Sergo Ordzhonikidze
Grigory Konstantinovich Ordzhonikidze (bahasa Georgia: გრიგოლ კონსტანტინეს ძე ორჯონიკიძე Grigol Konstantines że Orjonikiże; bahasa Rusia: Григо́рий Константи́нович Орджоники́дзе Grigorij Konstantinovič Ordžonikidze), dikenal sebagai Sergo Ordzhonikidze (სერგო ორჯონიკიძე; Серго́ Орджоники́дзе); 24 Oktober [K.J.: 12 Oktober] 1886, Kegubernuran Kutais – 18 Februari 1937, Moskwa) adalah seorang Bolshevik asal Georgia, kemudian anggota Politbiro Komite Pusat Partai Komunis Uni Soviet dan rekan dekat Joseph Stalin. Sergo Ordzhonikidze dilahirkan dan dibesarkan di Georgia, Kekaisaran Rusia. Ordzhonikidze kemudian bergabung dengan Bolshevik dan kariernya melesat dengan cepat dan menjadi salah satu tokoh penting Bolshevik. Ia ditahan dan dipenjara beberapa kali oleh polisi Rusia dan sempat diasingkan di Siberia ketika Revolusi Februari terjadi pada tahun 1917. Setelah kembali dari pengasingan, Ordzhonikidze berpartisipasi dalam Revolusi Oktober yang membawa Bolshevik meraih kekuasaan. Selama Perang Saudara, ia berperan dalam memimpin Bolshevik di Kaukasus, mengawasi invasi Azerbaijan, Armenia, dan Georgia. Ia mendukung penyatuan negara-negara itu ke dalam Republik Sosialis Federasi Soviet Transkaukasia (RSFST), yang kemudian bersatu dengan Uni Soviet pada tahun 1922. Ia menjabat sebagai Sekretaris Pertama RSFST hingga tahun 1926. Dipromosikan menjadi Komisar Rakyat untuk Inspektorat Buruh dan Petani (Rabkrin), Ordzhonikidze pindah ke Moskwa dan bergabung dalam ring satu Bolshevik. Ditugasi untuk mengawasi produksi perekonomian Soviet, Ordzhonikidze memimpin pemeriksaan Rabkrin dan semua badan-badan yang berada dibawahnya, mencatat segala bentuk ketidakefisiensian dalam Dewan Tertinggi Perekonomian Nasional Soviet (VSNKh/Vesenkha). Ia kemudian diminta untuk mengetuai Vesenkha pada tahun 1930, dan menjadi Komisar Rakyat untuk Industri Berat setelah Vesenkha dipecah menjadi beberapa komisariat termasuk Komisariat Rakyat untuk Industri Berat. Pada tahun 1932, Ordhonikidze mengawasi implementasi rencana pembangunan lima tahun Stalin untuk meningkatkan pengembangan ekonomi dan membentuk Gerakan Stakhanov sebagai contoh untuk semua buruh dan pekerja di Uni Soviet. Pada waktu yang sama ia juga diangkat menjadi Anggota Penuh Politbiro, sebuah Badan Politik paling berkuasa di Uni Soviet. Ordzhonikidze enggan untuk mengambil bagian dalam kampanye yang dilakukan untuk membasmi apa yang disebut dengan perusak dan penyabotase yang dimulai pada awal 1930-an, menyebabkan sebuah friksi antara ia dan sahabat lamanya, Josef Stalin yang ia tolong saat karirnya mulai melesat. Menyadari akan kebutuhan pekerja yang ahli dibidangnya, Ordzhonikidze juga menolak melakukan pembersihan para pekerja senior. Ordzhonikidze juga menjauhkan dirinya dari individu-individu yang dipandang anti-Bolshevik. Berdasarkan beberapa teori-teori yang ada, hubungannya dengan Stalin menjadi tegang dan disebuah malam pada tahun 1937 dalam sebuah pertemuan yang membahas eksekusi para perusak dan penyabotase, Ordzhonikidze menembak dirinya dan meninggal ditempat, meskipun hal ini banyak diperdebatkan oleh para ahli sejarah. Ia secara anumerta diberikan peghargaan sebagai seorang pemimpin Bolshevik dan beberapa kota diubah namanya dengan menggunakan namanya, meskipun beberapa anggota keluarganya dieksekusi dan dipenjara, termasuk istri dan saudara-saudara kandungnya. Kehidupan AwalGrigol Ordzhonikidze[a] lahir pada tahun 1886 di Ghoresha, sebuah desa di Kegubernuran Kutais, Kekaisaran Rusia (sekarang menjadi wilayah Imereti, Georgia).[2] Menggunakan nama nenek dari jalur ibunya, Ordzdhonikidze merupakan anak kedua dari pasangan Konstantine Ordzhonikidze dan Eupraxia Tavarashivli. Selain itu Ordzhonikidze juga mempunyai abang kandung yang bernama Papulia Ordzhonikidze. Ayah Ordzhonikidze adalah seorang anggota dari keluarga bangsawan dan ibunya merupakan golongan petani biasa.[3] Enam minggu setelah kelahiran Grigol Ordzhonikidze, ibunya wafat. Konstantine bekerja di peternakan keluarga dan mengembangkan pertanian gandum namun tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Konstantine kemudian bekerja di Chiatura, sebuah komunitas pertambangan dan mengantarkan mangan ke Zestafoni, tempat jenis logam tersebut dimurnikan.[2] Karena ketidakmampuannya dalam mengurus anaknya, Konstantine kemudian meminta Grigol untuk tinggal dengan pamannya David Ordzhonikidze dan tantenya Eka Ordzhonikidze yang juga tinggal di Ghoresha. Konstantine kemudian menikah dengan Despine Gamtselidze dan dikaruniai tiga orang anak.[b] Grigol tetap dibesarkan oleh paman dan tantenya, meskipun ia tetap sering mengunjungi ayahnya karena jarak tempat tinggalnya yang tidak jauh.[4] Konstantine kemudian wafat pada saat Grigol berumur 10 tahun dan meninggalkan Grigol untuk terus tinggal bersama dengan paman dan tantenya. Grigol kemudian lulus sekolah dan mempunyai pelatihan medis dan bekerja sebagai perawat.[5] Bergabung dengan BolshevikGrigol Ordzhonikidze bergabung dengan Partai Buruh Demokrat Sosial Rusia (RSDLP) pada tahun 1903 diusianya yang ke 17 tahun. Ordzhonikidze bekerja untuk RSDLP dengan menjadi seorang pendistribusi pamflet percetakan bawah tanah untuk faksi Bolshevik yang ada di RSDLP. Pada saat Revolusi 1905 Ordzhonikidze diberikan tugas yang lebih berat lagi. Ordzhonikidze kemudian ditangkap untuk pertama kalinya pada bulan Desember 1905, karena menyebarkan senjata dan menghabiskan waktu dipenjara selama berbulan-bulan. Setelah dibebaskan, ia kemudian terbang ke Jerman dan kembali lagi ke Baku tempat ia bekerja sebelumnya.