali di lagu Indonesiakan Una. Bonus sticker, poster, kalender. Akhir tahun 2005 majalah GitarPlus mengapresiasi Slank dengan album gitar rock terbaik tahun tersebut bersama dengan Gigi, Edane, dan Netral. Alasannya adalah permainan gitar Abdee dan Ridho yang cenderung blues rock 'n roll menyaru ke permainan gitar rock modern. 2004 pula, ini Slank merayakan ulang tahun ke 21 tahun di kota Surabaya, 26 Desember, bertepatan dengan bencana besar di Aceh. Sebenarnya di album ini pun Slank membuat lagu tentang Aceh yaitu Atjeh Investigation. Lagu Gossip Jalanan yang membuat gerah para politisi pun terdapat di album ini.[butuh rujukan] Bencana Aceh tersebut lantas dijadikan destinasi oleh Slank untuk mengumpulkan dana dan memberikan sumbangan di tengah-tengah promo album P.L.U.R tersebut. Akhirnya pada awal tahun 2005, Slank dan Iwan Fals diajak oleh Deteksi Production untuk menggelar konser di 27 Kota Indonesia yang diberi judul Bersatu Dalam Damai. Dalam konser Slank dan Iwan Fals terkumpul 2,9 Milyar Rupiah yang kemudian disumbangkan untuk korban bencana alam tsunami di Aceh dan sekitarnya. Target dari Deteksi dan A Mild adalah Rp.3 Milyar sehingga angka tersebut di bulatkan menjadi Rp.3 Milyar yang disumbangkan ke Aceh. Terjadi insiden di Bengkulu dalam konser ini dimana Kaka harus dilarikan ke dokter umum karena terkena timpukan dari penonton yang mengakibatkan pendarahan pada mulutnya. Namun show masih dilanjutkan. Konser ini diakhiri di Ancol. Tahun 2005, Slank di daulat MTV Indonesia menjadi Icon.[13][butuh rujukan] Saat itu Slank berhasil mengalahkan Dewa dan Chrisye. Malam penganugerahan gelar tersebut diselenggarakan di TMII Jakarta dan musisi yang hadir di situ membawakan lagu Slank. Acara itu dimeriahkan oleh Gigi, Seurieus, Netral, Shanty dll. Slank sendiri tampil di akhir acara dengan lagu-lagunya.[14] 2005 ini pula lah Slank untuk pertama kalinya tampil di Korea Selatan. 7 Oktober 2005, Slank bermain di kota Gwangju. The May 18 Memorial Foundation yang mengundang Slank untu tampil dalam acara yang diberi judul Echo of Music Concert. Slank membawakan dua buah lagu yaitu Bang Bang Tut dan Virus (English Version). Dalam konser ini, Slank juga bertemu kembali dengan Yoon Band, musisi yang berkolaborasi dengan Slank dan menghasilkan sebuah lagu yang masuk ke dalam album mereka masing-masing. Masih pada tahun yang sama, Abdee Negara melelang gitar Fender Stratocaster nya. Dibuka dengan harga Rp 10 Juta, dan berharap bisa mencapai Rp 20 Jutaan, dan akhirnya terjual seharga Rp 325 Juta. Adrie Soebono, seorang promotor kondang dari JAVA Musikindo itulah yang berhasil mendapatkannya. Bahkan terlihat Abdee sempat meneteskan air mata setelah tahu harga gitar yang telah setia menemaninya saat rekaman maupun tour Slank sejak pertama Abdee bergabung. Harga tersebut dinilai sangat tinggi melebihi bayangan awalnya. Ivan juga sempat melelang bass Tobias Legend kesayangannya dan berhasil meperoleh Rp. 5 Juta. Pada tahun 2005, Slank merilis klip live DVD dan VCD. Diambil dari konser A Mild Live Soundrenaline dengan materi lagu lima kota tempat berlangsungnya konser seperti Bali, Palembang, Bandung, Surabaya, dan Semarang. Slank juga mengajak vokalis Crowned King, Shawn Frank untuk berkolaborasi di lagu I Miss You But I hate You. Ajaran Slankissme (2005–2007)Akhir 2005, Slank merilis album studio ke-14, Slankissme. Hingga pada ulang tahun Slank ke-22 tahun di Ancol mereka telah memainkan materi album tersebut. Konser ulang tahun tersebut dimeriahkan oleh PAS Band, Peterpan, Naif, Seurieus, J-Rock's, The Brandals, Speaker F1rst, Teamlo, Melanie Soebono, Ratu, Cokelat, Jacko, Shanty, my date of valentine dll. Di beberapa lagu, Slank berkolaborasi dengan para bintang tamu. Slankissme sendiri adalah sebuah akronim dari Slank Kiss Me, Slank Is Me, dan Slankisme. Bimbim menyebut bahwa ada 13 ajaran 'gak sempurna dari Slankisme, dan itu harus diketahui oleh para Slanker, agar mengerti dan menjalani. Kenapa, karena memang kesempurnaan hanya milik Tuhan. Begitu kata Bimbim. Tiga belas ajaran gak sempurna ini dijadikan Manifesto Slank, dan Bimbim selalu membacakan nya di saat Slank berkunjung ke suatu negara. Namun, Di dalam negeri pun Slank sering kali membacakan manifesto-nya tersebut. Single dari album ini adalah SBY, singkatan dari Sosial Betawi Yoi, dan dua tembang balada Gak Ada 2nya serta Yang Manis, ketiganya dibuat klip. Kritis BBM dan Alami (Slank bermain akustik disini) diciptakan dalam sehari. 