Siksakubur
Siksakubur adalah grup musik brutal death metal dari Indonesia, Jakarta Timur. Mereka adalah salah satu band metal cukup produktif di Indonesia.[1] Grup musik ini berdiri pada 6 Juli 1996 (tiga minggu sebelum peristiwa 27 Juli). Nama Siksakubur dicetuskan oleh Andyan Gorust, drummer sekaligus pendiri band ini. Nama Siksakubur diambil dari salah satu inspirator bermusik mereka yaitu nama band asal Brasil Sepultura yang berarti kuburan dalam bahasa Portugis. Siksakubur adalah band yang memulai karirnya dari konser skala kecil hingga konser skala internasional telah dilalui. Dengan konsistensi, disiplin dan perjalanan karier lebih dari 2 dekade telah menjadikan Siksakubur sejajar dengan band-band kelas atas dan sebagai salah satu band beraliran death metal berpengaruh dalam kancah musik metal tanah air.[2] Siksakubur termasuk kedalam daftar "10 Band Metal Terbaik di Indonesia" versi Metal Hammer (majalah bulanan musik metal dan rock asal Inggris)[3] dan mendapatkan penghargaan 'Hammersonic Awards' sebagai "Breakthrough of The Year" dalam ajang Hammersonic Festival yang diselenggarakan pada 7 Mei 2017.[4] SejarahBerawal tahun 1990an saat Andyan Gorust berkumpul dengan teman-temannya melihat band-band terkenal pada waktu itu latihan di studio musik yang dekat dengan sekolahnya. Diantara band-band tersebut yang masih ada hingga saat ini diantaranya adalah Tengkorak, Purgatory dan Betrayer.[5] Formasi pertamanya pada tahun 1996 terdiri dari Andyan Gorust (Drummer), Ade Godel (Vokalis/Gitaris), Has (Bassis), Bembenx (Gitaris) and Rosadist (Gitaris). Formasi ini hanya bertahan hingga November 1997 saat Has (Bassis) mengundurkan diri, kemudian band vakum antara Desember 1997 hingga Juli 1998. Kemudian Angga Burgenk gabung sebagai Bassis pengganti Has pada bulan Juli 1998, tetapi tidak lama setelah Burgenk bergabung, Bembenx memutuskan untuk keluar dari band yang diikuti oleh Rosadist beberapa bulan kemudian, meninggalkan Siksakubur tanpa Gitaris hingga akhir tahun 1998. Tak ada album yang dirilis pada periode ini.[6] Saat ini, lebih 2 dekade perjalanan panjangnya, Siksakubur telah menjadi salah satu supergrup di kancah musik metal bawah tanah di tanah air dan sebagai salah satu band yang paling produktif dalam merilis album.[1] Nama Siksakubur dipilih karena sebelumnya band ini menggunakan nama lain yang secara kebetulan sama dengan nama-nama band yang sudah ada pada waktu itu.[5] 1999-2001: Formasi awal dan The CarnageSiksakubur mengalami situasi yang kurang menguntungkan tahun 1999, karena tidak adanya Gitaris, sehingga Ade Godel memutuskan untuk mengambil alih posisi Gitaris dan Prahari "Japs" Mahardika sebagai Vokalis. Sehingga formasinya menjadi Gorust (Drum), Ade Godel (Gitar), Burgenk (Bass) dan Japs (Vokal). Formasi ini yang paling solid untuk melanjutkan ke proses rekaman dan dianggap sebagai formasi awal band pada waktu itu, sehingga seluruh anggota formasi ini adalah sebagai pendiri band.[7][8] Proses penggarapan materi hingga masuk "K" Studio, Jakarta 21 Juli 2000 dengan merekam 5 lagu yang kemudian dilanjutkan awal September 2000 merekam 4 lagu lagi untuk melengkapi debut ini hingga akhirnya rilis dengan judul The Carnage melalui label Extreme Soul Production pada tahun 2001. Seluruh komposisi lagu dalam album ini di garap oleh Andyan Gorust kecuali "Disharmonic Revived", "Decayed Flesh" dan "Malicious Diabolism" yang digarap bersama-sama antara Andyan Gorust dan Gitaris sebelumnya Rosadist. The Carnage di produseri oleh Iwan D, mixing dan mastering engineer oleh Wanda, Album artwork oleh kerjakan oleh Ditto, disain oleh One Tho serta logo band Siksakubur di disain oleh Japs. Album ini pernah dirilis ulang dalam format CD tanggal 7 Juli 2018 oleh label yang sama dengan edisi terbatas. 