[6] Di Baku ia membantu kepanitian Pawai Hari Buruh 1907 dan ditangkap kembali.[7] Ia juga terlibat dalam upaya pembunuhan penulis terkenal asal Georgia Ilia Chavchavadze pada 12 September 1907.[8] Ordzhonikidze kemudian dipenjara untuk ketiga kalinya pada Oktober 1907, dan berbagi sel tahanan dengan sesama rekan revolusionernya, Iosif Dzhugashvili yang dikemudian hari dikenal sebagai Josef Stalin. Mereka berdua kemudian menjadi teman dekat dan menghabiskan waktu dengan bermain bakgamon dan berdiskusi tentang politik.[9][10] Setelah ditangkap untuk keempat kalinya, pada bulan November 1907, Ordzhonikidze kemudian diasingkan ke Siberia, meskipun ia kabur beberapa bulan kemudian dan kembali bekerja di Baku. Bolshecviks kembali menugaskan ia ke Persia untuk membantu pergerakan revolusioner yang dimulai pada tahun 1910.[6] Bolshevik gagal meraih dukungan yang cukup di Persia dan Ordzhonikidze kemudian kembali ke Baku.[11] Pada tahun 1911, Ordzhonikidze kemudian pergi ke Paris dan bertemu dengan Vladimir Lenin, pemimpin Bolshevik. Ia juga bersekolah di Sekolah Partai Longjumeau yang telah diatur untuk menjadi tempat pelatihan para Bolshevik, meskipun ia keluar sekolah karena permasalahan internal partai.[6] Ordzhonikidze kemudian kembali ke Rusia untuk membantu persiapan Konferensi Keenam Partai Buruh Demokrat Sosial Rusia yang digelar di Praha, Austria-Hungaria pada bulan Januari 1912.[12] Pada Konferensi ini, hampir seluruh anggota faksi Bolshevik di RSDLP kemudian memutuskan untuk membentuk partai sendiri, meskipun mereka tetap menjadi bagian RSDLP sampai Konferensi Praha.[13] Ordzhonikidze kemudian dipilih menjadi anggota Komite Pusat Partai Bolshevik dan disuruh kembali ke Rusia untuk menginformasikan para Bolshevik lain tentang hasil konferensi tersebut. Ordzhonikidze juga mengunjungi Stalin yang diasingkan di Vologda, dan mengajak Stalin kembali ke Kaukasus dan meneruskan perjalanannya ke Saint Petersburg, dan Ordzhonikidze untuk kelima kalinya ditangkap pada bulan April 1912.[14] Dianggap sebagai Revolusioner oleh Pemerintah Kekaisaran Rusia, Ordzhonikidze kemudian dipenjara dengan hukuman kurungan selama tiga tahun di Penjara Benteng Shlisselburg.[14] Pada akhir 1915, Ordzhonikidze divonis dengan hukuman pengasingan permanen di wilayah Yakutsk, Siberia Timur[15], di tempat ia nanti akan bertemu dengan istrinya Zinaida.[16] Ordzhonikidze dan Zinaida menikah pada tahun 1917 dan mengangkat seorang anak yang bernama Eteri.[17][18] Selama pengasingannya, Odzhonikidze menghabiskan waktu dengan membaca, terlebih ia sangat menyukai karya sastra klasik Georgia karangan Penulis Jack London, Lord Byron dan Fyodor Dostoevsky. Ia juga tertaik dengan hubungan statistik Ekonomi Rusia, khususnya detail tentang produksi makanan dan pertanian seperti yang ada dalam karya Karl Marx dan Friedrich Engels.[19] Ordzhonikidze masih tetap berada di Yakuts sampai berita Revolusi Februari sampai di telinganya. Ia bekerja dengan Soviet Yakuts sebelum bertolak ke Petrograd (Sankt-Petersburg) dan tiba disana pada penghujung bulan Mei.[10] Begitu tiba disana, Ordzhonikidze mengambil peran penting dalam revolusi dengan menjadi bagian dari Komite Bolshevik Petrograd dan sering berpidato pada kampanye-kampanye dan sering mengunjungi pabrik besar dalam rangka melaksanakan tugas partainya. Dalam hal ini Ordzhonikidze kembali bekerja sama dengan Lenin dan Stalin. Ia kembali ke Georgia dalam rangka mengunjungi kampungnya dan kembali ke Petrograd pada bulan Oktober dan berada disana saat Revolusi Oktober terjadi.[20] Perang Saudara RusiaKaukasus UtaraPada saat pecahnya Perang Saudara Rusia di tahun 1917. Ordzhonikidze dilantik menjadi Komisaris Rakyat untuk Ukraina, Rusia Selatan dan Kaukaus Utara. Selama ia menjabat sebagai Komisaris Rakyat, Ordzhonikidze menyaksikan Pertempuran Tsaritsyn dan pertempuran di Front Barat Ukraina, meskipun ia lebih aktif dalam pertempuran yang terjadi di Kaukaus Utara. Ordzhonikidze kemudian bertolak ke Vladikavkaz pada bulan Juli 1918 dan bersama para anggota Bolshevik lainnya ia mundur ke gunung-gunung karena kota kota besar di Kaukasus Utara telah dikuasai oleh para pasukan Kazaki.[21] Saat dipersembunyiannya, Ordzhonikidze mencoba menipu pasukan Kazaki dengan tujuan agar mereka mengabaikan perintah atasannya dan bergabung dengan Bolshevik. Namun usaha tersebut berakhir dengan kegagalan.[22] Lantas, Ordzhonikidze kemudian mengatur pertemuan dengan para penduduk lokal Chechnya, dan Ingush untuk mendesak supaya penduduk lokal tersebut mau bergabung dengan Bolshevik dengan memberikan pendapat bahwa sistem Soviet sama dengan sistem Islam yang disukai oleh penduduk Chechnya.[23] Usaha ini berhasil dan para penduduk Ingush membantu Bolshevik dalam merebut kembali Kota Vladkavkaz pada pertengahan Agustus.[21] Diakhir tahun 1918 Ordzhonikidze secara efektif menguasai setiap Badan Bolshevik di Kaukasus Utara dan daerah disekitarnya.[24] Ordzhonikidze juga berhasil meraih gelar sebagai seorang pemimpin yang brutal dan ia terkenal dengan perintah penangkapan atau eksekusi para penentangnya yang memiliki keterkaitan dengan Menshevik, Revolusioner Sosialis atau kelompok-kelompok lain yang menentang Bolshevik.[21] Untuk membantu koordinasi atas wilayahnya, Komite Pusat yang berada di Petrograd membentuk Biro Kaukasus (Kavbiuro) pada tanggal 8 April 1920. Biro ini ditugasi untuk membangun pemerintah Bolshevik atas Kaukaus (baik di Utara maupun Selatan) dan membantu pergerakan revolusioner lainnya di wilayahnya tersebut. Ordzhonikidze kemudian diangkat menjadi Ketua Kavbiuro dan Sergei Kirov sebagai wakilnya.