Sekolah Usaha Perikanan Menengah Tegal

Sekolah Usaha Perikanan Menengah Tegal


 
Peta
 
Peta
Peta
Informasi

Sejarah lahirnya SUPM Negeri Tegal

Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Tegal adalah sebuah sekolah berbasis perikanan yang pertama ada di Indonesia bahkan mungkin di Asia tenggara .Pada zaman penjajahan Belanda, sekolah negeri yang khusus jurusan perikanan belum ada. Baru pada zaman Jepang diadakan latihan-latihan Pemuda antara lain: latihan Pemuda Pertanian, Latihan Pemuda Perikanan, Latihan Pemuda perikanan atau disebut juga “GYOMIN DOZO” dilaksanakan di Tegal,Rembang dan Batang, yang diutamakan bagi pemuda-pemuda yang bermukim di daerah pantai di seluruh pulau Jawa. Lama latihan adalah 3 (tiga) bulan dengan materi latihan meliputi dasar-dasar pelayaran dan perikanan. Bagi mereka yang telah selesai mengikuti latihan dikembalikan ke daerahnya masing-masing untuk dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh, demikian seterusnya.

Setelah Indonesia merdeka, di Batang didirikan Sekolah Djawatan Perikanan pada tahun 1946 yang merupakan embrio daripada Sekolah Perikanan Laut (SPL). Akan tetapi sekolah ini hanya bertahan selama 1 tahun pada tanggal 20 juli 1947 sekolah ini dibubarkan karena Agresi Militer Belanda I. Namun demikian usaha mendirikan sekolah perikanan tetap dilanjutkan dan dipindahkan ke daerah Rembang pada Juli 1948 dengan pembangunan gedung Sekretariat pada Gedung Sosial.

Pada masa clash kedua 19 Desember 1948, pendidikan ini pun bubar lagi karena Agresi Militer Belanda II, guru-guru serta murid-muridnya ikut bergabung dalam kemiliteran di Tegal.

Sesudah tahun 1950, beberapa eks murid yang ingin melanjutkan pendidikan kemudian mengusulkan kepada Kementerian Kemakmuran Pusat Jawatan Perikanan untuk memproses berdirinya Sekolah Khusus Perikanan.

Hasil dari usulan tersebut antara lain:

  • Kebijaksanaan pendidikan perikanan yang semula di Rembang dipindahkan ke Tegal.
  • Nama istilah Sekolah Djawatan Perikanan diubah menjadi Sekolah Perikanan Laut (SPL).
  • Lama pendidikan 4 (empat ) tahun meliputi:

Teori………………….= 3 tahun

Praktik………………= 1 tahun

Siswa-siswa SPL dikirim dari Djawatan Perikanan Propinsi dari seluruh Indonesia, dan setelah lulus dikembalikan ke daerahnya masing-masing. Tetapi ada pula yang ditempat kan pada Jawatan Perikanan Pusat.

Bertitik tolak dari SPL ini kemudian timbul gagasan untuk mengadakan pendidikan Perikanan yang lebih tinggi sebagai lanjutan dari SPL, sehingga pada akhir tahun 1962 didirikan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) di Tegal, ini masih bersifat umum belum ada penjurusannya. Pada waktu yang bersamaan nama SPL diubah menjadi Sekolah Perikanan Pertama (SUPP)

SUPP didirikan di beberapa daerah antara lain: Belawan (Medan), Singaraja (Bali), dan Manado dengan waktu pendidikan selama 3 tahun, dengan mendapat bantuan tenaga pengajar dari Tegal.

Pada waktu itu pemerintah sudah mempunyai tujuan bahwa perikanan akan berkembang ke arah motorisasi kapal penangkapan ikan. Dengan motorisasi ini, diperlukan anak buah kapal (ABK) yang memiliki kualifikasi yang lebih tinggi misalnya suatu keharusan memiliki kecakapan untuk membawa kapal dan menjalankan mesin.

Sebelumnya anak buah kapal perikanan didatangkan dari luar pendidikan perikanan, antara lain Sekolah Pelayaran dan Sekolah Tehnik, tetapi karena pada umumnya mereka tidak mempunyai keahlian perikanan, maka perlu diberikan pembekalan perikanan sesuai dengan kemajuan teknologi yang ada.

Sampai dengan tahun 1966 sasaran bagi lulusan SUPM masih bersifat umum belum ada penjurusan, baru pada tahun 1967 pendidikan mulai diarahkan untuk menghasilkan tenaga-tenaga penangkapan ikan.

