Salm bin Qutaibah al-Bahili
Salm bin Qutaibah bin Muslim al-Bahili[1] (bahasa Arab: سلم بن قتيبة بن مسلم الباهلي) adalah seorang gubernur dan jenderal untuk kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah. Asal-usulSalm adalah putra dari Qutaibah bin Muslim, seorang jenderal terkemuka dari suku Bahilah yang menaklukan wilayah Transoxiana ketika menjadi gubernur Khurasan untuk Kekhalifahan Umayyah.[2][3] Ibu Salm adalah budak-selir (ummu walad).[4] Kunyahnya adalah Abu Abdullah[1] dan Abu Qutaibah.[5] BiografiMenurut Ibnu Jarir ath-Thabari, ketika Yusuf bin Umar menjadi gubernur Irak pada tahun 738, ia mempertimbangkan untuk mengangkat Salm menjadi gubernur Khurasan, tetapi Khalifah Hisyam bin Abdul Malik (berkuasa 724–743) menolak pilihannya, dan Nashr bin Sayyar ditunjuk sebagai gantinya.[6][7] Selama Fitnah Ketiga, ia menjabat sebagai gubernur Bashrah di bawah Yazid bin Umar bin Hubairah.[7][8] Pada bulan September/Oktober 749, saat pasukan Revolusi Abbasiyah memasuki Irak, jenderal Abbasiyah Hasan bin Qahthabah menunjuk Sufyan bin Muawiyah bin Yazid bin Al-Muhallab sebagai gubernur atas Bashrah dan mengirimnya untuk merebut kota tersebut. Pasukan Qais dan Mudhar siap membantu Salm dalam menghadapi pasukan depan yang dipimpin putra Sufyan, Muawiyah. Muawiyah kemudian terbunuh selama pertempuran dan Sufyan meninggalkan barisannya di Bashrah. Salm tetap menguasai Bashrah sampai ia menerima berita kematian Yazid bin Umar, lalu meninggalkannya.[9] Setelah berdirinya Kekhalifahan Abbasiyah pada tahun 750, Salm menjabat sebagai gubernur Ray dan Bashrah di bawah Khalifah Al-Mansur (berkuasa 754–775).[7] Selama Pemberontakan Alawiyyun (762-763) ia menjabat sebagai gubernur Ray, dan Al-Mansur memintanya untuk datang membantu memadamkan pemberontakan.[10] Pada 763, ia diangkat menjadi gubernur Bashrah,[11] dan tetap menjabat sampai digantikan oleh Muhammad bin Sulaiman bin Ali pada tahun berikutnya 146 H (763/4 M).[12] Kematian dan keturunanSalm meninggal di Ray pada tahun 766.[13] Anak-anaknya, Amr, Al-Mutsanna, Sa'id, Ibrahim, dan Katsir, dan keturunan mereka, terus menduduki beberapa jabatan tinggi sebagai gubernur dan jenderal di awal pemerintahan Abbasiyah.[14] Referensi
Sumber
|