Skrunda-1
Skrunda-1 dikenal juga dengan nama Skrunda-2 adalah kota hantu dan bekas stasiun radar Soviet 5 km dari utara Skrunda, di parish Ranki, Latvia. Di tempat ini dulunya berada dua radar Dnepr (NATO menyebutnya "Hen House") yang dibangun pada tahun 1960an. Sebuah radar dDAryal dibangun di sana sebelum runtuhnya Uni Soviet. Skrunda memiliki nilai strategis bagi Uni Soviet karena radar di sini akan meliputi Eropa Barat. Dua radar dengan bentuk mirip kandang hewan yang ada di sini adalah salah radar peringatan dini Soviet untuk mendeteksi pesawat sekutu di udara maupun kemungkinan datangnya misil antar benua.[1] Penghancuran Instalasi militerBerdasar perjanjian On the Legal Status of the Skrunda Radar Station During its temporary Operation and Dismantling, yang ditandatangani Latvia dan federasi Russia pada 30 April 1994,[2] Russia diizinkan menjalankan radar selama 4 tahun, dan setelahnya harus dibongkar dalam hitungan 18 bulan. Tenggat pembongkaran adalah 29 Februari 2000.[3] Russia meminta Latvia memperpanjang tenggat untuk stasiun Dnepr di Skrunda setidaknya dua tahun sampai stasiun Volga yang sedang dibuat di Baranovichi, Belarus beroperasi. Riga menolak permintaan ini dan radar ditutup 4 September 1998 melalui inspeksi dari Organization for Security and Co-operation in Europe.[4][5] Pada 5 Mei 1995, ahli peruntuhan bangunan Amerika Serikat meledakkan menara 19 lantai di Skrunda-1. Bangunan ini memfasilitasi radar Daryal salah satu radar bistatic peringatan dini tercanggih di dunia. Radar ini melayani kepentingan Uni Soviet untuk melacak langit di barat dan kemungkinan datangnya pesawat pembom dan misil sebelum keruntuhan Uni Soviet. Kejadian ini memancing turunnya puluhan ribu rakyat Latvia ke jalan untuk menonton dan disiarkan nasional. Pemimpin, diplomat, dan pejabat Latvia merayakan dengan sampanye. Penghancuran ini disponsori Amerika Serikat, rival Uni Soviet dalam pembangunan kekuatan nuklir. Mereka membayar US$ 7 Juta untuk penghancuran ini, dan dikerjakan oleh perusahaan Amerika, Controlled Demolition, Inc.[6] Dalam pernyatan bersama dalam Tahun Baru 1998, Presiden Estonia, Latvia, dan Lituania mendesak Presiden Russia, Boris Yeltsin untuk menarik seluruh pasukannya dari daerah tersebut, sebagaimana yang dijanjikan Russia pada tahun 1994. Semua bahan bangunan berharga yang ada di sini dibawa kembali ke Russia saat ditinggalkan tentara Russia pada 1998. Namun 60 bangunan yang pendukung seperti blok apartemen, sekolah, barak, dan klub perwira, masih tersisa,[7] dan bertahan setidaknya hingga 2010. PenjualanSkrunda-1 pernah hendak dilelang oleh Latvia pada tahun 2008 dan 2010, tetapi pemenangnya mengundurkan diri. Pada tahun 2015, pemerintahan munisipalitas Skrunda membeli situs ini seharga €12,000. Sebagian besar diperuntukkan sebagai tempat latihan militer, sisanya disewakan dengan harapan akan ada pertumbuhan ekonomi bari dari para penyewa. Sejak Februari 2016, pemerintah daerah mulai menerapkan tiket masuk seharga €4 karena makin ramainya kunjungan ke tempat ini. Referensi
|