2002: Back to VengeanceSetahun setelah sukses dengan debut pertamanya yang mendapatkan tanggapan positif dari pemerhati musik bawah tanah di tanah air, Siksakubur merilis album keduanya dengan judul Back to Vengeance tahun 2002 melalui label Rottrevore Records. Album ini berisi 11 komposisi lagu yang proses penggarapan materinya telah disiapkan akhir 2001.[9] Teknis pengerjaan album ini digarap oleh Yuda pada proses mixing dan mastering oleh Adi dan Andyan Gorust. Siksakubur mulai melebarkan penampilan panggungnya melalui acara-acara besar yang diadakan di Pulau Jawa hingga Bali, Kalimantan, Sulawesi dan kota-kota lainnya di seluruh Nusantara.[10] Siksakubur juga mulai mengisi acara-acara untuk pentas seni sekolah, dimana sangat jarang musik ekstrem tampil di acara-acara sekolah pada waktu itu.[5] Pengunduran diri Ade GodelBeberapa saat setelah Siksakubur merilis album keduanya, salah satu pendiri dan Gitaris Ade Godel memutuskan untuk mengundurkan diri karena tidak dapat membagi waktunya dengan kegiatan band. Posisi Ade Godel digantikan oleh Andre "Bacot" Tiranda (Revitol) sebagai Gitaris. Dalam periode ini, Bimorbid (Absolute Defiance) bergabung sebagai Gitaris kedua. Tetapi formasi ini hanya bertahan beberapa bulan saja dengan keluarnya Bimorbid yang tak lama kemudian disusul oleh Burgenk yang mengundurkan diri karena melanjutkan pendidikan, sehingga posisi Burgenk digantikan oleh Yuli "Bebek" Wahyudianto (dikenal dengan Yudi Bebek),[6] sehingga formasinya kembali ke formasi Gitaris tunggal menjadi Andyan Gorust (Drum), Japs (Vokal), Andre Tiranda (Gitar) dan Yudi Bebek (Bass). 2003-2006: Eye CryAlbum ketiga yang bertajuk Eye Cry dirilis melalui label yang sama dengan album sebelumnya, Rottrevore Records tahun 2003, Album ini berisi 10 komposisi lagu yang bekerja sama dengan musisi-musisi lain seperti RinsDark (Gelap) dan Sapta "Moel" Mulya (Eternal Madness). Album ini mendapat tanggapan positif dari pemerhati musik di blantika musik tanah air yang berhasil menembus media mainstream seperti lagu "Pasukan Jiwa Terbelakang", "Renounce Me" and "Destitusi Menuju Mati". Proses mixing album ini dikerjakan oleh Yuda, layout artwork album oleh Andre Tiranda dan didisain oleh Yopi Kucing serta diproduseri oleh Dwinanda Satrio (juga dikenal dengan "Rio" atau "Rio Rottrevore"). Dalam periode ini, Album rangkap The Carnage dan Back to Vengeance dirilis oleh label luar negeri yang berbasis di Belanda, From Beyond Records untuk distribusi di Eropa dan Amerika tahun 2003. Tidak seperti album-album sebelumnya dengan kualitas rekaman yang kurang baik karena fasilitas dan teknologi studio rekaman untuk aliran metal ekstrem belum secanggih saat ini. Hal ini masih dapat diterima dan menjadi ciri khas album-album dengan aliran death metal tahun 2000an, menambah brutalitas suara yang dihasilkan melalui hentakan blast-beat drum dan distorsi gitarnya. Album ini berisi suara yang jernih, dimana masing-masing instrumen dapat terdengar dengan jelas sehingga Siksakubur tidak hanya sukses menampilkan aransemen musik yang kompleks saja tetapi eksekusi keterampilan bermusik yang membawa musikalitasnya ke jenjang yang lebih tinggi.