Sederhana (rumah makan)
Sederhana adalah perusahaan waralaba Indonesia yang bergerak di bidang jasa boga atau makanan dengan ciri khas masakan Padang. Restoran ini masuk dalam 10 besar restoran dengan penjualan terlaris di Indonesia.[1] SejarahRestoran Sederhana berawal pada tahun 1972 dari sebuah rumah makan Padang kecil milik Bustaman di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta. Dalam mengelola restorannya, Bustaman yang berasal dari Lintau, Sumatera Barat, selalu menyesuaikannya dengan lidah orang kebanyakan, sehingga ia mengurangi rasa pedas dalam masakan Padang buatannya. Ia juga memiliki hidangan khusus, yakni Ayam Pop yang telah dikenal luas.[2] Pada tahun 1997, Bustaman mematenkan merek dagang "Sederhana" ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, dan mewaralabakan merek tersebut. Sejak itu usahanya terus berkembang. Bustaman sempat bersengkata dengan Djamilus Djamil, salah seorang kerabatnya yang juga menggunakan merek dagang "Sederhana" pada restoran yang dikelolanya. Namun akhirnya mereka berdamai, dan Djamilus diwajibkan untuk menambahkan merek dagangnya menjadi "Sederhana Bintaro". Untuk melindungi merek Sederhana, pada tahun 2000 Bustaman membentuk perusahaan berbadan hukum yang diberi nama PT Sederhana Abadanmitra.[3] Saat ini, lebih dari 100 restoran Sederhana tersebar di berbagai kota di Indonesia dan Malaysia. Hingga saat ini, jaringan Restoran Sederhana adalah jaringan rumah makan Padang terbesar di Indonesia.[4] ReputasiBerdasarkan penelitian Roy Morgan tahun 2018, Restoran Sederhana merupakan restoran yang paling banyak dikunjungi masyarakat Indonesia. Menurut hasil penelitian tersebut, sebanyak 28,4 juta orang pada rentang waktu April 2017 hingga Maret 2018 telah mengunjungi restoran tersebut. Jumlah itu di atas pengunjung restoran cepat saji lainnya, seperti Kentucky Fried Chicken dan McDonald's.[5] Sederhana BintaroRestoran Padang Sederhana Bintaro merupakan pecahan dari Restoran Sederhana. Sederhana Bintaro didirikan oleh Djamilus Djamil pada tahun 2004. Sampai tahun 2007, usahanya telah berkembang menjadi 28 restoran dengan berbagai pola, seperti waralaba (franchise), kerja sama, dan yang dimiliki sendiri. Restoran Sederhana Bintaro tersebar di berbagai kota, seperti Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, dan lainnya. Setelah mendirikan Sederhana Bintaro, Djamilus Djamil kemudian bersengketa dengan Bustaman, pendiri jaringan Restoran Sederhana yang masih berkerabat dengannya, dalam hal pemakaian merek dagang "Sederhana". Pengadilan Niaga Jakarta Pusat sesuai keputusan Mahkamah Agung tanggal 5 Oktober 2009 menetapkan H. Bustaman sebagai pemilik sah merek dagang dengan kata "Sederhana" pada bulan September 2014.[6][7] Sepeninggal Djamilus Djamil, pengelolaan Sederhana Bintaro kemudian dilanjutkan oleh istrinya, Purnama Sari Djamilus.[8] Referensi
Pranala luar |