Seminari
Seminari adalah lembaga pendidikan bagi calon imam (pastor) Katolik.[1] Seminari berasal dari kata Seminarium dari bahasa Latin yang terbentuk dari kata dasar "semen", artinya benih. Maka, Seminari berarti tempat penyemaian benih. Maksudnya, benih panggilan rohani yang ada pada seseorang, disemaikan dengan pendidikan di Seminari. Seseorang yang menempuh pendidikan di Seminari disebut Seminaris.[2] Seminari MenengahDi Gereja Katolik Roma ada jenjang Seminari Menengah (setingkat SMP dan SMA) dan Seminari Tinggi (setingkat perguruan tinggi). Pendidikan di Seminari Katolik memiliki tujuan pendidikan yang didasari lima aspek yaitu: Scientia (Pengetahuan), Sanctitas (kekudusan), Sanitas (kesehatan), Communitas (komunitas), dan Vocatio (panggilan). Dengan lima aspek ini seminaris diharapkan mampu menjadi pemimpin sekaligus pelayan bagi masyarakat dan Gereja.[3] Untuk mengembangkan aspek scientia (pengetahuan), Seminari Menengah (setingkat SMP dan SMA) menerapkan kurikulum sekolah umum (kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau Depdikbud). Para seminaris belajar mata pelajaran umum seperti: Matematika, bahasa inggris, sejarah, Biologi dan pelajaran-pelajaran umum lainnya. Selain kurikulum umum, di Seminari Menengah ada tambahan kurikulum khusus Seminari, antara lain mata pelajaran khusus seperti bahasa Latin, Kitab Suci, liturgi, dan sejarah Gereja. Para seminaris juga mempelajari kesenian seperti tari tradisional, drama, melukis, dan menyanyi. Untuk mengembangkan aspek sanitas (kesehatan), Seminari menyediakan berbagai fasilaitas olah raga sehingga seminaris mampu mengembangkan bakat olah raga. Pendidikan Seminari Menengah biasa ditempuh dalam waktu 4 tahun, dimulai ketika seorang pria memasuki usia setara kelas 3 SMP dan lulus pada 3 SMA. Lulus dari Seminari, barulah siswa tersebut dapat melanjutkan pendidikan ke Seminari Tinggi untuk menjadi seorang Frater, seorang calon Pastor.[4] Daftar Seminari Menengah di IndonesiaDi Gereja Katolik Indonesia terdapat 37 Seminari Menengah yang terbagi dalam 5 regio, meliputi: Regio Jawa, Regio Sumatera, Regio Kalimantan, Regio Nusa Tenggara, dan Regio MAMPU (Maluku, Ambon, Makasar, Papua).[5] Regio Jawa:
Regio Sumatera:
Regio Kalimantan:
Regio Nusa Tenggara:
Regio MAMPU (Maluku, Ambon, Makasar, Papua):
Seminari TinggiMengenai Pendidikan di Seminari Tinggi (setingkat Perguruan Tinggi) sudah lebih menjurus pada pendidikan menjadi seorang pastor. Seminaris yang berada di Seminari Tinggi--lazim disebut frater--adalah orang-orang yang sudah memutuskan untuk menjadi seorang pastor namun tidak menutup kemungkinan dalam perjalanan panggilan ada yang mengundurkan diri dari seminari tinggi. Dalam proses pendidikan di Seminari Tinggi para seminaris akan lebih mendalami tentang pentingnya hidup doa (spiritualitas) Kitab Suci, Liturgi, dan Sejarah Gereja. Selain itu para seminaris juga mempelajari Filsafat dan Teologi. Daftar Seminari Tinggi di IndonesiaRegio Jawa:
Regio Sumatera:
Regio Kalimantan:
Regio Bali-Nusa Tenggara:
Regio MAMPU (Maluku, Ambon, Makasar, Papua)
Akronim Identifikasi Kelompok ReligiusAkronim identifikasi kelompok religius (lazim disamakan dengan Gelar akademik) untuk pastor Katolik Roma berdasarkan pendidikan yang telah di tempuhnya selama masa pendidikan di Seminari Tinggi. Untuk Indonesia sendiri biasanya para pastor mempunyai gelar sebagai sarjana (filsafat dan teologi), adapun juga gelar-gelar lain bisa diperoleh seorang pastor jika menempuh pendidikan di jurusan lain( di luar filsafat dan teologi) misalnya: sastra inggris sosiologi, liturgi,kitab suci,dll. Khusus kitab suci dan liturgi para pastor menempuh pendidikannya di Eropa. Selain itu juga para pastor juga mempunyai gelar berdasarkan di mana dia berkarya dan (kongregasi /ordo) yang telah di pilih. Para pastor yang bekerja di lingkup keuskupan diberikan gelar Projo, sedangkan para pastor yang bermisi ke luar negeri dan di dalam negeri (tidak tetap pada satu tempat) diberikan gelar berdasarkan nama kongregasi atau Ordo, misalnya SVD, SDB, SJ, OSC, MSC. Program PendidikanMengingat tujuan pendidikan sebuah seminari adalah mempersiapkan seseorang untuk menjalani pelayanan keagamaan, maka program pendidikannya biasanya dipusatkan pada empat bidang, yaitu: pembinaan kepribadian, pembinaan spiritual, pembinaan akademik, dan pembinaan pastoral. Pembinaan kepribadian dimaksudkan untuk menciptakan pribadi pelayan bidang keagamaan yang matang dari segi emosional, jasmani, dan rohani. Pembinaan spiritual dilakukan dengan membiasakan peserta didik mengembangkan kehidupan kerohaniannya dengan berbagai latihan spiritual (doa, retreat, meditasi, dll.) Pembinaan akademik dicapai dengan pendekatan ilmiah terhadap berbagai segi ilmu teologi. Peserta didik belajar tentang perkembangan ilmu teologi dari abad-abad pertama hingga zaman yang mutakhir. Mereka juga belajar berbagai studi teologi yang berkembang di berbagai tempat di dunia, termasuk di dalam konteks studinya sendiri. Pembinaan akademik inilah yang menjadi fokus utama pendidikan di seminari yang sudah pasti peserta didik atau seminaris dibekali dengan pendidikan filsafat sebagai pelayan teologi. Pembinaan pastoral dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik dengan kecakapan penggembalaan yang dibutuhkan oleh seorang rohaniwan. Berbagai seminari membekali mahasiswanya dengan kecakapan dalam memahami manusia sebagai pribadi (melalui ilmu psikologi) dan manusia di dalam lingkungannya (melalui ilmu sosiologi-antropologi). Referensi
|