[25] Ordzhinikidze juga diberikan jabatan dalam Dewan Militer Revolusioner Front Kaukasus dan menjadi Ketua Komite Revolusioner Kaukasus Utara.[26] Kaukasus SelatanSetelah berlangsungnya Revolusi Rusia, wilayah Kaukasus Selatan kemudian memerdekakan diri dari wilayah Rusia yang terbagi menjadi tiga negara yaitu : Armenia, Azerbaijan dan Georgia.[27] Aktivitas kaum Bolshevik di wilayah-wilayah ini menjadi terbatas dan hanya Kota Baku saja yang berada dibawah kendali kelompok kecil yang bersekutu dengan Bolshevik.[28] Karena wilayah di sekitar Baku merupakan daerah dengan sumber daya minyak yang banyak, hal ini pula yang menjadi kepentingan Bolshevik dalam upaya mereka untuk mengontrol daerah ini.[29] Setelah Orzdhonikidze berhasil mengonsolidasikan kekuatan dan kekuasaan Bolshevik di Kaukaus Utara, Lenin mengeluarkan perintah kepadanya untuk menyiapkan invasi terhadap Azerbaijan.[30] Dengan menggunakan dalih pemberontakan Bolshevik lokal di Azerbaijan, Ordzhonikidze kemudian memerintahkan Tentara Kesebelas untuk menginvasi Azerbaijan pada tanggal 27 April 1920 ketika para tentara Azerbaijan sedang bertempur melawan tentara Armenia di Nagorno-Karabakh. Kota Baku dikuasai oleh tentara Bolshevik pada jam 23.00.[31][32] Karena Azerbaijan dapat dengan mudah ditaklukkan maka Ordzhonikidze kemudian meluncurkan invasi yang sama terhadap Armenia dan Georgia dan mendukung sebuah usaha kudeta (meskipun gagal) di Georgia pada tanggal 2–3 Mei.[33] Lenin dan Stalin kemudian memberikan persetujuan untuk menginvasi Armenia pada tanggal 27 Mei yang keesokan harinya perintah itu langsung dieksekusi oleh Ordzhonikidze.[34] Karena telah dilemahkan oleh pertempuran yang telah terjadi sebelumnya, Armenia kehilangan kemampuan dalam mempertahankan wilayahnya dan menyerah pada tanggal 2 Desember.[35] Terdapat pembicaraan serius diantara para pemimpin Bolhsevik tentang cara terbaik untuk mencaplok Georgia. Sedangkan Ordzhonikidze ingin mengulang kembali langkah-langkahnya yang sebelumnya ia terapkan dalam menginvasi Georgia. Keinginan Ordzhonikidze ini bertentangan dengan Komite Pusat, Lenin lebih menginginkan cara yang lebih damai.[36] Pada awal Februari 1921, Lenin akhirnya mengalah, dan menyetujui Ordzhonikidze memimpin Tentara Kesebelas ke Georgia untuk mendukung pemberontakan Bolshevik setempat.[37] Khawatir mendapatkan dukungan dari rakyat Georgia, Lenin mengirim Ordzhonikidze sebuah telegram yang menguraikan kebijakan yang akan diterapkan, termasuk mencari kompromi dengan kepemimpinan Menshevik.[38] Invasi Georgia dimulai pada 15 Februari[39] dan disambut dengan perlawanan yang luar biasa dari Georgia meskipun perlawanan itu tidak berpengaruh terhadap Bolshevik. Pada tanggal 25 Februari 1921, tentara Bolshevik berhasil menduduki ibukota Tiflis. Ordzhonikidze kemudian mengirimkan telegram kepada Lenin dan Stalin dengan berita yang menyatakan bahwa "Bendera Proletar telah berkibar di Tiflis!".[40] Atas usahanya dalam menyelesaikan urusan Bolshevik di Kaukasus, maka Ordzhonikidze kemudian diberikan penghargaan Orde Panji Merah dan Order Panji Merah dari Republik Sosialis Soviet Azerbaijan.[41] Skandal GeorgiaSetelah berhasil menduduki Kaukasus Selatan, Ordzhonikidze mengambil peran aktif dalam membangung otoritas Bolshevik atas wilayah itu, khususnya wilayah Georgia membutuhkan banyak pekerjaan karena oposisi yang kuat terhadap kaum Bolshevik di sana.[42][43] Sebagai Ketua Kavbiro, Ordzhonikidze adalah pemimpin seremonial Bolshevik di Georgia tapi harus bekerja sama dengan pemimpin lokal yang terpecah antara Filipp Makharadze dan Budu Mdivani.[44] Karena jasanya atas seorang organisator dan teoritis, Makharadze lebih dihormati dikalangan Bolshevik Georgia, sedangkan Mdivani adalah pendukung kuat sentimen nasional Georgia yang tidak dikenal dikalangan Bolshevik Georgia.[45] Hal inilah yang menjadi pertengakaran antara Ordzhonikidze dengan Bolshevik Georgia terlebih Ordzhonikidze mengabaikan saran dari para penduduk Georgia yang lebih paham dengan situasi di Georgia itu sendiri.[46] Ordzhonikidze dan Stalin yang memang berasal dari Georgia khawatir akan nasionalisme yang ditunjukkan oleh para Menshevik Georgia yang pada awalnya diizinkan bekerja sama dengan para Bolshevik. Mereka mempertimbangkan nasionalisme Georgia sebagai sebuah ancaman serius yang sama dengan chauvinisme Rusia Raya.[47][48] Mereka berkehendak untuk menjadikan Georgia sebagai bagian dari Uni Soviet dengan status sebagai sebuah Republik Sosialis Soviet secepat mungkin dalam upaya mereka untuk menghapuskan segala bentuk tendensi nasionalis, tapi Lenin juga khawatir pergerakan itu terlalu cepat: Georgia memerdekakan diri langsung mencari dukungan dari Negara-Negara Eropa lainnya dan karena lemahnya posisi Bolshevik di kancah internasional, probabilitas akan adanya pemberontakan atau perang sipil adalah ancaman yang serius.[49] Karena tidak ingin pertentangan ini diketahui publik, Komite Pusat berdiri dibelakang Ordzhonikidze dan mengizinkan ia untuk mengambil keputusan yang dirasa cocok dengan situasi ini.[50] Ini melibatkan penyatuan tiga negara bagian Kaukasus Selatan menjadi satu federasi, yang menurutnya adalah pilihan terbaik baik secara militer maupun ekonomi, terutama karena itu akan membuat penyatuan dengan Rusia menjadi lebih sederhana.[47] Pada bulan April 1921 perkeretaapian, pos dan telegraf, serta perdagangan luar negeri Armenia, Azerbaijan, dan Georgia digabungkan; hubungan ekonomi lebih lanjut, terutama penghapusan hambatan bea cukai, dilakukan sepanjang Mei dan Juni, yang menyebabkan kebencian di kalangan Bolshevik Georgia.