Rumah Sakit Advent Bandar Lampung
Rumah Sakit Advent Bandar Lampung atau sering disingkat RSABL adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah Sakit Advent Bandar Lampung merupakan bagian dari jaringan pelayanan kesehatan "Adventist Health System Asia" (AHS/A), yang mengelola lembaga kesehatan Advent di kawasan Asia Pasifik Selatan, dengan kantor pusat di Cavite, Filipina. Di seluruh dunia, AHS melayani 68 negara dengan 65.000 karyawan yang terbagi di 165 rumah sakit dan 345 klinik kesehatan. Di bawah manajemen Yayasan Rumah Sakit Advent Bandar Lampung, sejak tahun 1966 beroperasi sebagai Balai Pengobatan, yang kemudian meningkat menjadi rumah sakit pada tahun 1994 dengan melakukan beberapa jenis pelayanan di antaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi medik, pencegahan dan peningkatan kesehatan. Dengan berbagai fasilitas yang ada dan terus dikembangkan, termasuk jumlah tempat tidur yang sudah mencapai 180 buah, serta sanggup melayani hingga 900 pasien rawat jalan per hari, saat ini RSABL beroperasi sebagai fasilitas kesehatan tingkat 2 atau rumah sakit tipe C yang sudah terakreditasi tingkat PARIPURNA oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) untuk versi 2012, kemudian juga lulus akreditasi "PARIPURNA" dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) SNARS 2018 Edisi 1 dengan menyandang predikat rumah sakit bintang lima, dan menjadi rumah sakit mitra BPJS Kesehatan. Rumah sakit kami berlokasi di Jl. Teuku Umar No.48, Kedaton, Bandar Lampung, melayani masyarakat kota Bandar Lampung dan sekitarnya yang menjadi bagian dari provinsi Lampung, di mana berdasarkan data BPS pada tahun 2015 terdapat jumlah penduduk sebanyak 8.117.268 jiwa, yang terdiri dari 4.162.437 laki-laki dan 3.954.831 perempuan yang berpotensi untuk menggunakan jasa medik atau kesehatan dari RSABL. RSABL dalam seluruh kegiatan pelayanannya mendukung terwujudnya visi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung yaitu: “Masyarakat Lampung yang sehat dan mandiri,” begitu pula dengan visi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung yaitu: “Bandar Lampung sehat, cerdas, beriman, berbudaya, unggul, dan berdaya saing berbasis ekonomi kerakyatan,” untuk menyukseskan program pemerintah di dalam memberikan jaminan kesehatan nasional. Sejarah
5 Desember 1964 anggota-anggota Advent di Jemaat Singosari membentuk sebuah panitia untuk membangun sebuah balai pengobatan di Bandar Lampung (d/h Tanjung Karang). Ong Guam Chuan (Ketua), T.R. Pandjaitan (Wakil), W.P. Tambunan (Sekretaris), Lie Tien Tjung atau K. Litelnoni (Bendahara), Yo Kim Nio, Ruth Maria Rhemrev & E. Gerungan (Anggota), serta Pdt. J.H. Sihotang (Penasihat/Pelaksana). Pembangunan BPATK dimulai atas motivasi & restu Pdt. S. Tamba, Ketua GMAHK Daerah Sumbagsel di atas sebidang tanah yang diserahkan oleh Musa Dillak. Pdt. S. Salean, Pdt. O. Taniwel, F. Gino, M. Marpaung, E. Poluan, dan H. Sarimun bergabung dengan panitia dalam pengumpulan derma, dan Pdt. J. F. Silalahi membantu dalam pengurusan izin, hingga pada tanggal 21 November 1965 pembangunan selesai. Kemudian pada tanggal 26 Desember 1966, pejabat perwakilan Residen Lampung didampingi oleh W.L. Wilcox selaku Ketua GMAHK Uni Indonesia dan Pdt. N.G. Hutahuruk sebagai Ketua GMAHK Daerah Sumatera Bagian Selatan meresmikan beroperasinya Balai Pengobatan