Salenrang, Bontoa, Maros4°55′47″S 119°34′26″E / 4.9296113°S 119.5739129°E
Di Desa Salenrang berlokasi banyak objek wisata untuk dijadikan panjat tebing, petualangan dan caving yang memacu adrenalin, seperti objek wisata perahu susur sungai, objek wisata Gua Passaung, objek wisata hutan dan taman batu purba, dan lain-lain. Pada 17 Juni 2021, Desa Salenrang diresmikan dan mendapat legalitas oleh Kemenparekraf RI sebagai desa wisata. Desa ini pernah dijadikan lokasi syuting film drama Trinity, The Nekad Traveler (2017) yang dibintangi oleh Maudy Ayunda, Hamish Daud, Babe Cabiita, Rachel Amanda, dan Anggika Bölsterli. Jarak desa ini dari Kota Makassar adalah 40 km dengan waktu perjalanan 1 jam. Desa ini mudah diakses karena dilintasi oleh Jalan Raya Trans-Sulawesi. SejarahNama Salenrang, sebagaimana diketahui adalah diambil dari istilah kebiasaan orang-orang Salenrang yang gemar memakai sarung dengan cara melingkarkan dari punggung ke samping atau diselempang. Meskipun sebenarnya kebiasaan seperti itu termasuk kebiasaan sebagian besar bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Sulawesi Selatan, namun harus diakui bahwa hanya warga desa Salenrang-lah yang mencoba mengabadikan adat kebiasaan tersebut menjadi nama wilayahnya sebuah kerajaan kecil yang berada di bawah pemerintahan distrik atau Kerajaan Bontoa dahulu. Menurut tokoh dan pemuka masyarakat di desa Salenrang, istilah “salenrang” adalah berasal dari kata “salendang” yang berarti melingkarkan atau menyelempangkan kain atau sarung di punggung dalam bentuk miring ke bawah di samping sebelah tubuh si pemakai. Kebiasaan ini telah berlangsung lama dan mendarah daging di hampir semua warga masyarakat desa Salenrang, khususnya para keturunan galarrang (penguasa) yang memerintah di wilayah ini. Kemudian istilah “salempang” atau “salendang” disesuaikan dengan lidah/pengucapan masyarakat menjadi “salenrang” yang arti sama dengan “salempang” atau “salendang”, yaitu menyelempangkan kain atau sarung dalam bentuk miring ke bawah melingkari tubuh si pemakainya. Dahulu Salenrang merupakan sebuah wilayah kerajaan kecil yang diperintah oleh seorang dampang (kepala desa). Di bawah pemerintahan dampang ada gallarrang (sederajat dengan kepala dusun) dan di bawah pemerintahan gallarrang terdapat lo'mo, yang sederajat dengan ketua RT. Dimana kesemuanya itu adalah merupakan satu kesatuan struktur pemerintahan di wilayah Salenrang sejak dahulu. Salenrang dalam arti wilayah pemerintahan pada awalnya dikenal dengan mana dampang Salenrang, namun sejak diadakan musyawarah dalam rangka membicarakan “nama desa” Persiapan yang baru dimekarkan saat itu, Camat Bantinmurung, Muh. Thahir Alia, BA mengusulkan supaya nama dampang Salenrang diganti menjadi Salenrang saja. Dengan pertimbangan bahwa apabila nama dampang Salenrang masih dipakai maka hal itu dapat menghalangi orang luar (bukan penduduk asli) Salenrang untuk dipilih sebagai pemerintah/kepala desa di Salenrang. Berdasarkan pertimbangan bapak camat Bantimurung tersebut, akhirnya forum musyawarah menyepakati dan memutuskan mengganti nama desa persiapan dampang Salenrang menjadi desa persiapan Salenrang. Kemudian sejak tanggal 20 November 1989 nama Salenrang resmi menjadi nama Desa Salenrang ditandai dengan pelantikan bapak Madjanong Tiro sebagai kepala desa persiapan Salenrang yang pertama dengan status pejabat sementara. Dari sini dapat dilihat, betapa luasnya pandangan dan besarnya sikap demokratis masyarakat desa Salenrang dalam memandang NKRI sebagi satu kesatuan, dimana setiap warga negara memiliki hak yang sama di dalamnya. Selanjutnya pada tanggal 4 desember 1989 dilakukan acara timbang terima secara fisik dari kepala desa induk Botolempangan kepada kepala desa persiapan Salenrang. Maka sejak tanggal 4 desember 1989 itu, kepala desa persiapan Salenrang telah berhak melakukan aktivitas dalam rangka menunaikan amanah yang diembangkan kepadanya, yaitu melakukan pembenahan-pembenahan dan kegiatan pembangunan di desa persiapan Salenrang di bawah wilayah pemerintahan kecamatan Bantimurung. Pada tahun 1992, desa