Pelaksanaan pendidikan dan latihan penangkapan ikan dengan mempergunakan kapal latih type CB, GB, dan SUPM. Sesuai dengan perkembangan usaha dan luas daerah penangkapan, maka diuji cobakan kapal latih yang lebih besar seperti type LAROSATI, BAJO dan BIMA.

Perkembangan

Pada awal tahun 1970-an, dengan masuknya Modal Asing dan banyak perusahaan perikanan yang mengelola Perairan Nusantara dengan kapal penangkapan yang berukuran besar, mulai saat ini SUPM mendapat tugas untuk menghasilkan tenaga yang trampil yang mampu menangani kapal perikanan tersebut seperti ABK. Untuk itu SUPM dalam usaha memenuhi tugas tersebut, pendidikannya membuka 2 (dua) jurusan yaitu “Jurusan Deck” dan “Jurusan Mesin”. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan didukung fasilitas yang lengkaP.Sebagai tambahan informasi alat tangkap Purse seine pertamakali di operasikan di Indonesia menggunakan Kapal Latih milik SUPM dengan nakhoda Bpk.Oemjoto,angkatan Pertama dari SUPM.

Proses pengembangan jurusan ini mendapat perhatian pemerintah sehingga tahun 1971 mendapat bantuan proyek. Proyek tersebut bernama Fisheries Development and Training Project atau Project INS/71/526 yang merupakan kerjasama Departemen Pertanian dengan UNDP/FAO di Tegal. Disamping SUPM, proyek INS/71/526 juga menunjang kegiatan pendidikan dan latihan di perikanan di Belawan, Air Tembaga, Ambon, Singaraja, Sorong dan AUP (Jakarta, sekarang STP Jakarta).

Project INS/71/526 mempunyai tugas sebagai berikut:

Meningkatkan akademi Usaha Perikanan di Jakarta. Meningkatkan Sekolah Usaha Perikanan Menengah di Tegal. Mendirikan Training Centre Perikanan. Sebelum proyek berakhir, Direktorat Jenderal Perikanan mengusulkan agar Project INS/71/526 diperpanjang selama 5 (lima) tahun dengan tujuan menyempurnakan Fisheries Training Centre Perikanan di Tegal, Menado, Ambon, Belawan dan Singaraja.

Dalam pertumbuhannya sampai dewasa ini, Fisheries Training Project mengalami dua periode:

Periode tahun 1973-1975 dengan nama Marine Frisheries Training Project atau PROJECT INS/72/063. Periode tahun 1975-1978 yang merupakan perpanjangan dari Project INS/72/063

Untuk meningkatkan kualitas lulusan SUPM dalam meningkatkan kariernya sebagai ABK kapal perikanan dan sekaligus menunjang program pemerintah dalam upaya menggantikan ABK asing, kegiatan praktik laut didukung dengan sarana kapan-kapal latih untuk berbagai jenis alat tangkap, navigasi maupun olah gerak serta telah dilakukan kerja sama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan Direktorat Jenderal Perikanan untuk membekali lulusan SUPM diberikan Sertifikat Kepelautan yaitu:

  • Sertifikat kelautan

Sertifikat Mualim Perikanan Laut (MPL) II bagi lulusan SUPM Jurusan Deck (sekarang Sertifikat ANKAPIN II, sedangkan nama jurusannya adalah Nautika Perikanan Laut). Sertifikat Ahli Mesin Kapal Perikanan Laut (AMKPL) II bagi lulusan SUPM Jurusan Mesin (sekarang Sertifikat ATKAPIN II, sedangkan nama jurusannya adalah Teknika Perikanan Laut). Dengan adanya pembenahan dan pengaturan tugas dan fungsi yang ada di Departemen Pertanian maka Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) tidak lagi dibawah pembinaan Direktorat Jenderal Perikanan tetapi dialihkan ke Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian (BPLPP) pada tahun 1975 sesuai dengan SK. Menteri Pertanian Nomor 190/Kpts/Org/5/75.

  • SK Perubahan nama

Selanjutnya dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 151/Kpts/Org/3/1979 tanggal 5 Maret 1979 SUPM dimasukan dalam jajaran Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP). Atas dasar SK tersebut nama Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) menjadi SPP-SUPM Negeri Tegal.

Menurut SK Mentan Nomor 532/Kpts/OT/8/1988 tanggal 4 Agustus 1988 tentang susunan organisasi dan tata kerja sekolah pertanian pembangunan maka SUPM diubah menjadi Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP). Semua kurikulum dan silabus disesuaikan dengan SK tersebut.