Advent Tanjung Karang (BPATK) dengan dikepalai oleh seorang perawat yang bernama Bpk. F. J. Wuysang, dengan diawasi oleh dr. Ong Tjin Tek dengan bendahara Bpk. M. Sitompul. Seiring dengan kedatangan Drg. B. Ginting, BPATK menambah pelayanannya dengan membuka Balai Pengobatan Gigi yang diresmikan pada tanggal 26 April 1974. Tahun 1979, terjadi perubahan struktur kepemimpinan dengan mengangkat Bpk. D.H. Manurung sebagai Administrator, yang kemudian dilanjutkan oleh Bpk. M. Sianipar (1981). Sementara, Bpk. F.J. Wuysang menjadi Kepala Pelayan. Tahun 1982, Pimpinan GMAHK Daerah Sumbagsel kemudian menunjuk Elon Manawan menjadi Kepala Pelayanan. Disusul kemudian pada tahun 1984 ditunjuk Drg. B. Ginting menjadi Administrator, begitu pula dengan Bendahara yang dijabat oleh A.H. Sagala. Kepemimpinan baru ini membuat pengembangan dengan perluasan lahan dan pembangunan untuk persiapan menjadi RSIA dan balai pengobatan umum, di mana kemudian pimpinan GMAHK Uni Indonesia Bagian Barat mengambil alih operasional BPATK dengan mendirikan Yayasan Rumah Sakit Advent Bandar Lampung pada tanggal 11 Januari 1989, dengan Pengurus sebagai berikut: Pdt. Bahasa Soemarna sebagai Ketua, Pdt. M. Siagian sebagai Sekretaris, dan Bpk. M. Sitompul sebagai Bendahara. Balai Pengobatan Advent Tanjung Karang bersiap untuk menjadi Rumah Sakit Advent dengan kedatangan Dr. Ronald I. Lisal menjadi Direktur Persiapan Rumah Sakit Advent Bandar Lampung pada tanggal 31 Juli 1992. Pada periode persiapan ini, BPATK merekrut lebih banyak tenaga medis dan administrasi profesional. Pelayanan BPA mencapai puncak dalam pelayanan 300 hingga 500 pasien per hari. Sementara perluasan lahan dan pembangunan untuk persiapan menjadi rumah sakit terus dilanjutkan.
Balai Pengobatan Advent Tanjung Karang resmi bertransformasi menjadi Rumah Sakit Advent Bandar Lampung (RSABL) dengan diresmikannya pada tanggal 1 Desember 1994 oleh Ketua GMAHK Uni Indonesia Bagian Barat, Pdt. Alex Hendriks berdasarakan rekomendasi Wali kota Bandar Lampung Bpk. Suharto dan juga PERSI Cabang Lampung. Dr. Ronald I. Lisal menjadi Direktur pertama RSABL yang siap melayani dengan dengan kapasitas 40 tempat tidur yang terdiri dari 3 TT untuk VIP, 4 TT untuk kelas I, 10 TT untuk kelas II dan 27 TT untuk kelas III. Gedung baru empat lantai berkapasitas 92 tempat tidur rampung dan diresmikan oleh Gubernur Lapung, Bpk. Oemarsono pada tanggal 11 Mei 1999. Berturut-turut, pada tahun 2000 RSABL kedatangan tim Adventist Health System Asia (AHSA) untuk melakukan akreditasi. Tahun 2001, Gedung Auditorium RSABL selesai dan diresmikan. Tahun 2002, ICU berkapasitas 5 tempat tidur selesai dan diresmikan, dan kapasitas keseluruhan telah mencapai 138 tempat tidur. Adventist Health System Asia (AHSA) memilih RSABL sebagai tuan rumah pelaksanaan President Council AHSA. Pada tahun ini dilaksanakan pembangunan gedung Anex I untuk relokasi dapur dan ruang makan, ruang fisioterapi, X-ray dan USG, ruang Treadmill, perkantoran serta areal parkir. Renovasi gedung lama untuk klinik rawat jalan, farmasi, juga klinik gigi, dan ruang rekam medik hingga dimulainya pengoperasian unit gawat darurat dan 12 poliklinik umum dan spesialis tahun 2005. Rumah Sakit Advent Bandar Lampung mendapatkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan sebagai fasilitas kesehatan madya atau rumah sakit tipe C.