[51][52] Ketegangan masih tinggi hingga bulan November, dimana Kavbiro mengumumkan bahwa tiga negara ini akan disatukan menjadi Republik Federasi Soviet Sosialis Transkaukasia.[51] Penyatuan wilayah ini menyebabkan kemarahan warga Georgia yang protes bahwa tindakan penyatuan ini terlalu dini, mereka berkehendak pembentukan federasi ini ditunda sampai Maret 1922.[53] Perselisihan ini yang kemudian dikenal sebagai Skandal Georgia yang memperlambat pembentukan Uni Soviet hingga bulan Desember 1922.[54] Ordzhonikidze tetap menjalankan perannya di Kaukasus menjadi Sekretaris Pertama dan menjabat sampai 1926.[55][56] RabkrinPada tahun 1926 Ordzhinikidze dilantik menjadi Ketua Komisi Kontrol Partai Komunis Uni Soviet dan menjadi Komisariat Rakyat untuk Inspektorat Buruh dan Petani (Rabkrin). Meskipun awalnya Ordzhonikidze enggan untuk menjabat, karena mengharuskan dirinya pindah ke Moskwa, namun Stalin memaksa Ordzhonikidze dengan mengatakan ia mau pilih untuk menerima kedua jabatan tersebut atau pilih menjadi Sekretaris Pertama Kaukasus Utara yang berarti menurunkan status dan prestise yang dimiliki Ordzhonikidze.[57] Sejarawan Oleg V. Khlevniuk mengatakan bahwa Ordzhonikidze tidak tertarik untuk mengambil alih Rabkrin karena berarti Ordzhonikidze meninggalkan kenyamanan posisinya saat ini di Kaukasus dan akan terlibat lebih dalam dalam drama dan politik tingkat tinggi.[58] Sebagai Komisariat Rakyat Rabkrin, Ordzhonikidze menggantikan Valerian Kuybyshev yang mengambil alih jabatan Ketua Dewan Tertinggi Ekonomi Nasional (Vesenkha). Pada waktu yang sama saat pengangkatannya, Ordzhonikidze juga ditunjuk sebagai Kandidat Anggota Politbiro, meskipun secara teknis posisinya sebagai Ketua Komisi Kontrol Partai telah menghalanginya karena diperkirakan akan terjadi pemisahan antara dua jabatan yang ia emban.[56] Ia menjabat sebagai Kandidat Anggota Politbiro dari 23 Juli sampai 3 November 1926.[59] Tujuan dibentuknya Rabkrin adalah memastikan Ekonomi Soviet berjalan sebagaimana mestinya. Rabkrin juga mengawasi perencanaan dan imlementasi, penganggaran dan kebijakan administrasinya.[60] Dibawah kepemimpinan Kuybyshev, Rabkrin menjadi tidak efektif dan lebih berfokus pada teori administrasi ketimbang melakukan tindakan yang nyata. Hal ini dikarenakan situasi ekonomi di Uni Soviet telah berimprovisasi sejak tahun 1926. Ordzhonikidze awalnya tidak mengerti tentang wilayah kerjanya, dan ia segera belajar untuk memahami fungsi Rabkrin dan mengorientasikan kembali fokusnya terhadap industri, khususnya mengawasi pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung di Vesenkha.[61][62] Dalam sebuah pidatonya yang ditujukan kepada para petinggi Rabkrin sesaat setelah ia menjabat, Ordzhonikidze menyatakan bahwa Rabkrin sekarang memiliki dua tugas utama yaitu melawan birokratisasi ekonomi dan aparatur negara dan melakukan kajian ulang seluruh sistem negara.[63] Antara tahun 1927 sampai 1930, Rabkrin meluncurkan ratusan investigas terhadap kerja-kerja dibidang Ekonomi Soviet. Sejarawan Sheila Fitzpatrick mencatat bahwa selama periode tersebut investigasi yang dilakukan terlihat pada "Industri Perminyakan, Industri Kimia, Industri Metal, Konstruksi Kapital dalam industri, perbaikan dan peralatan industri, perencanaan industri, pengantaran barang impor, penggunaan ahli-ahli industri dari luar negeri, desain biro industri metalurgi, diesel, batu bara, besi, perwalian industri utama tekstil Vesenkha, dan sebagai tambahan melakukan perancangan reformasi radikal struktur administrasi industri".[62] Laporan akan disampaikan kepada para otoritas tinggi, dan sebanyak mungkin akan dilaporkan termasuk dilaporkan kepada Politbiro dan Komite Pusat. Dilain hal, Ordzhonikidze dicari oleh manajer pabrik, yang akan menyampaikan keluhan dan petisi dengan harapan mendapat bantuan dari Rabkrin.[64] Ordzhonikidze merevitalisasi Rabkrin dan menjadi sangat berkuasa dalam Uni Soviet. Dipenghujung tahun 1920-an Rabkrin menjadi pusat pembuatan kebijakan industri negara dan mengambil alih kewenangan tersebut dari Vesenkha.[65] Kewenangan ini menonjol pada era pertama rencana lima tahun Stalin yang dimulai pada tahun 1929. Sedangkan Vesenkha ditugasi untuk mengimplementasikan target tinggi dari perencanaan yang ada, dan Rabkrin mengawasi segala sesuatunya dan memastikan produksi industri meningkat dengan menjaga biaya produksi tetap rendah.[64] Hal tersebut menjadi friksi antara Vesenkha dan Rabkrin. Vesenkha mengajukan komplain bahwa mereka tidak dapat bekerja dengan gangguan seperti itu dan diperparah dengan investigasi Rabkrin terhadap perusak dan kontra revolusioner.[c][66] Friksi ini memuncak pada Kongres Partai Ke-16 yang diadakan pada bulan Juni 1930, dimana Ordzhonikidze memberikan sebuah pidato yang menguraikan kegagalan Kuybyshev dan Vesenkha dalam industri Soviet[67] VesenkhaSeperti tindak lanjut atas kritikannya terhadap Kuybyshev, Ordzhonikidze diangkat menjadi Ketua Dewan Tertinggi Ekonomi Nasional (Vesenkha) pada 13 November 1930 dan Kuybyshev dipindahkan ke Komite Perencanaan Negara (Gosplan).[68] Sesaat setelah dilantik, pada tanggal 21 Desember 1930, Ordzhonikidze juga dijadikan sebagai Anggota Politbiro dan diberhentikan dengan hormat dari jabatannya di Komisi Kontrol Pusat.[69][70] Di Vesenkha, Ordzhonikidze diserahi mandat untuk meningkatkan kualitas para pekerja.[71] Khlevniuk juga menyatakan bahwa dengan menempatkan seorang sekutu dekat yang bertanggung jawab atas Vesenkha, Stalin menargetkan untuk menguatkan kuasanya dalam bidang yang sebelumnya ia abaikan.