Saat ini, Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Tegal adalah unit pelaksana teknis Kementrian Kelautan dan Perikanan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) Kelautan dan Perikanan, dan sehari-hari dibina oleh Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan yang memiliki tugas untuk menghasilkan teknisi menengah perikanan yang trampil, disiplin, bertanggung jawab dan memiliki jiwa wiraswasta serta mampu berperan aktif dalam pembangunan kelautan dan perikanan.......

Program keahlian di SUPM Negeri Tegal

Program Keahlian Penangkapan Ikan

Profil Kemampuan Lulusan Berkualifikasi tenaga teknis menengah bidang penangkapan ikan dan bersertifikat Mualim Perikanan Laut Tingkat II yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan kewenangan dalam membawa/melayarkan kapal perikanan untuk kegiatan perikanan pantai sampai dengan perikanan samudra sebagai Mualim Perikanan Laut Tingkat II.

Jabatan dan Lingkup Pekerjaan Teknisi menengah/perwira kapal berkualifikasi MPL II di perusahaan perikanan. Pengusaha muda penangkapan ikan yang berwawasan agribisnis. Teknisi menengah perikanan di Instansi Pemerintah. Mata Pelajaran Keahlian yang Diberikan Teknik Penangkapan, Bahan dan Alat Penangkapan, Ilmu Pelayaran, Hitung Pelayaran, Menjangka Peta, Olah Gerak, PIMTL, Pengetahuan Mesin, Peraturan & Perundang-undangan, Stabilitas, Komunikasi, Kecakapan Pelaut, Hukum Perkapalan, Alat Navigasi, Oceanografi& Meteorologi, Penanganan Hasil Tangkapan, Biologi Perikanan, Bangunan Kapal, Permodalan, Swakarya, Wira usaha, Manajemen Agribisnis, Praktik Kerja Usaha.

Program Keahlian Mesin Perikanan

Profil Kemampuan Lulusan Berkualifikasi tenaga teknisi menengah bidang mesin perikanan dan bersertifikat Ahli Mesin Kapal Perikanan Laut Tingkat II yang memiliki pengetahuan dan kemampuan menangani mesin-mesin perikanan dan perlengkapannya.

Jabatan dan Lingkup Pekerjaan

Teknisi menengah/perwira kapal berkualifikasi AMKPL II di perusahaan perikanan. Pengusaha muda penangkapan ikan yang berwawasan agrobisnis. Teknisi menengah perikanan di Instansi Pemerintah Mata Pelajaran Keahlian yang diberikan Motor, listrik, pesawat bantu, elektronika, teknik pengukuran, peraturan keselamatan kerja, bangunan kapal, teknik penangkapan, bahan dan alat penangkapan, perbengkelan, menggambar teknik, mesin pendingin, hukum perkapalan, peraturan dan perundang-undangan, biologi perikanan, penanganan hasil penangkapan, permodalan, manajemen agribisnis, swakarya, wira usaha, praktik Kerja usaha.

Program Keahlian Tehnologi Hasil Perikanan

Profil kemampuan lulusan Berkualifikasi tenaga teknisi menengah bidang teknologi hasil perikanan, bersertifikasi asisten pengolah ikan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan mengawetkan dan mengolah hasil perikanan serta melakukan uji mutu hasil perikanan.

Jabatan dan Lingkup Pekerjaan

Teknisi menengah di perusahaan perikanan Pengusaha muda pengolahan ikan yang berwawasan agribisnis Teknisi menengah perikanan di Instansi Pemerintah Mata Pelajaran Keahlian Yang Diberikan Bahan mentah, pengolahan hasil perikanan, sanitasi dan hygiene, alat dan mesin pengolahan, pengemasan dan penyimpanan, biologi perikanan, bina mutu, mikrobiologi, mesin pendingin, kimia ikan, permodalan, peraturan dan perundang-undangan, manajemen agribisnis, swakarya wirausaha, praktik kerja usaha.

