SagunjaSagunja (四君子;사군자) adalah genre lukisan Korea yang melukiskan sagunja, empat jenis tanaman yang terdiri dari persik, anggrek, seruni dan bambu.[1][2][3][4][5] Tanaman-tanaman ini merupakan subjek lukisan para gunja sehingga karya yang mereka hasilkan dinamakan empat tanaman bangsawan.[5] Gunja adalah pria bangsawan yang berkarakter luhur, berbudi pekerti dan biasanya ahli dalam bidang sastra.[5] Genre lukisan ini berasal dari Cina dan diperkenalkan ke Korea sejak zaman Goryeo pada abad ke-12 dan mencapai masa keemasan di periode Dinasti Joseon sampai awal abad ke-20.[5] Genre sagunja lebih disukai oleh seniman-seniman non profesional yang belajar lukisan Cina dibanding para pelukis genre lain.[5] Lukisan sagunja yang berkembang di Korea menjadi berbeda dengan Cina dalam hal komposisi, bentuk batang, akar dan warna bayangan dalam lukisan.[5] Di awal abad ke-20, lukisan ini menjadi genre independen dari jenis lukisan lain.[5] Cara melukisnya cenderung mengarah kepada kaligrafi yang berciri khas lebih sederhana dibanding metode melukis pemandangan atau orang.[5] Bagi seniman Korea, jika kaligrafi mencerminkan sifat dan pengetahuan penulisnya, begitu pula dengan sagunja yang mereka goreskan.[5] Para gunja menyukai keempat jenis tanaman dan menggali karakter yang dimilikinya sebagai panutan.[5] Karakter bambu dipuji karena tidak gugur daun bahkan di musim dingin, tumbuh lurus, melambangkan integritas orang yang berilmu.[5] Anggrek dikagumi karena anggun dan harumnya lembut.[5] Persik yang bersemi di awal musim semi, di antara salju musim dingin yang masih tersisa mencerminkan kekuatan.[5] Sementara bunga seruni dapat bertahan sampai akhir musim gugur menjelang musim dingin mencerminkan keteguhan.[5] Banyak lukisan sagunja yang menggambarkan bambu dan persik pada saat Korea sedang dalam keadaan perang akibat serbuan bangsa asing, menandakan para bangsawan mengekspresikan keteguhan dan prinsip mereka lewat karakter sagunja.[5] Referensi
|