[11] Dalam periode ini, Siksakubur berkesempatan menjadi bintang utama panggung "IJ Metal Fest 3" di Singapura tanggal 2 Juli 2005.[12] 2007: PodiumAlbum ke empat Siksakubur ini dirilis bulan Agustus 2007 masih melalui label yang sama yakni Rottrevore Records, yang dilanjutkan dengan tur promosi album termasuk mini tur untuk menggelar pertunjukan Jawa-Bali tahun berikutnya dengan tajuk "Agenda Bencana Tour 2008" serta menjadi salah satu bintang utama di acara "Gegey Fest" di Kuala Lumpur, Malaysia.[8] Album yang masih diproduseri oleh Rio ini berisi 10 komposisi lagu termasuk lagu cover grup Pantera yang berjudul "F*cking Hostile" sebagai lagu bonus.[13] Tidak seperti album-album sebelumnya, seluruh komposisi lagu dalam album ini seluruhnya berbahasa Indonesia kecuali lagu cover Pantera. Proses penggarapan materi album ini mulai tanggal 10 Desember 2006 hingga 16 Desember 2006 yang direkam di CSA Studio, Jakarta, kemudian proses mixing dan mastering di Studio Bintang 41, Bandung. Konsep artwork album oleh Japs, layout oleh Andre dan disain oleh Yopi Kucing. Seluruh lirik lagu di garap oleh Japs dan aransemen musik oleh Andre, kecuali "Selera Neraka" oleh Yudi Bebek.[14] 2007-2008: Pengunduran diri Andyan GorustTak lama setelah selesainya proses rekaman The Podium,pendiri dan konseptor band ini Andyan Gorust memutuskan untuk mengundurkan diri karena kesibukan dan kegiatan lain diluar grup, meninggalkan Japs sebagai pendiri band yang tersisa untuk melanjutkan perjalanan Siksakubur bersama Andre dan anggota band lainnya, menjadikan album ke empat ini menjadi album terakhir dan perpisahan bagi Andyan Gorust.[15] Kemudian Siksakubur melakukan audisi dan Prama "Jangexz" Pramurdito (Alexander/Last Suffer) terpilih sebagai Drummer untuk menggantikan posisi yang ditinggal Andyan Gorust. Dalam periode ini, Yudi Bebek mengikuti jejak Andyan Gorust untuk mengundurkan diri karena kesibukan lainnya diluar grup dan posisinya digantikan oleh Rodewin "Ewien" Naiborhu (Bloody Gore/Grausig) sehingga line-up Siksakubur akhir tahun 2007 menjadi Andre (Gitar), Jagenxz (Drum), Japs (Vokal) and Ewien (Bass), tetap dengan formasi gitaris tunggal. 2009-2010: Tentara Merah DarahProses kreatif pengerjaan materi album kelima ini memerlukan waktu kurang lebih satu tahun pada akhir 2009. Album yang bertajuk Tentara Merah Darah ini rilis pada tanggal 22 Februari 2010 melalui label Fast Youth Records yang terdiri dari 11 komposisi lagu serta berkolaborasi dengan RinsDark, Moel dan Rifki Bachtiar sebagai Vokalis tamu dalam beberapa komposisi dalam album ini. Album ini juga mengusung tema baru setelah era Andyan Gorust dengan struktur musikalitas berbeda yang dibawakan oleh Jagenxz dengan harapan dapat mengimbangi permainan Siksakubur.[16] Tema album ini secara keseluruhan adalah tentang patriotisme yang menjadi kesatuan cerita utuh mengenai sejarah Pertempuran Thermopylae dan visualisasi cerita epik dalam film 300.[17] Album ini diproduseri oleh Amri Putrajaya (Invictus), direkam di Avra Studio, Jakarta oleh Chief Herman, mixing dan mastering oleh Moel di Herzklang Lab, Bali. Cover album digarap oleh Riandy "blossomdec4y" Karuniawan.[18] dan pernah dirilis ulang tahun 2015 melalui label Armstretch Records. Pada periode ini, Siksakubur menambah seorang Gitaris sebagai pendamping Andre untuk memperkuat musikalitas band, kemudian Nyoman "Bije" Saputra Wardana (Funeral Inception) bergabung akhir 2009 karena ada kesamaan visi dan semangat dalam bermusik.