Perubahan struktur organ Yayasan RSABL dilakukan untuk mengikuti Peraturan Pemerintah tentang pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan. Telah diangkat oleh Pembina sebuah Pengurus yang berkedudukan di Bandar Lampung sebagai berikut: Ketua dijabat oleh Elon Manawan, Sekretaris dijabat oleh Pdt. Berlin Sembiring, dan Bendahara dijabat oleh Julius Panjaitan. Atas keputusan Badan Pengurus Yayasan RSABL, terjadi estafet kepemimpinan Direktur dari Dr. Ronald I. Lisal kepada Dr. Reuben V.T. Supit sejak tanggal 1 Januari 2014. Sebuah bangunan baru berlantai lima selesai dibangun dan diberi nama Gedung Elim, diresmikan oleh Wali kota Bandar Lampung, Bpk. Herman HN. Gedung ini berkapasitas 26 tempat tidur VIP, VVIP & Eksekutif untuk Rawat Inap, juga digunakan untuk pelayanan Hemodialisa, Unit Rawat Jalan dan Poliklinik Spesialis, serta General Medical Check Up. Bulan Maret 2017, RS. Advent Bandar Lampung mengikuti proses akreditasi versi 2012 dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan dinyatakan lulus paripurna dengan menyandang predikat sebagai rumah sakit bintang lima. Terjadi perubahan kepengurusan Yayasan RSABL, Ketua dijabat oleh Elon Manawan, Sekretaris dijabat oleh Pdt. Desmond Silitonga, dan Bendahara dijabat oleh Dosma Sibuea. Dan atas keputusan Yayasan RSABL, terjadi estafet kepemimpinan Direktur dari Dr. Reuben V.T. Supit kepada Dr. Charles Z. Suoth, MARS, sejak tanggal 1 September 2018. Pada bulan November 2019, RS. Advent Bandar Lampung mengikuti proses akreditasi SNARS 2018 Edisi 1, dan dinyatakan lulus paripurna dengan menyandang predikat sebagai rumah sakit bintang lima oleh dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Pimpinan Rumah SakitKepala Klinik (1966-1994): Ferdinand Jootje Wuysang (1966-1978); Darmatur H. Manurung (1979-1980); Manaor Sianipar (1981-1983); Bujurngena Ginting (1984-1992); Ronald Imran Lisal (1992-1994). Direktur Rumah Sakit (1994-Sekarang): Ronald Imran Lisal (1994-2013); Ruben V.T. Supit (2014-2018); Charles Z. Suoth (2018- ). Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit (1989-Sekarang): Bahasa Soemarna (1989); Alex Hendriks (1989-2000); Houtman Elysha Sinaga (2001-2005); Johnny Lubis (2005-2018); Elon Manawan (2008-2021); Roy D. Sarumpaet (2022- ). AfiliasiRumah Sakit Advent Bandar Lampung adalah salah satu dari 500 rumah sakit dan klinik dalam jaringan Adventist Hospital and Clinics Network sedunia yang dikelola dan dimiliki oleh Gereja Masehi Advent hari Ketujuh melalui Yayasan Rumah sakit Advent Bandar Lampung. Penghargaan & Pencapaian
PelayananSebagaimana rumah sakit pada umumnya, RSABL juga memberikan pelayanan berupa:
Untuk pelayanan medik, poliklinik kami terdiri dari:
Tenaga Medis
Pemberitaan MediaRumah Sakit Advent Bandar Lampung (RSABL) menjadi rumah sakit "ramah tuli" pertama di Indonesia dengan memberikan pelayanan bagi masyarakat tuli dengan bahasa isyarat Indonesia (Bisindo) dan Sistem Peringatan Dini Bencana (Inklusif). Pelayanan ini diluncurkan langsung oleh Walikota Bandar Lampung, Drs. H. Herman HN, MM, disaksikan oleh Kepala BPBD Kota Bandar Lampung mewakili BNPB, Pengurus GERKATIN Provinsi Lampung, pimpinan LSM dan instasi terkait serta badan pengurus dan direksi RSABL.[1][2][3][4] Media Sosial
Lihat Pula
Rujukan
|