Sidoagung, Sruweng, Kebumen
Sidoagung adalah sebuah desa dari 21 (dua puluh satu) desa yang ada di kecamatan Sruweng, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Dan merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen di sebelah barat dengan luas 516 Ha. GeografiSecara geografis, Desa Sidoagung masuk dalam wilayah Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Dan secara topografi terdiri dari tanah datar (perkampungan), dataran rendah (persawahan) dan sebagian pegunungan. Ini merupakan sebuah desa yang terbesar di Kecamatan Sruweng yang terletak di bagian utara dari jalan raya utama Sruweng. Batas-Batas WilayahBatas wilayah dari Desa Sidoagung sebagai berikut:
SejarahDesa Sidoagung merupakan desa pengabungan dari dua desa, yaitu Desa Serkitik dan Desa Klangon. Berdiri pada tahun 1945 berdasarkan sejarah tentang pembentukan Desa Sidoagung Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen. Nama Sidoagung diambil dari dua kata yaitu "Sido" yang berarti "Jadi" dan "Agung" berarti "Besar". Jadi, Sidoagung mempunyai arti menjadi "Desa yang Besar". Sebelumnya, Desa Sidoagung terdiri dari dua desa, yaitu Klangon dan Serkitik. Desa (Kademangan) Klangon berada di sebelah barat, menurut cerita orang yang pertama kali menjabat sebagai Lurah (Demang) dan orang yang pertama kali merintis adalah Kyai Sampe Beduk atau K. Fathurrahman (Nama Islam) atau Wangsoyudho (Nama Jawa). Sekarang, posisi makamnya terletak di sebelah timur Masjid Nurul Barokah RT. 03 / RW. 04 Sidoagung. Konon, Kyai Sampe Beduk adalah termasuk prajurit Keraton Mataram, yang berasal dari Desa Kalasan Kabupaten Demak. Wilayah Klangon pada saat itu terdiri dari beberapa pedusunan, yaitu Klangon, Klangon Tempel, Curug, Pacalbalung, dan Sipendok. Adapun yang pernah menduduki jabatan tertinggi di Desa Klangon, yaitu:
Sedangkan di Sebelah timur, dulunya bernama Desa Serkitik. Nama Serkitik diambil dari kata "Merketek" yang artinya "Tanaman yang Sulit Tumbuh". Desa Serkitik dirintis oleh tokoh yang sakti bernama Satidharma (sekarang makamnya di perbukitan wilayah Serkitik sebelah utara saluran irigasi Sempor). Adapun yang pernah menduduki jabatan tinggi di Desa Serkitik, yaitu:
Kemudian, pada saat Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945 atas usulan Lurah Atmodirjo dan para tokoh masyarakat terjadi musyawarah dan kesepakatan untuk menggabungkan dua desa tersebut untuk mengintrigasikan Wilayah Klangon dan Wilayah Serkitik. Dengan perjanjian, Balai Desa terletak wilayah Dusun Klangon dan lapangan desa di wilayah Dusun Serkitik. Penggabungan dua desa ini dilatarbelakangi karena adanya persaingan yang kurang sehat antara Lurah Klangon dan Lurah Serkitik. RT / RW dan DusunDesa Sidoagung memiliki 36 RT (Rukun Tetangga) dan 9 RW (Rukun Warga). Dengan nama dusun sebagai berikut:
Daftar Kepala Desa / Lurah
Jejak Peristiwa1943-1948
1950-1951
1964-1965
1970-1988
1991-1998
2001-2007
2011-2019
EkonomiMasyarakat di Desa Sidoagung umumnya lebih banyak mengandalkan penghidupan sehari-hari sebagai buruh tani. Terutama sebagai petani padi. PendidikanDi bidang pendidikan, Desa Sidoagung memiliki sarana pendidikan dari Satuan PAUD Sejenis (SPS), Kelompok Belajar (KB) / Taman Kanak-Kanak (TK) / Sederajat, dan Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI) / Sederajat. Satuan PAUD Sejenis (SPS)Kelompok Belajar (KB) / Taman Kanak-Kanak (TK) / SederajatSekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI) / SederajatPariwisataCurug Silangit Ini merupakan tempat wisata yang paling populer yang dimiliki desa ini. Curug Silangit adalah sebuah air terjun yang tingginya sekitar 12 meter dengan kondisi air yang cukup bersih. Jika pada hari Minggu, banyak pengunjung yang datang untuk sekadar berekreasi ataupun untuk mandi. Namun, setelah kejadian tragis yang menewaskan seorang warga dari desa tetangga sekitar tahun 90-an, kini Curug Silangit Sidoagung sepi dikunjungi. ReferensiLegenda dan Sejarah Desa Sidoagung Kec. Sruweng, Kab. Kebumen Diarsipkan 2020-04-06 di Wayback Machine.
|