[17] Sehingga formasi periode ini adalah Andre (Gitaris), Jangexz (Drummer), Ewien (Bassis), Japs (Vokalis) and Bije (Gitaris), kemudian dilanjutkan dengan tur promosi album hingga ke Pulau Dewata bertajuk "Sunday Metal Warrior" tanggal 18 April 2010 di kawasan Simpang Enam, Denpasar dengan didampingi band-band metal ekstrem lain diantaranya Ngutah Getih, Durhaka, Born by Mistake, Parau dan Eternal Madness.[19] Tur promosi berlanjut hingga ke negara tetangga dengan jadwal tampil di 4 kota yakni Penang, Perak, Johor Baru dan Kuala Lumpur di Malaysia.[20] 2011: Pengunduran diri Japs dan era Andre TirandaBeberapa bulan setelah rilis album kelimanya, pendiri awal band yang tersisa, Japs mengundurkan diri bulan November 2010 yang membuat Tentara Merah Darah menjadi album perpisahannya bersama band yang didirikannya. Sehingga perjalanan Siksakubur dilanjutkan oleh Andre Tiranda. Tak lama kemudian Septian "Asep" Maulana bergabung menggantikan posisi Vokalis yang ditinggalkan Japs. Tiga minggu kemudian, Siksakubur menyelenggarakan mini tur ke 6 kota di Pulau Jawa bertajuk "High Across Java Tour 2010".[6] Tetapi formasi ini tidak bertahan lama karena tak lama setelah acara tur selesai awal tahun 2011, Jagenxz mengundurkan diri yang di ikuti oleh Bije beberapa bulan kemudian. Untuk melengkapi formasi, Adhytia Perkasa (Funeral Inception) bergabung di lini belakang (Drummer) menggantikan Jagenxz dan Baken Nainggolan (Betrayer) menggantikan Bije sebagai Gitaris band.[21] Sehingga formasi Siksakubur 2011 menjadi Andre (Gitaris), Baken (Gitaris), Ewien (Bassis), Adhytia (Drummer) and Asep (Vokal). Tetapi formasi ini juga tidak bertahan lama dengan mundurnya Ewien sebelum penggarapan album berikutnya, sehingga posisinya digantikan oleh Arinanda Gilang Pratama (dikenal sebagai Ananda) sebagai Bassis setelah proses penggarapan album selesai. 2012-2013: St. KristoSt. Kristo rilis pada tanggal 18 Mei 2012 yang di ikuti dengan acara peluncuran album bulan berikutnya tanggal 30 Juni 2012 di kawasan Kemang, Jakarta. Acara ini dimeriahkan oleh band metal populer diantaranya adalah Noxa, Gelgamesh dan Corporation of Bleeding sebagai band pembuka sebelum Siksakubur tampil di penghujung acara. Proses pengerjaan album ini dilakukan tanpa Bassis karena pengunduran diri Ewien tahun sebelumnya, sehingga seluruh proses rekam Bass dilakukan oleh Andre. Album ini berisi 7 komposisi lagu yang di produseri oleh Rudi Dian melalui label Podium Music, berkolaborasi dengan banyak artis yang menjadi bintang tamu dalam mengisi suara dalam album keenam ini, diantaranya adalah Mohamad Rohman (dikenal dengan Man) (Jasad), mantan Vokalis Siksakubur Japs, mengisi vokal latar mendampingi Asep pada lagu terakhir dalam album ini. Proses mixing dan mastering digarap oleh Sonny dan Andre, cover artwork masih dikerjakan oleh blossomdec4y.[22] Beberapa saat setelah rilis album keenamnya, perubahan formasi terjadi kembali dengan mundurnya Asep yang kemudian digantikan oleh Rudy Harjianto di lini vokal. Dengan formasi ini Siksakubur menyelenggarakan tur promosi dari panggung di tanah air hingga kembali mendapatkan kesempatan mengunjungi 6 kota di Malaysia. Beberapa bulan kemudian, perubahan formasi terjadi kembali dengan mundurnya Ananda lalu posisinya digantikan oleh Dena Rendisah Prabandara sebagai Bassis untuk menggenapi formasi, sehingga formasi menjadi Andre (Gitaris), Baken (Gitaris), Adhytia (Drummer), Rudy (Vokalis) and Dena (Bassis). 