[72] Posisi Orzhonikidze di Rabkrin digantikan oleh Andrey Andreyev. Dengan Stalin yang memegang kendali kuat atas Uni Soviet, Rabkrin telah kehilangan kepentingannya, dan akhirnya dijadikan bawahan Komite Sentral.[73] Sama halnya ketika diawal-awal ia menjabat sebagai Komisariat Rakyat untuk Inspektorat Buruh dan Petani, Ordzhonikidze juga awalnya belum memahami fungsi dari Vesenkha dan segera belajar memahaminya. Meskipun Orzhonikidze tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang cocok dengan ruang lingkup kerja Vesenkha, Ordzhonikidze menjadi energik dan tegas dalam menjalankan tugasnya.[74] Orzhonikidze juga memboyong banyak staf senior dari Rabkrin dan Komisi Kontrol, sehingga sembilan dari delapan belas departemen di Vesenkha diisi oleh para staf yang berasal dari kedua institusi tersebut.[75] Ditugaskan untuk mencari pengacau dalam Vesenkha, Ordzhonikdize awalnya mengikuti pandangan Stalin dan mengambil sikap tegas atas segala isu dan persoalan dengan tujuan membersihkan Vesenkha.[76] Dalam beberapa bulan, posisinya melunak, dan dia mempertahankan cabang; Fitzpatrick menyarankan perubahan ini karena kesadaran bahwa ada kekurangan pekerja yang terlatih dan rendahnya moral akibat pembersihan.[77] Pada masa Ordzhonikidzke memimpin Vesenkha ini hubungannya dengan Stalin mulai berubah, meskipun cukup dekat sebelumnya, pendapat baik Ordzhonikidze tentang para pekerjanya tidak sejalan dengan apa yang ingin dilihat Stalin.[78] Meskipun Stalin memerintahkan kepada Ordzhonikidze untuk memberhentikan pekerja senior, Ordzhonikidze tetap mempertahankan mereka karena secara teknis mereka sangat dibutuhkan. Dia akan meremehkan afiliasi politik mereka sebelumnya dan mendukung mereka.[79] Sementara insinyur baru sedang dilatih di Uni Soviet saat ini, Ordzhonikidze merasa mereka belum siap untuk mengambil posisi senior, sehingga perlu mempertahankan pekerja yang lebih senior.[80] Komisariat Rakyat untuk Industri BeratPada tahun 1932, Vesenkha diubah namanya menjadi Komisar Rakyat untuk Industri Berat (Народный комиссариат тяжёлой промышленности; NKTP) dan Ordzhonikidze ditugaskan untuk menjadi Komisariat Rakyat untuk Industri Berat.[81] Sebagai Komisariat Rakyat, Ordzhonikidze memainkan peran penting dalam mengarahkan ekonomi Soviet dan mengawas aspek utama dalam mempertahankan produksi. Oleh karena itu apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan dalam komisar baru ini diperkirakan sama dengan Vesenkha.[74] Dalam peluncuran program Rencana Lima Tahun yang Kedua pada tahun 1933, Ordzhonikidze diserahkan kepercayaan dalam melakukan draf program ini.[82] Ordzhonikidze berdebat dengan Stalin terhadap target pertumbuhan ekonomi. Stalin membuat targe yang tidak realistis sedangkan Ordzhonikidze mendapat persetujuan Stalin terhadap target pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 13–14 persen, yang, meskipun targernya tinggi namun dapat dicapai.[83][84] Dalam hal ini Ordzhonikidze bertindak independen atas kemampuan teknis dan pengetahuan dari Wakilnya Georgy Pyatakov yang memimpin program tersebut.[85] Saat mengunjungi Lavrentiy Beria, Sekretaris Pertama Republik Federasi Sosialis Soviet Transkaukasia di Tblisi pada 7 November 1934, Ordzhonikidze mulai terkena sakit perut dan pendarahan dalam tubuhnya. Empat hari kemudian, 11 November, Ordzhonikidze terkena serangan jantung yang diyakini berasal dari keracunan makanan,[86] dan atas saran dokter Orzhonikidze tetap berada di Georgia sampai 26 November dan harus beristirahat disana. Karena hal tersebut Ordzhinikidze tidak bisa bertolak ke Leningrad untuk menghadiri pemakaman Sergei Kirov yang dibunuh pada tanggal 1 Desember. Hal ini sangat mengganggu batin Ordzhonikidze karena Kirov adalah sahabatnya.[87] Sebagai pengakuan atas hubungan persahabatan mereka, Ordzhonikidze diminta untuk menentukan tempat peletakan abu jenazah Kirov di Nekropolis Kremlin, tempat abu para pemimpin Bolshevik lainnya ditempatkan.[88] Gerakan StakhanovOrdzhonikidze khawatir tentang rendahnya produktivitas dalam NKTP dan ekonomi Soviet. Hal-hal tersebut kemudian membuat Ordzhonikidze meluncurkan sebuah program yang disebut dengan Gerakan Stakhanov pada tahun 1935.[89] Kekhawatiran akan produktivitas dalam dua sektor kunci yaitu metalurgi dan pernambangan batubara yang dipandang sebagai kelangkaan konsisten, meskipun ia berupaya untuk meningkatkan pengeluaran produksi, Ordhonikidze juga berupaya untuk meningkatkan performa produksi. Hasil dari usaha Ordzhonikidze tersebut berbuah positif untuk produksi metalurgi namun tidak berdampak pada produksi tambang batubara. Ordzhonikidze mencari solusi atas permasalahan ini dan menempatkan perhatiannya ke Donbas, sebuah daerah di Ukraina yang menjadi pusat produksi batubara Soviet.[90] Berdasarkan target peningkatan pengeluaran batubara yang dibuat oleh Ordzhonikidze, pada akhir Agustus 1935 Kawasan Tambang Pusat Irmino yang pengeluaran produksinya di bawah kuota yang telah ditentukan, memutuskan untuk meminta seorang penambang melampaui kuotanya sebagai sarana untuk mendorong semua pekerja. Untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan halus, penambang yang dipilih harus diam-diam diberikan bantuan walaupun kelihatannya pekerja tersebut bekerja sendiri.[91] Alexei Stakahnov dipilih untuk menyelesaikan masalah diatas dan pada malam tanggal 30 - 31 Agustus ia melaporkan bahwa 102 ton batubara (14 kali lipat dari kuotanya, walaupun dengan bantuan dua pembantu, yang berhasil lebih dari lima kali pengeluaran biasanya).