RegiolekRegiolek atau interdialek[1] adalah varietas bahasa postdialektal yang menempati posisi menengah antara dialek lokal dan bahasa baku.[2] Ciri yang membedakannya dari bahasa standar adalah pengaruh dialek-dialek setempat, yang biasanya tidak langsung disadari atau tidak mudah dihilangkan.[3] Varietas semacam ini digunakan oleh sejumlah individu dari satu etnis tertentu karena wilayah pemakaian regiolek meliputi teritori serangkaian dialek yang berdekatan, termasuk tidak hanya desa, tetapi juga kota dan pemukiman tipe kota.[4] Dalam sosiolinguistik kontemporer, proses kepunahan dialek dan penggantiannya dengan bahasa standar tidak selalu dianggap tak terhindarkan dan alih-alih tentang keadaan kelenyapan dialek, semakin sering para ahli malah berbicara tentang transformasinya menjadi varietas transisional. Varietas seperti itu, yang tidak stabil jika dibandingkan dengan dialek, disebut dengan istilah regiolek. Dalam linguistik Rusia, istilah ini (региолект) diperkenalkan oleh V.I. Trubinski dan A.S. Gerd.[5] Sebutan ini juga ditemukan dalam dialektologi Roman (bahasa Prancis: régiolecte), sedangkan dalam tradisi linguistik Jerman bentuk-bentuk bahasa seperti itu juga diistilahkan dengan semidialek (Halbmundart),[6] bahasa percakapan regional (regionale Umgangssprache), atau dialektoid.[7] Dalam linguistik Polandia, terdapat beberapa istilah searti dengan regiolek: interdialek, supradialek, subdialek, lek terpadu.[2] Istilah regiolek kadang kala juga dipakai sebagai sinonim istilah bahasa regional atau bahasa daerah.[8][9] Dalam konteks lain, regiolek juga digunakan untuk merujuk secara khusus kepada dialek yang terpisah secara geografis (geolek[10]) guna membedakannya dari varietas yang bersifat sosial (sosiolek).[11] Referensi
Kepustakaan
|