Sanca pelangi
Sanca pelangi (Liasis fuscus) adalah sejenis Ular Sanca tidak berbisa yang bisa ditemukan di wilayah utara Australia, wilayah barat Papua Nugini dan wilayah selatan provinsi Papua, Indonesia. Tidak ada upajenis dari hewan ini yang saat ini diketahui.[3][4] DeskripsiHewan dewasa memiliki panjang kira-kira 2 meter, namun bisa saja mencapai 3 meter. Hewan ini memiliki kepala tegap panjang yang sedikit bisa dibedakan dari leher. Di bagian depan dari rahang atasnya terdapat lubang-lubang sensor panas.[5] Tata sisik hewan ini berupa sepasang sisik penuh di kepala dan satu sisik muka di kedua sisi kepala. Di tubuhnya, terdapat sisik punggung sejumlah 45-55 di tubuh bagian tengah, 270-300 sisik perut, satu sisik sekitar kloaka dan 60-90 pasang sisik bawah ekor.[5] Pola warna tubuh hewan ini terdiri dari warna punggung coklat gelap kehitaman yang seragam dan berwarna-warni seperti pelangi apabila terkena cahaya. Warna perutnya kuning kusam sampai cerah yang meliputi beberapa baris pertama dari sisik punggung. Lehernya berwarna putih kekuningan, sementara bibir atasnya berwarna coklat keabu-abuan terang dengan bintik-bintik coklat gelap atau hitam.[5] Sebaran geografisDi Australia, hewan ini ditemukan di wilayah utara dari negara bagian Australia Barat, Queensland dan Wilayah Utara. Di Papua Nugini, hewan ini ditemukan di bagian hilir Sungai Fly di Provinsi Barat. Adapun di Indonesia, hewan ini dapat ditemukan di selatan provinsi Papua dimana hewan ini sering dicari oleh pedagang hewan peliharaan dari Jawa.[4] Lokalitas jenis yang diberikan kepada hewan ini adalah "Port Bowen" (Queensland, Australia).[1] Kepadatan populasi hewan ini terdapat di daerah limpahan banjir dari Sungai Adelaide di Wilayah Utara.[5] PrilakuHewan ini aktif di malam hari (nokturnal), dimana aktivitasnya di siang hari adalah mencari tempat berlindung di tempat seperti kayu berlubang, tepian sungai dan di tetumbuhan. Spesimen liar cukup jinak apabila ditangani dan kebanyakan tidak akan mencoba untuk menggigit. Ini berlawanan dengan spesimen yang dibiakkan di penangkaran yang terkenal akan sifat defensifnya. Sebagian akan menjinak seiring usia dan penanganan, namun sebagiannya lagi akan tetap galak setelah dewasa. Ketika hewan ini terkejut, biasanya mereka akan mencoba kabur ke sumber air yang tersedia.[5] MangsaSebagai pemangsa oportunis, mangsa hewan ini terdiri dari bermacam-macam vertebrata. Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh Madsen dan Shine (1996) mengungkapkan bahwa di daerah limpahan banjir Sungai Adelaide hewan ini kebanyakan memangsa sejenis tikus gelap (Rattus colletti).[5] Seekor hewan ini bahkan terekam memakan seekor Buaya air tawar kecil setelah pergumulan selama kira-kira 5 jam.[6] ReproduksiPerkawinan hewan ini biasanya terjadi pada bulan Juli-Agustus, saat pertengahan Musim kemarau. Ini diikuti oleh masa kehamilan hewan betinanya selama satu bulan, setelah itu telur akan ditetaskan dengan jumlah rata-rata 12 telur. Bayinya akan keluar setelah pengeraman selama 57-61 hari dan memiliki panjang tubuh sekitar 30 cm.[5] Referensi
Pranala luar
|