Program Keahlian Budidaya Perikanan

Profil kemampuan lulusan Berkualifikasi tenaga teknisi menengah dibidang budidaya perikanan, berwawasan agribisnis, dan agroindustri yang memiliki kemampuan dalam keteknikan budidaya perikanan, membenihkan ikan, membudidayakan/membesarkan ikan, menangani hasil panen dan mengelola usaha budidaya perikanan

Jabatan dan Lingkup Pekerjaan

Teknisi menengah di perusahaan budidaya perikanan Pengusaha muda budidaya perikanan yang berwawasan agribisnis Teknisi menengah perikanan di Instansi pemerintah Mata Pelajaran Keahlian yang diberikan Keahlian budidaya perikanan, pembenihan ikan, pemeliharaan ikan, teknologi pakan, pengelolaan kualitas air, kesehatan ikan, biologi perikanan, teknologi hasil perikanan, alat mesin budidaya perikanan, swakarya wirausaha, manajemen agribisnis, permodalan, peraturan perundang-undangan perikanan, konservasi sumberdaya perairan, praktik kerja usaha.

SUPM dan BPPP Tegal

Balai Diklat Perikanan Tegal merupakan salah satu dari 5 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Diklat Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan . Nama BPPP ini diberikan sejak tanggal 1 Mei 2001 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.26k/MEN/2001 tentang organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan. Balai Diklat ini didirikan ssejak tahun 1971.Awalnya SUPM Tegal merupakan satu kesatuan instansi dengan Balai. Pemisahan SUPM Tegal dari Balai terjadi pada tahun 1991 melalui SK Mentan Nomor: 544/Kpts/KP.430/1991 tanggal 1 Februari 1991. Sejak awal berdirinya, Balai ini telah mengalami beberapa kali pergantian nama dan kepeminpinan. Adapun nama-nama sebelumnya adalah sebagai berikut:

- Fisheries Training Center (Pusat Pelatihan Perikanan) Tegal, ssejak tahun 1971-1974.

- Pangkalan Pengembangan Pola Ketrampilan Penangkapan Perairan Nusantara (PPPPKPPN) Tegal, sejak tahun 1975-1978

- Balai Ketrampilan Penangkapan Ikan (BKPI) Tegal, sejak tahun 1978-April 2001

- Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal, sejak tahun 2001-sekarang

Berikut adalah nama Direktur yang pernah memimpin SUPM dan BKPI/BPPP Tegal

1.Drs. Pattopoi Passau (Periode awal berdiri BKPI -1974 namun dia bukan Direktur SUPM yang pertama)

2.Ir. Soepanto Soemakaryo ( Periode 1975-1978)

3.Ir. Subagyo Tarunoatmojo (Periode 1978-1986)

4.Ir. Wahyuhadi M.Sc (Periode Juni-Desember 1986)

5.Drs Safuan Tingal, M.Ed (Periode 1987-1992

Tiga nama sebelum Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) diberikan ketika Balai ini masih merupakan UPT di bawah Departemen Pertanian

Peristiwa Besar yang Terjadi di SUPM

Hari Nelayan

Pada tahun 1960an untuk mempersiapkan konfrontasi dengan Malaysia,para nelayan dari berbagai tanah airpun tak mau ketinggalan.Mereka berbondong-bondong ke kota Tegal untuk ikut berpartisipasi, Mereka mendapatkan pelatihan di SUPM dan siswa SUPM ditugasi untuk melatih fisik,mental,dan disiplin mereka,namun sayangnya pergantian Rezim membuat Konfrontasi berakhir dan para nelayanpun tidak jadi ikut berperang, sehingga tanggal 06 april dijadikan sebagai Hari Nelayan.

Tertangkapnya Letnan kolonel Untung Syamsuri

Tertangkapnya Letnan Kolonel Untung Syamsuri di Tegal tidak bisa lepas dari sejarah SUPM. Berawal ketika ada tamu asing dengan postur yang tegap masuk ke dalam SUPM dengan raut muka yang panik meminta untuk dipertemukan dengan direktur SUPM yang bernama Bpk.Selamet Djajaniman, yang taklain adalah teman lamanya .Namun sayang ketika dipertemukan dengan direktur SUPM ternyata Posisinya sudah diganti,sehingga membuat orang itu kalangkabut dan berusaha lari lewat jendela,namun banyak orang yang melihat dan apesnya dikira maling lalu dikejar-kejar orang banyak,akhinya terbongkarlah identitasnya sebagai Komandan Batalyon I pasukan Tjakrabirawa yang dituding ikut dalam G30S atau Gestapu sedang menjadi buronan rezim yang berkuasa saat itu.

Referensi

  • Sang Gembong Tak Berdaya Menghadapi Kepungan Rakyat (Banteng Loreng, 20 Oktober 1965, hal. 1)
  • Perjalanan Sekolah Usaha Perikanan di Tegal (IKA SUPM Negeri Tegal Desember 2010)

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya