Seni rupa Dinasti ShungaDinasti Shunga (185 SM – 73 SM) didirikan setelah kudeta berdarah oleh salah seorang Jendral Mauria bernama Pusyamitra Sunga yang beragama Brahmanisme terhadap Dinasti Mauria.[1] Sebagai akibatnya, Buddha pada masa ini dipengaruhi oleh ajaran Brahmanisme. Namun kepemelukan terhadap Buddha tetap kuat. Pada saat inilah pemujaan terhadap stupa semakin populer. Banyak sekali vihara, chaitya, dan stupa yang dibangun. Pusat seniKerajaan di bawah Dinasti Sunga memiliki keunikan, yaitu mempunyai dua pusat sekaligus, Pataliputra sebagai pusat administrasi dan seni dan Vidisa sebagai pusat negara, keagamaan, dan pendidikan seni. Pusat-pusat seni berada di Mathura, Pataliputra, Ahiccatra, Ayodhya, dan Kausambi.[1] Peninggalan seni rupaKarena hanya meneruskan penerusan kekuasaan Dinasti Mauria, ciri karya dari masa ini mirip sekali dengan masa sebelumnya. Hanya saja ornamennya lebih kaya dan ukurannya lebih kecil. Kompleks BhajaAdalah kompleks pemujaan yang merupakan gabungan chaitya griha dan kompleks pemujaan di sekelilingnya. Chaitya GrihaSalah satu contoh yang terkenal adalah chaitya griha yang terletak di kompleks Bahaja. Bangunan ini adalah perkembangan lebih lanjut dari chaitya dan gua buatan dari periode Dinasti Mauria. Dibentuk dengan memotong dan melubangi batu cadas besar sehingga terbentuk ruang pemujaan. Ruang ini seolah ditopang pilar-pilar di bagian tepi bangunan. Ciri khas dari chaitya pada masa ini adalah pintu berbentuk tapal kuda dan ditopang dua pilar.[2] Elemen HiasBanyak ditemukan di relief-relief seperti vedika dari Stupa Barhut, Bentuk utamanya adalah medali yang dihiasi motif floral yang berulang secara geometris.[3] Lihat pulaReferensi
|