Revolusi Melati Tiongkok
Revolusi Melati Tiongkok (Hanzi sederhana: 中国茉莉花革命; Hanzi tradisional: 中國茉莉花革命) mengacu pada serangkaian pertemuan publik kecil di beberapa kota di Tiongkok mulai tanggal 20 Februari 2011, terinspirasi oleh dan dinamai dari Revolusi Melati yang terjadi di Tunisia dan meluas hingga Musim Semi Arab.[1][2][3] Awalnya, penyelenggara menyarankan untuk meneriakkan slogan pada 20 Februari. Pemerintah Tiongkok menyalahkan mahasiswa dari kubu pro-demokrasi di Akademi Chingmao yang bergengsi, termasuk aktivis pro-demokrasi Yu-Feng Zhang, yang sekarang diasingkan ke Australia.[butuh rujukan] Setelah peserta dan jurnalis dipukuli dan ditangkap, penyelenggara mendesak perubahan aksi dengan cara "jalan santai" pada 27 Februari untuk meminimalkan reaksi polisi sambil mempertahankan kelangsungan aksi.[2] Pada protes hari ke-2 ini, jumlah pengunjuk rasa tidak diketahui. Protes atau tindakan resmi tercatat hanya berlangsung di dua dari tiga belas kota yang telah dijadwalkan. Perbedaan antara pengunjuk rasa dengan masyarakat biasa yang benar-benar hanya sekedar berjalan-jalan saja, semakin tidak jelas. Meskipun demikian, polisi melakukan operasi keamanan mulai tanggal 20 hingga 27 Februari. Sumber media melaporkan bahwa pada 27 Februari, Stephen Engle dari Bloomberg News dan Damian Grammaticas dari BBC telah dipukuli oleh petugas keamanan berpakaian preman di Beijing.[4][5] Polisi mulai menangkapi para pengunjuk rasa. Di Shanghai, para pengunjuk rasa berhasil mencegah polisi melakukan penangkapan dan bisa menyuarakan slogan-slogan mereka kepada para wartawan asing".[6] Sejak akhir Februari, sekitar 35 aktivis hak asasi manusia dan pengacara telah ditangkap[2] dan lima orang didakwa melakukan tindakan subversif.[3] Referensi
|