[92] Pencapaian Stakhanov, sebuah rekor Uni Soviet untuk pertambangan dalam satu malam, dilaporkan sebagai sebuah poin berita kecil pada tanggal 2 September dalam koran Pravda, sebuah surat kabar resmi Partai Komunis Uni Soviet.[93] Ordzhonikidze pertama kali mengetahui itu dan memutuskan untuk menjadikan Stakhanov sebagai simbol dari program baru ini.[94] Pada tanggal 6 September rekor Stakhanov ditampilkan dalam halaman depan majalah Pravda, bersama para rekan-rekan pekerja yang juga mencatat rekor baru dalam hal ini.[93] Ordzhonikidze memuji hasil kerja Stakhanov dan menyemangati para pekerja lainnya, tidak hanya para penambang untuk menjadikan hasil kerja Stakhanov dan rekan-rekanya sebagai contoh dalam meningkatkan kuota produksi mereka.[95] Meskipun Gerakan Stakhanov meningkatkan produksi dan antusias dari pegawai dan pekerja, hasil yang diharapkan malah jauh dari harapan. Untuk membuktikan, para pekerja dan manajer memalsukan kuota dan meningkatkan kecepatan yang mengarah pada kenaikan kecelakaan kerja. Tentunya produksi batu bara di Donbas sebenarnya telah ditolak pada 1936, mengarah pada maklumat resmi bahwa pada tanggal 7 Juni 1936 di majalah Pravda bahwa Gerakan Stakhanov tidak maksimal.[96] Meskipun hasilnya tidak sesuai dengan harapan, Ordzhonikidze dianugerahkan dengan Ordo Lenin dan Ordo Panji Merah Buruh.[97] Pembersihan dan kejatuhanDari awal karir Ordzhonikidze sebagai Ketua Dewan Tertinggi Ekonomi Nasional hingga menjadi Komisariat Rakyat untuk Industri Berat, telah ada banyak usaha untuk menghapuskan perusak dan penyabotase dari jabatannya yang berpengaruh tersebut.[98] Ordzhonikidze juga telah lama berusaha untuk melindungi siapaun yang bekerja denganya, sebuah karakter yang ia pertahankan selama kepemimpinannya di Rabkrin.[78] Kebijakan ini diuji pada tahun 1930-an karena banyak teman dekat Ordzhonikidze telah dibersihkan selama era Pembersihan Besar-besaran karena mereka dianggap telah menantang otorisasi Stalin sebagai pemimpin tertinggi Soviet. Hal ini menjadi friksi antara Ordzhonikidze dan Stalin.[99] Ordzhonikidze menentang campur tangan polisi dalam urusan pabrik, dan cukup berhasil dalam hal ini sehingga Politbiro setuju untuk melarang jaksa menyelidiki pabrik atau bahkan memasukinya, sebuah kebijakan yang nantinya akan disetujui Stalin.[100][101] Lominadze dan PyatakovPada awal-awal menjabat sebagai Komisariat Rakyat untuk Industri Berat, Ordzhonikidze menyaksikan pembersihan Vissarion Lominadze, rekannya asal Georgia dan sekutu Ordzhonikidze, yang telah dipecat dari partai sebelumnya karena perannya dalam Skandal Syrtsov-Lominadze, dimana Lominandze bersama dengan Sergey Syrtsov, telah dituduh menjadi faksionalisme pada tahun 1930, saat mereka berdua menentang kolektivisasi pertanian.[102] Setelah kembali ke Georgia, Lominadze dibawa kembali kedalam peran kepemimpinan oleh Ordzhonikidze yang membantunya menjadi Sekretaris Partai di Magnitogorsk.[103] Gelombang penahanan terhadap para perusak di Januari 1935 membuat Lominadze menyadari bahwa ia akan segera menjadi target berikutnya, sehingga agar mencegah penangkapan dirinya, Lominadze kemudian menembak dirinya sendiri pada tanggal 18 Januari dan meninggal keesokan harinya.[104] Meskipun Stalin tidak mengungkit insiden itu pada awalnya, namun pada bulan Desember 1936 Stalin menyerang Ordzhonikidze dengan alasan bahwa Ordzhonikidze telah berkorespondensi dengan Lominadze secara diam-diam sebelum Lominadze bunuh diri dan kemdian gagal memberitahukan hal ini kepada Politbiro. Stalin juga marah karena Ordzhonikidze telah mengirimkan tunjangan pensiun ke istri Lominadze dan anaknya (anak Lominadze dinamai dengan nama Sergo untuk menghormati jasa-jasa Ordzhonikidze).[105] Georgy Pyatakov, wakil Komisariat Rakyat untuk Industri Berat juga mengetahui dirinya dalam masalah. Kembali ke tahun 1921, Ordzhonikidze dan Pyatakov telah menjadi musuh politik, namun mereka kemudian memperbaiki hubungan mereka dan membangun hubungan kerja yang erat. Pyatakov mengikuti Ordzhonikidze ke Vesenkha pada 1930 dan menjadi wakil utama Ordzhonikidze.[85] Dalam catatan Khevliuk, Ordzhonikidze menghargai Pyatakov karena kemampuan organisasinya dan kepintarannya dan gampang memahami... bahwa kesuksesannya sebagai seorang Komisariat Rakyat untuk Industri Berat juga berkat jasa-jasa Pyatakov".[106] Diawal-awal karirnya, Pyatakov bekerja dengan Leon Trotsky, musuh utama Stalin sejak 1920-an. Meskipun Pyatakov telah direhabilitasi pada 1936 oleh NKVD, namun bukti dakwaan Pyatakov masih ada disimpan di arsip NKVD.[107] Pyatakov ditangkap pada 12 September 1936 dengan dakwaan telah menjadi bagian dari konspirasi yang bertujuan menggulingkan pemerintahan Soviet.[108][109] Pyatakov dipaksa mengaku bersalah. Sedangkan Ordzhonikidze tidak memberikan pernyataan apapun terkait masalah Pyatakov. Khlevniuk mencatat bahwa hubungan mereka seperti memberikan Ordzonikidze "alasan substansial" untuk meragukan kebenarannya.[110] Pyatakov pada akhirnya dieksekusi pada bulan Januari 1937.[111] Papulia OrdzhonikidzeAbang Ordzhonikidze, Papulia telah menjadi revolusioner Bolshevik yang aktif.[15] Ordzhonikidze lah yang menolong Papulia dalam mendapatkan sebuah jabatan di Perkeretaapian Transkaukasia.[112] Papulia juga sering dikritik kerjanya, dan pada tahun 1932 kritik yang ditujukan kepada Papulia disampaikan secara publik yang memaksa Papulia dimutasikan ke jabatan lain.[113] Pada bulan November 1936 Papulia ditahan dengan tuduhan yang tidak dijelaskan. Sergo mengetahui penangkapan ini saat pesta ulang tahunnnya yang ke-50 dan menjadi marah sebab berita itu.