persiapan Salenrang dibentuk dan diresmikan menjadi desa definitif dengan nama “Desa Salenrang”, yang mana masih berada dalam wilayah pemerintahan kecamatan Bantimurung. Nanti pada tahun 1993, akibat pemekaran beberapa wilayah kecamatan termasuk kecamatan Maros Utara (kecamatan Bontoa sekarang), maka dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi serta historiografis dan georafis wilayah pemerintahan desa Salenrang bersama dengan Desa Botolempangan dipindahkan ke dalam wilayah pemerintahan kecamatan Maros Utara, yang sekarang dikenal dengan kecamatan Bontoa. Dari segi wilayah administrasi, awalnya desa Salenrang (tahun 1989) memiliki dua dusun, yaitu dusun Salenrang dan dusun Pannambungan. Dan kemudian dimekarkan menjadi lima dusun pada tahun 1997 sampai sekarang. Dusun-dusun tersebut ialah dusun Salenrang, dusun Pannambungan, dusun Panaikang, dusun Barua, dan dusun Rammang-Rammang. Kondisi geografisDesa Salenrang adalah salah satu dari delapan desa dan satu kelurahan dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Bontoa, kabupaten Maros, yang terletak sekitar 40 kilometer sebelah utara dari Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Desa Salenrang membujur dari timur ke barat terbelah dengan poros jalur Makassar-Parepare. Pusat pemerintahan Desa Salenrang berjarak 9 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Bontoa di Panjallingan, Kelurahan Bontoa dan 10 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Maros di Kelurahan Pettuadae, Turikale. TopografiSeluruh wilayah di Desa Salenrang yang terdiri atas lima dusun diklasifikasikan sebagai wilayah dataran rendah dengan ketinggian bervariasi antara 0–70 mdpl. Satu dusun berada pada wilayah dataran, dua dusun berada pada wilayah lembah, dan dua dusun berada pada wilayah punggung bukit. Wilayah tersebut berupa wilayah bukan pantai dengan rincian berupa lembah, pegunungan, perbukitan, punggung bukit, empang-tambak, perkebunan, hutan, tegalan, persawahan, dan dataran. Dilihat dari keadaan wilayah desa Salenrang, maka ditemukan hamparan luas daratan rendah pada bagian depan sebelah barat, sedangkan di bagian belakang desa di sebelah timur terdapat bukit-bukit batu yang indah dan gunung-gunung kapur serta hutan-hutan yang menyimpan berbagai potensi alam yang siap dikelola untuk kemaslahatan warga Desa Salenrang dan Kabupaten Maros pada umumnya. Betapa tidak, dataran rendah yang terhampar dari timur sampai dengan batas bagian barat adalah merupakan tanah basah, yang mana pada bagian pesisir desa atau sekitar alur sungai rata-rata dipergunakan sebagai lokasi pertambakan, sementara pada bagian tengah pada umumnya digunakan sebagai area persawahan yang menggunakan curah hujan (sawah tadah hujan), kecuali sebagian wilayah Dusun Rammang-Rammang yang terkadang menggunakan air bendungan tradisional. OrbitrasiBeberapa lokasi pada jarak orbitrasi atau pusat pemerintahan dari Desa Salenrang adalah sebagai berikut:
IklimWilayah Desa Salenrang beriklim tropis basah. Seperti pada umumnya wilayah yang ada di Indonesia dan khususnya Sulawesi, desa salenrang juga memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau yang sangat mempengaruhi pola hidup masyarakat Salenrang. Batas wilayahDesa Salenrang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Desa wisataPada tahun 2021, Desa Salenrang dengan nama Desa Wisata Rammang-Rammang diumumkan oleh Kemenparekraf sebagai desa destinasi wisata masuk 100 besar Augerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Ada 1.831 peserta desa wisata, yang telah mendaftar dari 34 provinsi di Indonesia. Setelah melewati serangkaian tahap kurasi, berdasarkan penilaian dari dewan kurator terhadap 7 kategori penilaian, klasifikasi dan kelengkapan data yang ada di laman jadesta.com.[2]
Kondisi demografisJumlah pendudukDesa Salenrang memiliki luas 9,60 km² dan penduduk berjumlah 5.766 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 600,63 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Desa Salenrang pada tahun tersebut adalah 102,67. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 102 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Desa Salenrang dari tahun ke tahun:
Rukun tetangga
Rukun warga
Blok sensus
Etnis dan bahasaMayoritas penduduk Desa Salenrang adalah Suku Makassar dengan penciri penutur Bahasa Makassar Dialek Lakiung yang masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Suku lainnya adalah Suku Bugis. Dilihat dari bahasa sehari-hari yang digunakan oleh sebagian besar warga masyarakat, maka sesungguhnya penduduk asli Desa Salenrang adalah termasuk golongan suku Bugis dan Makassar. Sementara penduduk yang menggunakan bahasa lain, selain bahasa Bugis dan bahasa Makassar, pada umumnya mereka adalah merupakan warga pendatang, baik yang datang dari daratan Sulawesi Selatan maupun yang datang dari luar, yang mana mereka pada umumnya datang dan menetap karena tuntutan/menunaikan tugas sebagai guru atau pegawai dan lain-lain. Mata pencaharianMasyarakat desa Salenrang memiliki beraneka ragam mata pencaharian, seperti petani sawah/tambak, pedagang, pegawai/guru, industri/tukang, dan lain-lain. Namun, mata pencaharian masyarakat desa Salenrang didominasi dari pertanian (petani sawah dan tambak). Dominasi pertanian tersebut didasarkan potensi alam dari desa Salenrang disamping potensi-potensi lain seperti daerah wisata, tambang batu gunung, kayu bakar, pisang, sayur-sayuran dan tanaman-tanaman lainnya. AgamaPenduduk desa Salenrang 100% penganut agama islam yang taat. Namun dilihat dari kondisi aktualnya, tidak dapat disangkal kalau dari sekian penganut agama islam masih ada yang mencampur-adukan antara ajaran agama dengan adat kebiasaan yang diwarisi secara turun temurun moyang mereka. Hal ini dapat ditemukan pada kegiatan-kegiatan keagamaan mereka yang masih dibarengi dengan sesajen atau doa-doa selamatan yang dilakukan di tempat-tempat yang dianggap keramat, seperti; di bawah pohon-pohon besar, kuburan-kuburan tua atau sungai-sungai dan lain-lain, meskipun jumlahnya relatif sedikit. Adat dan budaya
PemerintahanPembagian wilayah administrasiDusunDesa Salenrang memiliki 5 (lima) wilayah pembagian administrasi daerah tingkat V berupa dusun sebagai berikut:
Rukun wargaDesa Salenrang memiliki wilayah pembagian administrasi berupa rukun warga (RW) sebagai berikut:
Rukun tetanggaDesa Salenrang memiliki 20 (dua puluh) wilayah pembagian administrasi berupa RT sebagai berikut:
Daftar kepala desaDesa Salenrang, sejak dimekarkan menjadi desa persiapan tahun 1989, kemudian menjadi desa definitif tahun 1992 hingga sekarang sudah diperintah oleh 7 (tujuh) orang kepala desa (termasuk plt. kepala desa). Berikut ini adalah daftar kepala desa di Desa Salenrang dari masa ke masa sejak pembentukannya pada tahun 1989:
Daftar sekretaris desaBerikut ini adalah daftar sekretaris desa di Desa Salenrang:
Indeks desa membangunData informasi mengenai Indeks Desa Membangun (IDM) berperan membantu upaya pemerintah dalam memahami kondisi desa. Data yang diekspos sangat penting dalam perencanaan agar setiap tahun ada peningkatan status desa. Setiap tahun status desa diperbarui sesuai dengan capaian yang ada dalam indeks desa membangun. Tim ahli IDM yang menilai terdiri dari tenaga ahli bidang infrastruktur, pengembangan masyarakat desa, perencanaan partisipatif, dan pelayanan sosial dasar. IDM ini mengukur aspek indeks pembangunan desa, yakni ketahanan sosial, ketahanan lingkungan, dan ketahanan ekonomi. Indeks Desa Membangun meliputi kategori sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri. Kategori desa mandiri adalah kategori ideal yang ingin dicapai. Pada tahun 2020, prestasi Indeks Desa Membangun (IDM) dari Desa Salenrang mendapatkan raihan nilai 0,6857 dan diklasifikasikan dengan status desa berkembang di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.
APBD desaTahun 2020Tempat menarik
Film yang pernah menjadi lokasi syutingTempat ibadah
PendidikanDaftar sekolah
KesehatanSarana
KeamananFasilitas
Organisasi kemasyarakatan/perkumpulan
Infrastruktur
Galeri foto
Riwayat bencana
Penghargaan dan prestasi desa
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|