2014-2015: SiksakuburAlbum ketujuh dengan tajuk Siksakubur atau self-titled rilis pada tanggal 27 April 2014 bertepatan dengan acara Festival Hammersonic 2014, dimana Siksakubur tampil sebagai salah satu bintang tamu acara adalah saat yang tepat untuk berkesempatan mengenalkan album barunya pada acara tersebut.[26] Acara pra peluncuran album ini sebelumnya diselenggarakan di sebuah kafe di bilangan Pulo Gadung, Jakarta. Acara ini dimeriahkan oleh partisipasi band-band underground populer seperti Disinfected, Rajasinga, Dreamer, Tyranny, Lucretia dan Abgotter.[27] Siksakubur dijadwalkan untuk menyelenggarakan tur ke beberapa kota pada bulan berikutnya.[28] Album ketujuh ini bertema tentang refleksi diri dan hal ini yang menyebabkan tidak adanya cover album artwork pada album "VII" (alternatif judul album) ini, hanya foto dari anggota band Siksakubur. Album ini berisi 11 komposisi termasuk cover lagu band Necrodeath yang berjudul "Choose Your Death" sebagai lagu penutup serta bekerja sama dengan MC Morgue Vanguard (dikenal dengan Ucok Homicide) untuk mengisi suara vokal tambahan pada lagu "Honay".[26] Bertindak sebagai produser Baken dan Andre, proses mixing dan mastering digarap oleh Sonny. Album ini rilis melalui label independen yang didirikan oleh Siksakubur, Podium Music.[29] 2015: Pengunduran diri Baken
Andre Tiranda, Pentolan and gitaris.[30] Proses pergantian anggota band terjadi lagi dengan mundurnya Baken tanggal 27 Juli 2015,[31] tak lama setelah acara panggung musik di Pantai Losari, Makassar bulan Juni 2015, yang menjadikan panggung terakhir Baken bersama band.[21] Informasi ini di umumkan melalui media sosial resmi band Siksakubur dengan alasan masalah kedisiplinan,[32] tetapi Baken berpendapat bahwa dirinya dikeluarkan dari band karena tiadanya keterbukaan dan rasa kekeluargaan dalam manajemen internal band.[33] Bagi Andre Tiranda, setiap pergantian anggota band membuat dirinya menjadi lebih baik dan pergantian anggota bukan hanya pergantian tetapi petualangan.[30] Pada periode ini formasi Siksakubur berubah lagi dengan mundurnya Dena hingga anggota band baru Ricky Rangga (Damnation) dan Gilang Dwi Pristianto (Nithael) bergabung, sehingga formasinya menjadi Andre (Gitaris), Adhytia (Drummer), Rudy (Vokalis), Ricky (Gitaris) and Gilang (Bassis). 2016-sekarang: Mazmur:187Album ikonik kedelapan band Siksakubur bertajuk Mazmur:187 yang rilis tanggal 2 November 2016 melalui Armstretch Records, di produseri oleh Rudi Dian dengan Santo Gunawan selaku Produser Eksekutif, proses rekaman dan mixing digarap oleh Endro Wibowo, mastering oleh Edi Hazt dan cover artwork oleh Adi Christianize. 'Mazmur' dalam tajuk album ini berarti himne atau lagu pujian[34] sedangkan 187 adalah kode internasional untuk pembunuhan, sehingga tajuk album ini dapat berarti himne genosida.[35][36] Album ini berisi 10 komposisi yang memerlukan waktu kira-kira setahun dalam penggarapan proses kreatifnya, dari membangun riff gitar, seleksi dan komposisi aransemen hingga proses rekaman. Tak lama setelah album rilis, Siksakubur menyelenggarakan rangkaian tur di mulai dari Kalimantan yang bertajuk "West Borneo Tour"[30] kemudian dilanjutkan tur pulau Jawa, Bali dan Lombok pada tahun berikutnya dengan tajuk "Mazmur:187 Tour 2017".[37] AnggotaBand
Anggota tambahan
Mantan anggota
Garis waktuDiskografi
Nominasi dan penghargaan
Referensi
Pranala luar
|