[114] Ordzhonikidze kemudian menjumpai Lavrentiy Beria dan meminta pertolongan kepadanya supaya Beria mau membebaskan Papulia. Beria yang merupakan mantan anak didik Sergo dan mereka berdua pernah bekerja sama selama beberapa tahun. Ordzhonikidze melindungi Beria dari serangan para anggota partai lainnya dan sebagai gantinya Beria selalu memberikan kabar terbaru berkaitan dengan apa yang terjadi di Kaukasus.[115][116] Beria juga menamakan anak laki-lakinya dengan nama Sergo sebagai penghormatannya terhadap Sergo.[117] Hubungan mereka berubah pada 1930-an akibat bangkitnya Beria dengan menjadi Sekretaris Pertama Transkaukasus, Beria benci karena masih dianggap sebagai bawahan Ordzhonikidze dan ingin dihormati sebagai orang yang sederajat dengannya.[118] Beria lalu mengatakan bahwa ia akan meninjau kasus Papulia karena ia adalah tokoh kuat dalam permasalahan dan kasus seperti yang dialami oleh Papulia. Karena itu Ordzhonikidze berpendapat tidak mungkin penahanan Papulia dilakukan tanpa persetujuan oleh Beria. Entah Beria memerintahkan penangkapan itu berdasarkan perintahnya sendiri atau justru berasal dari perintah Stalin. Khlevniuk menduga bahwa penangkapan Papulia itu atas perintah Stalin.[119] Karena abangnya telah ditangkap dan dipenjara hal ini menyebabkan pengaruh buruk terhadap kesehatan Ordzhonikidze. Dia menghubungi Stalin untuk meminta bantuan tetapi ditolak. Penolakan Stalin untuk membantu semakin merusak hubungan keduanya.[120] KematianPada akhir tahun 1936 dan memasuki tahun 1937, terdapat beberapa langkah lanjutan dalam menghapuskan perusak dan penyabotase. Ordzhonikidze tidak dapat melindungi Komisariat yang dipimpinnya dari mereka karena Komisariatnya yang memang menjadi target pada waktu itu.[121] Ordzhonikidze diperkirakan akan berpidato tentang para perusak dan penyabotase dalam Komisariatnya pada sebuah pleno Komite Pusat yang dijadwalkan akan dimulai pada 20 Februari 1937.[122] Pada tanggal 17 Februari Ordzhonikidze berbicara dengan Stalin melalui telepon. Ordzhonikidze kemudian meninggalkan Kremlin untuk menemui Ketua Dewan Komissar, Vyacheslav Molotov dan menghadiri pertemuan Polibiro yang akan datang.[123] Pada pertemuan Politbiro ini, Ordzhonikidze kembali mengulas tentang keyakinannya bahwa dakwaan perusakan dalam Komisariatnya berlebihan dan ia diperintahkan oleh Stalin untuk meninggalkan rapat tersebut setelah menyampaikan keyakinannya itu, walaupun Ordzhonikidze dipaksa meninggalkan rapat itu, Khlevniuk juga mengatakan bahwa pertemuan itu tidak seperti pertemuan Politbiro yang biasanya. Setelah Ordzhonikidze meninggalkan rapat Politbiro, ia menemui Lazar Kaganovich dan Alexander Poskrebyshev dan pulang pada jam 19.00 malam. Lalu Ordzhonikidze kembali ke Kantor Komisariatnya pada jam 21.00[124] sampai ia kembali pulang pada pukul 00.20 malam karena itu memang merupakan jadwal rutinnya untuk menemui wakil dan pejabat-pejabat di Komisariatnya.[125] Detail mengenai waktu-waktu terakhir hidup Ordzhonikidze juga tidak jelas. Yang pasti diketahui bahwa saat ia kembali kerumahnya, Ordzhonikidze mengetahui bahwa NKVD telah melakukan penggeledahan di rumahnya, sehingga Ordzhonikidze kembali menelelpon Stalon dan menyatakan komplain atas kejadian tersebut. Mereka berdua terlibat pertengkaran dan berganti-ganti bahasa antara bahasa Rusia hingga bahasa Georgia, Stalin menjelaskan bahwa NKVD punya kuasa untuk menggeledah rumah siapapun termasuk rumahnya. Ordzhonikidze kemudian diundang untuk menemui Stalin dan pertemuan itu berlangsung selama 90 menit.[126] Keesokan harinya, 18 Februari Ordzhonikidze berada dirumah selama hampir seharian. Di sore harinya istrinya, Zinaida mendengar suara tembakan dari kamar Ordzhonikidze dan menemukan Ordzhonikidze dalam keadaan tidak bernyawa akibat tembakan itu.[127][128] Stalin dan para petinggi Soviet lainnnya segera menuju apartemen Sergo dan ia telah memutuskan untuk mengumumkan sebab kematian Sergo Ordzhonikidze akibat gagal jantung.[129] Sebuah buletin resmi dirilis keesokan harinya dan menjelaskan riwayat kesehatan Ordzhonikidze dan menyimpulkan bahwa "pada tanggal 18 Februari, Ordzhonikidze tidak menyampaikan keluhan apa-apa mengenai sakitnya, namun pada pukul 17.30 saat ia sedang istirahat, Ordzhonikidze tiba-tiba sakit dan beberapa menit kemudian meninggal karena penyakit jantung.[130] Pengumuman kematian Sergo Ordzhonikidze mengejutkan publik. Karena ia dipandang sebagai orang yang memacu industrialisasi Uni Soviet, Ordzhonikidze sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat.[122] Jenazahnya di semayamkan di Dom Soyuzov (Rumah Persatuan) pada tanggal 19 Februari dan lebih dari 250 ribu orang datang untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas kematiannya.[131] Pemakaman Ordzhonikidze dilaksanakan pada 20 Februari dan jasadnya dikremasi serta abunya ditempatkan di Nekropolis, Tembok Kremlin.[132] Penyebab KematianSesaat setelah pengumuman wafatnya Sergo Ordzhonikidze, terjadi perdebatan tentang penyebab kematian Sergo. Para Menshevik mengatakan bahwa otak dibalik kematian Ordzhonikidze adalah Stalin yang memerintahkan langsung agar Ordzhonikidze dibunuh atau memaksa Ordzhonikidze agar bunuh diri.[133] Penangkapan-penangkapan pejabat didalam Komisariat Rakyat untuk Industri Berat juga menjadi semacam faktor atas rumor itu dan dianggap menjadi salah satu penyebab kemungkinan Ordzhonikidze akan menjadi target penangkapan selanjutnya.[134] Beberapa tokoh Bolshevik Lama juga bersikeras bahwa Ordzhonikidze telah dibunuh melalui detail-detail yang disampaikan istri Ordzhonikidze, Zinaida dan membantah pengumuman yang menyatakan bahwa Sergo telah terkena gagal jantung.