2 Januari 2006, Slank berangkat ke Jepang dengan tujuan acara Charity for Sumatra. Kemudian Slank gencar mempromosikan album barunya. Baik dari live on air di televisi atau juga konser tour nya yang menjangkau 60 kota di Indonesia. Bisa dibilang ini adalah tahun tersibuk Slank, karena pada tahun ini, selain promo album Slankissme, Slank juga menjalani tour di beberapa kota di Jawa Barat dan Banten dalam rangka konser Ngedjinggo Bareng Slank, lalu merilis Album Slank Since 1983 di Malaysia dan promo di negara tersebut. Di Malaysia, Slank harus kerja keras dan mereka kelelahan karena interview di televisi, radio serta media cetak disana. Puncaknya adalah ketika Bimbim menolak seorang fans yang meminta foto bersama. Di Ngedjinggo Bareng Slank ini, mereka selalu mampir ke suatu tempat untuk kegiatan sosial yang melibatkan rakyat kecil dan juga kesenian dan budaya setempat. Slank juga masih sering tampil di televisi, lalu juga konser sebagai penutup di event musik terkenal Soundrenaline. Bukan hanya itu, Slank juga mampir ke Amerika untuk mengisi acara di lima tempat live house di beberapa kota di Amerika. Slank di undang oleh para mahasiswa disana. Hal itu dijadikan kesempatan untuk membawa CD demo album Slank yang telah dialih bahasakan ke bahasa Inggris agar albumnya bisa rilis di luar negeri. Untuk itulah Slank gencar mencari cara dan usaha agar bisa terbang dan bermain di sana. Kesempatan emas itu pun hadir tatkala Slank mengundang dua produser di konser mereka. Satu dari Amerika dan satu dari Kanada. Blues Saraceno, mantan gitaris group band Poison yang juga guru gitar Ridho ketika menuntut ilmu di Musician Institute, Hollywood, hadir sebagai produser yang ingin melihat aksi Slank. Dan satu lagi seorang produser dari Kanada yang juga hadir bersama vokalist dari group Crowned King, Shawn Frank, yang pernah berkolaborasi dengan Slank ketika konser Soundrenaline tahun 2005 di Bali turut serta hadir jauh-jauh dari Kanada. Mereka berdua tertarik dan akhirnya Slank lebih memilih Blues Saraceno. Alasan Slank ingin berkarier di luar negeri karena mereka telah jenuh, dalam artian, hampir semuanya sudah pernah di raih oleh Slank di Indonesia. Makanya, Amerika dan dunialah tujuan berikutnya Slank. Slank ingin kembali menjadi underground, yang belum dikenal oleh siapa-siapa, yang belum terkenal. Inilah pertama kalinya Slank ke Amerika. Ketika di Las Vegas, Bimbim sempat membuat sebuah lagu yang hasilnya ada di album berikutnya dari Slank.[15] Tahun 2006 ditutup dengan sebuah pesta ulang tahun yang ke 23 berjudul 23rd Slank Indie Festival. Dengan dua panggung, acara ini memang banyak mengambil musisi-musisi jalur Indie seperti Nidji, My Date Of Valentine, Steven n Coconut Trezz, Suicidal Sinatra, The S.I.G.I.T, Sheila on 7 dll. Pro-KPK digugat DPR (2007–2009)Tahun 2007, Slank kembali mengeluarkan Slow But Sure.[16] Inilah album yang bisa dibilang jawaban permintaan akustik Slank. Di album ini, Slank bermain sangat sederhana. Tidak ada bunyi bising. Yang ada hanyalah suara-suara bersahabat dari perkusi, gitar akustik dan selingan harmonika. Bimbim menyumbang satu lagu di lagu Me & Reny dan ada satu lagu yang diciptakan oleh Bimbim di Las Vegas pada tahun 2006 yang dimasukan ke album ini yaitu Sin City. Kemudian ada lagu My Scooter Love, diciptakan oleh Kaka. Di lagu ini bahkan bisa didengar di akhir lagu suara Vespa Kaka. Ada juga lagu berjudul Lapindo yang mengkritisisasi semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo. Sebelum