Sawaru, Camba, Maros4°56′00″S 119°50′35″E / 4.9334422°S 119.8429889°E
SejarahDesa Sawaru dulu merupakan tempat bersejarah atau salah satu tempat untuk berjuang. Terdapat beberapa tokoh masyarakat yang melakukan perjuangan untuk membela tanah Sawaru dari penjajah. Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam masyarakat karena kemuliaan hati dan pemerintahan yang baik adalah Arung Sawaru, sehingga terbentuklah nama Desa Sawaru dan pada tahun 1950 pertama kali dibangun sekolah rakyat Sawaru. Tahun 1960 dibangun sarana ibadah (masjid), setelah membangun masjid dilanjutkan perintisan jalan poros Sawaru ke Desa Benteng pada tahun 1985. Tahun 1987 terjadi pemindahan pusat pemukiman warga dari Dusun Pising ke pemukiman Dusun Sawaru hingga sekarang. Kondisi geografisTopografiDesa Sawaru terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian 320-420 meter di atas permukaan laut. Secara rinci, desa ini memiliki kontur berupa dataran di sebelah utara dan barat, dan pegunungan di sebelah timur dan selatan. OrbitrasiBeberapa lokasi pada jarak orbitrasi atau pusat pemerintahan dari Desa Sawaru adalah sebagai berikut:
Batas wilayahDesa Sawaru memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Kondisi demografisEtnis dan bahasaMasyarakat Desa Sawaru adalah mayoritas suku Bugis dengan penutur bahasa Bugis dalam kegiatan mereka sehari-hari. Kondisi sosialKeadaan sosial yang berada di Desa Sawaru terjalin sangat baik, mayoritas yang tinggal di desa ini adalah masyarakat suku Bugis, yang merupakan masyarakat asli desa ini, kerukunan dan keharmonisan dalam lingkungan bermasyarakat tercermin dengan minimnya konflik yang terjadi serta masih terpeliharanya rasa persatuan kekeluargaan, persaudaraan, dan kebersamaan.[2] Pada bidang pertanian, terjadi interaksi sosial dengan tipologi solidaritas sosial petani penggarap dengan petani besar. Bentuk solidaritas sosial yang dibangun petani besar dengan petani penggarap, yaitu menjaga komunikasi dan silaturahmi, saling percaya dan menasihati, dan berbagi pengalaman dengan begitu rasa solidaritas sosial akan terbentuk. Terdapat pembagian kerja pada petani penggarap, yaitu dibagi dalam beberapa lahan dan dikerjkan oleh beberapa petani penggarap, dan juga didasarkan pada kesepakatan yang dibuat setiap bulannya mereka juga saling membantu setiap musim panen karena sawah cukup luas jadi mereka membutuhkan petani yang lain untuk membantu agar pekerjaan cepat selesai. Sistem upah yang diterapkan pada petani penggarap, terlihat bahwa sistem upahnya tergantung kesepakatan antara petani besar dan petani penggarap dan upahnya diterima setelah musim panen dilaksanakan dan pembagian upahnya dibagi merata kepada seluruh petani penggarap yang bekerja pada sawah tersebut.[2] Jumlah pendudukDesa Sawaru memiliki luas 13,13 km² dan penduduk berjumlah 2.368 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 180,35 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Desa Sawaru pada tahun tersebut adalah 97,33. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 97 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Desa Sawaru dari tahun ke tahun:
Mata pencaharianDesa Sawaru merupakan kawasan pedesaan yang bersifat agraris, dengan mata pencaharian dari sebagian besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sektor pertanian dan perkebunan. Sedangkan pencaharian lainnya adalah sektor industri kecil yang bergerak di bidang perdagangan dan pemanfaatan hasil olahan pertanian dan perkebunan.[2] Secara umum kondisi perekonomian Desa Sawaru ditopang oleh beberapa mata pencaharian masyarakat desa, yang dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti petani, PNS/TNI/Polri, wiraswasta, guru honorer, karyawan swasta, pedagang, wirausaha, pensiunan, tukang kayu, dan lain-lain.[2] PemerintahanPembagian wilayah administrasiDusunDesa Sawaru memiliki lima wilayah pembagian administrasi daerah tingkat V (lima) berupa dusun sebagai berikut:
Rukun wargaDesa Sawaru memiliki 5 wilayah pembagian administrasi berupa rukun warga (RW) sebagai berikut:
Rukun tetanggaDesa Sawaru memiliki 15 wilayah pembagian administrasi berupa rukun tetangga (RT) sebagai berikut:
Daftar kepala kepala desaBerikut ini adalah daftar kepala desa di Desa Sawaru dari masa ke masa:
Daftar sekretaris desaBerikut ini adalah daftar sekretaris desa di Desa Sawaru dari masa ke masa
Indeks desa membangunData informasi mengenai Indeks Desa Membangun (IDM) berperan membantu upaya pemerintah dalam memahami kondisi desa. Data yang diekspos sangat penting dalam perencanaan agar setiap tahun ada peningkatan status desa. Setiap tahun status desa diperbarui sesuai dengan capaian yang ada dalam indeks desa membangun. Tim ahli IDM yang menilai terdiri dari tenaga ahli bidang infrastruktur, pengembangan masyarakat desa, perencanaan partisipatif, dan pelayanan sosial dasar. IDM ini mengukur aspek indeks pembangunan desa, yakni ketahanan sosial, ketahanan lingkungan, dan ketahanan ekonomi. Indeks Desa Membangun meliputi kategori sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri. Kategori desa mandiri adalah kategori ideal yang ingin dicapai. Pada tahun 2021, prestasi Indeks Desa Membangun (IDM) dari Desa Sawaru mendapatkan raihan nilai 0,7832 dan diklasifikasikan dengan status desa maju di Kecamatan Camba, Kabupaten Maros.
Desa wisata
Makam dan situs budaya
PendidikanDesa Sawaru khususnya dalam tingkat pendidikan mengalami peningkatan yang signifikan di setiap tahunnya, masyarakat mulai sadar dengan pentingnya menuntut ilmu dan ini seiring pula dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang pendidikan. Daftar sekolah
Adat dan budayaKeadaan budaya di Desa Sawaru masih sangat kental dengan melakukan beberapa ritual-ritual kebudayaan yang sudah diwariskan oleh nenek moyang dan dilanjutkan oleh generasi selanjutnya sampai sekarang ini. Keadaan kebudayaan tersendiri terbilang masih digunakan di masyarakat setempat, dalam hal ini masyarakat yang ada di lingkungan Desa Sawaru juga memiliki jiwa budaya dan mempunyai sifat gotong royong di lingkungan sekitar masyarakat. Kegiatan adat dan budaya juga sering di lakukan di Desa Sawaru, yaitu acara sunatan, syukuran, dan pernikahan, yang dirangkaikan beberapa budaya yang masih digunakan masyarakat, seperti baca-baca.[2] Organisasi kemasyarakatan
Infrastruktur
Penghargaan dan prestasi desa
Referensi
Lihat pulaPranala luar |