[135] Khlevniuk telah menyatakan bahwa Ordzhonikidze enggan menantang Stalin secara terbuka mengenai penangkapan-penangkapan di Komisariat Rakyat untuk Industri Berat, dan sebaliknya hanya ingin berubah pikiran tentang masalah tersebut, dan bahwa kejadian perusak dan penangkapan-penangkapan itu sangat dibesar-besarkan. Bahkan untuk melakukan itu akan sangat merugikan kesehatan Ordzhonikidze, yang sudah dalam keadaan lemah.[136] Bahwa beberapa Bolshevik lainnya telah melakukan bunuh diri karena urusan politik sebelumnya juga menjadi penyebab Ordzhonikidze bunuh diri.[137] Rincian kematian Ordzhonikidze tidak dibahas secara luas di dalam Uni Soviet sampai Nikita Khrushchev memberikan "Pidato Rahasia" yang mengkritik Stalinisme pada tahun 1956, dan ini membantu menjaga rumor tentang pembunuhan yang ditargetkan tetap hidup. Dalam pidatonya, Khrushchev menduga bahwa Ordzhonikidze menembak dirinya sendiri karena tekanan dari pembersihan-pembersihan yang dilakukan Stalin.[138] Paska-kematianSetelah meninggalnya Ordzhonikidze, keluarganya dan mereka-mereka yang terhubung dengan Ordzhonikidze di Komisariat Rakyat untuk Industri berat menjadi target penangkapan selanjutnya; Khlevniuk mengatakan hal tersebut karena Stalin tidak suka atas kritik Ordzhonikidze tentang bagaimana mengatasi perusak.[139] Papulia Ordzhonikidze ditangkap dan disiksa serta kemudian dieksekusi pada bulan November 1934. Istri Papulia ditangkap dan dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara pada 23 Maret 1938 dan hukumannya dinaikkan menjadi hukuman mati pada 14 Juni 1938.[139][140] Konstantine Ordzhonikidze juga ditangkap dan dikirim ke Gulag sebelum akhirnya dieksekusi mati bersama keponakannya Giorgi Gvakharia, sedangkan istri Sergo, Zinaida dijatuhi hukuman sepuluh tahun di kamp.[141] Zinaida dibebaskan pada tahun 1956 dan hidup tenang setelah bebas.[139] Zinaida kemudian menerbitkan memoar hidup Ordzhonikidze yang dirilis tahun 1956.[17] Zinaida wafat pada tahun 1960.[142] KepribadianGaya KepemimpinanSelama Ordhonikidze berada di Kaukasus, ia terkenal dengan sifatnya yang sulit untuk bekerja sama dengan orang lain. Ordzhonikidze terkenal akan kontroversinya di kalangan pemimpin regional Bolshevik karena sikapnya yang otoriter dan sering mempromosikan para rekannya dari Georgia dibandingkan dengan mempromosikan orang yang berkualitas.[143][144] Diakhir tahun 1920, seorang perwakilan Cheka (Polisi Rahasia) meminta supaya Ordzhonikidze diganti dengan alasan kegagalan kebijakannya, dan khususnya pengangkatan kaum nasionalis ke posisi otoritas, yang bertentangan dengan kebijakan Bolshevik yang tidak menyukai nasionalisme.[145] Pada saat Kongres Partai ke-10 yang digelar pada tahun 1921, terdapat suara yang meminta agar Ordzhonikidze tidak dipilih kembali; delegasi kongres dari Kaukasus Utara menyatakan bahwa Ordzhonikidze (yang tidak dapat menghadiri kongres karena invasi ke Georgia) "berteriak pada semua orang, memerintah semua orang di sekitarnya, mengabaikan pendapat anggota partai yang setia".[146] Ordzhonikidze kemudian dibela oleh Lenin dan Stalin: yang pertama mengungkapkan bahwa Ordzhonikidze mengalami tuli di salah satu telinganya dan itulah yang menyebabkan ia sering berteriak bahkan ia juga berteriak dengan Lenin, agar suaranya dapat didengar. Dengan backing-an itu kritik terhadap Ordzhonikidze kemudian menjadi hilang dan ia kemudian terpilih kembali sebagai Pemimpin Kaukasus.[147] Selama invasi Azerbaijan, Armenia dan Georgia, Ordzhonikidze juga sering bertindak secara independen. Ia sering mengabaikan setiap saran termasuk saran dari para pemimpin Bolshevik pusat di Moskwa dan hanya mau mendengar saran dari orang-orang yang dekat dengannya.[45] Selama invasi Georgia, ia juga mengajutan permintaan dan tuntutan dibanding meminta bantuan, serta mengabaikan perintah untuk bekerja dengan Bolshevik lokal Georgia, yang menyebabkan ketegangan antara Bolshevik lokal Georgia dengan Ordzhonikidze.[148] KesehatanSelama hidupnya, Ordzhonikidze menderita beberapa masalah kesehatan. Setelah kematiannya, sebuah catatan kesehatan melaporkan bahwa ia terkena sklerosis dan tuberkolusis, yang menyebabkan ginjal kirinya terpaksa diangkat pada tahun 1929. Ordzhonikidze juga terkena stenokardia dan asma dua minggu menjelang kematiannya dan terkena serangan asma serius pada bulan November 1936.[130] Pada tahun 1928, ia menghabiskan beberapa minggu di Jerman untuk mendapatkan perawatan atas penyakit yang tidak disebutkan.[149] Karena masalah kesehatannya ini, pada bulan Januari 1936, Politbiro memaksa Ordzhonikidze supaya membatasi jadwal hariannya dan lebih banyak mengambil cuti dari pekerjaannya.[136] PeninggalanBeberapa distrik dan kota-kota di Uni Soviet diubah namanya menjadi Ordzhonikidze. Kota Vladikavkaz ibukota Ossetia Utara diubah menjadi Ordzhonikidze pada tahun 1931.[150] Selama tahun 1930-an banyak perusahaan dan perkebunan juga diminta mengubah namanya dengan menggunakan nama Ordzhonikidze, yang dicatat oleh Fitpatrick sebagai sebuah hal yang menganggu Stalin.[151] Setelah kematian Ordzhonikidze, prosesnya dibalik, sehingga pada tahun 1942 hampir setiap kota berganti nama lagi.[140] Satu-satunya pengecualian adalah Vladikavkaz: ia menggunakan Dzaudzhikau, varian nama Ossetia, dari tahun 1944 hingga 1954, sebelum kembali ke Ordzhonikidze hingga tahun 1990, ketika ia kembali ke nama aslinya.[152] Catatan
Referensi
Daftar pustaka
Bacaan tambahan
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Sergo Ordzhonikidze. |