lagu itu dimulai, Abdee berceramah sedikit terlebih dahulu. Namun lagu ini terkena sensor di bagian reff nya. Karena ada kata yang mungkin tidak seharusnya dicantumkan di album tersebut. Namun, jika lagu ini di putar di sebuah acara on air mingguan yang khusus memutar lagu-lagu Slank, lagu ini tidak di sensor. Dan ada sebuah hidden track di lagu ini berjudul Lilo. Lagu ini tidak tercatat di album tersebut tapi liriknya terdapat di booklet album. Lagu ini bisa didapatkan bila membeli software game Lilo. Single album ini adalah Cinta?, Slalu Begitu, dan Sejak Kau Benci. Di versi VCD dan DVD semua lagu dibuat video klip nya. Bonus dari album ini adalah sebuah boxer. [butuh rujukan] Slank masih melanjutkan acara tour Ngedjinggo Bareng Slank di musim yang kedua ini bersamaan dengan promo Slow But Sure. Slank kerap kali bermain dalam dua sesi, akustik dan elektrik. Bimbim kerap kali hanya duduk di sebuah koyak yang terbuat dari kayu, dan kayu itu dijadikan perkusi untuk mengiringi lagu. Ketika lagu Me & Reny, Slank melakukan rotasi. Kaka pindah ke drum dan Bimbim bermain gitar sambil bernyanyi. Slank kemudian meraih hasil dari CD demo yang dibawa ke Amerika tahun 2006. Blues Saraceno bersedia untuk menjadi produser Slank untuk perilisan album internasional pertamanya. Slank yang biasanya tampil di semua kota dalam pergelaran musik Soundrenaline, tahun ini hanya mengambil jatah satu kota. Hari-hari Slank di Amerika dimulai tanpa kehadiran Ridho yang harus menyusul karena masalah visa. Nama aslinya yang berbau islami menjadi pertimbangan pihak Amerika untuk mengizinkan Ridho bisa ke Amerika. Maklum saja, pasca isu teroris berkembang, Amerika selalu waspada dan sangat ketat dengan orang-orang yang berasal dari negara Arab. Hal itu pula yang membuat Ridho kesulitan mendapatkan visa nya karena namanya yang berbau Arab. Rekaman Slank di Studio City Sound dimulai. Ada sepuluh lagu yang disertakan dalam album ini. Setelah Ridho datang, maka rekaman pun disempurnakan dan Ridho cukup mengisi bagian gitar nya saja. Blues Saraceno yang juga mantan guru gitar Ridho memberi banyak sekali masukan dan ide nya kepada Slank. Bimbim sempat membuat sebuah lagu berjudul Hard For You yang kemudian masuk ke album Slank berikutnya pada tahun 2008. Tahun 2008, Slank sempat akan digugat oleh DPR karena saat itu Slank aktif mendukung KPK dan sempat memberikan CD yang berisi lagu-lagu Slank sebagai bentuk dukungannya dan aktif bersuara saat melakukan pertunjukan. Namun ternyata ada lagu yang berjudul Gossip Jalanan (dari album PLUR, tahun 2005) yang dianggap menyakiti lembaga tertentu.[17][18] Kasus tersebut sempat ramai dibicarakan, dan banyak dukungan datang untuk Slank. Slank pun kerap dapat banyak permintaan membawakan lagu tersebut saat mereka melakukan pertunjukan. Selesai rekaman album barunya di Amerika, Slank kemudian pulang ke Indonesia. Slank berkenalan dengan musisi dari Jepang bernama The Big Hip. The Big Hip yang tinggal menyisakan dua orang personel tersisa melakukan jamming di Potlot bersama Slank dan mereka sepakat untuk membuat sebuah album kolaborasi. The Big Hip diboyong di pesta ulang tahun Slank ke-24 di Surabaya dengan titel From Slank With Love yang menampilkan Maia Estianti, T2, Animasi band, Sarah Idol, Sherina, Astrid, Julia Perez, dan Nirina Zubir. Java Jazz Festival 2009 dan Generasi biru (2009–2013)Pada tahun 2009, secara mengejutkan, Slank diundang untuk mengikuti Java Jazz Festival yang terkenal. Undangan mereka ke festival jazz oleh Peter F. Gontha dimaksudkan sebagai tantangan untuk melihat apakah mereka memiliki kemampuan untuk tampil dalam setting musik jazz. Pertunjukan mereka yang dihadiri ribuan orang sukses menyulap lagu-lagu mereka menjadi jazz. Dalam semangat menjangkau lebih banyak penonton jazz dengan menggabungkan genre, pertunjukan ini menampilkan Michael Paulo, Ron King dan Tony Monaco. Hal ini kemudian digambarkan sebagai "pengalaman sekali seumur hidup".[19] Pada tahun 2009, Slank bermain film yang diberi judul Generasi Biru. Film ini bekerja sama dengan sutradara handal Garin Nugroho.[20] Filmnya menceritakan tentang perjalanan karier Slank dalam bentuk koreografi. Para personel Slank menjadi dirinya sendiri. Ada 3 unsur dalam film ini. Yang pertama adalah animasi, koreo, dan dokumenter Slank yang kebanyakan mengambil scene pada acara Slankers Day. Banyak lagu Slank yang juga diputar di film tersebut yang kemudian dirilis albumnya dengan tambahan dua lagu yaitu Slank Dance dan Monogami. Di IMDB, nilai untuk film Generasi Biru mendapat nilai 7,4. Nggak Ada Matinya (2013–sekarang)2013, di usia ke-30 tahun, Slank secara khusus menghadirkan beragam persembahan istimewa untuk Slankers yang selalu setia mendampingi Slank dalam situasi apapun terdapat: Film layar lebar, konser Road To 30th, konser akbar HUT 30th dan sebuah album terbaru Slank yang keseluruhannya merujuk pada satu jargon yaitu Slank Nggak Ada Matinya. Ini adalah album ke-20, terdapat 11 buah lagu. Album ini pun diproduseri sendiri dengan SLANK Record sebagai executive producer, PT. Virgo Ramayana Music & Entertainment sebagai distributor & Slank Records/PT. Nadaku Musik sebagai publisher. Mereka bekerja sama dengan KFC Indonesia & Music Factory. Album ini direkam selama ramadhan, 12– 31 Juli 2013 di studio Slank Rec, Potlot, yang direkam serta diramu-akhir oleh Nandathebreng. Mastering album dikerjakan oleh Hok Laij. Album diedarkan dalam compact disc dan tersedia di seluruh store KFC se-Indonesia. Didalamnya, Slank turut menyertakan Pidato Soekarno di awal lagu Ngindonesia (courtesy of Youtube). Reuni Slank satu panggung dengan mantan personelnya Pay (gitar), Reynold Affandy (gitar) dan Indra Q (Keyboard, piano), yaitu ketika merayakan ulang tahun ke 30 di Gelora Bung Karno, 13 Desember 2018. Minus Bongky yang belum pernah turut dalam konser bersama. Ngeslank Rame-Rame Pada ulang tahun ke-31, Slank bekerja sama dengan Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara untuk menggelar konser yang bertema Ngeslank Rame - Rame acara berlangsung dengan lancar dan meriah, banyak bintang tamu yang hadir seperti Tata Janeeta, Poppy Sovia, Blind Majesty dll. Anggota BandAnggota sekarang
Mantan anggota
Garis waktuDiskografiAlbum studio
Album kompilasi
Album soundtrack
Album mini
Slank Fan ClubSlank Fan Club (SFC) adalah club resmi yang dibentuk oleh manajemen Slank untuk menampung para penggemar fanatik Slank. Slankers Club yang merupakan wadah para Slankers terbentuk ketika Slank melakukan Konser Piss 30 kota pada tahun 1998. Bunda Iffet, sebagai manager Slank melihat komunitas Slankers yang sudah ada harus di berdayakan. Oleh sebab itu ketika Slank konser di Malang, sekumpulan Slankers itu di pangil oleh Bunda untuk di beri pengarahan. Tercetuslah ide Bunda untuk memberikan wadah untuk Slankers yang sekarang diberi nama Slank Fans Club.[22] Slank memiliki kelompok penggemar yang dikenal sebagai Slankers dan penggemar cewek dikenal dengan sebutan Slanky.[9] Saat konser di Southorn Stadium, Hong Kong, Slank meresmikan pembentukan kelompok slankers di Hong Kong. Peresmian Community Slankers Hong Kong (Comsho) itu ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Bimbim dan Bunda Iffet. Buletin SlankUntuk menyampaikan informasi kepada para Slanker, Slank dan manajemennya memutuskan untuk membuat sebuah newsletter yang kemudian disebut dengan nama Buletin Slank. Buletin ini berisi jadwal, kisah-kisah pendek perjalanan tur panggung slank dan sebagainya. Nama buletin sendiri dipakai sebagai simbol agar para slanker melingkari (buletin) jadwal kegiatan slank di kalender kegiatan mereka masing-masing. Buletin Slank inilah yang kemudian berkembang menjadi Koran Slank.[23] Koran SlankKoran Slank diterbitkan pertama kali pada 10 Maret 2002.[butuh rujukan] FilmografiFilm
Acara televisi
Prestasi dan pengakuan
Nominasi dan penghargaanBASF Awards
Anugerah Musik Indonesia
Referensi
Pranala luar |