Reabsorpsi
Reabsorpsi adalah tahapan dalam pembentukan urine melalui mekanisme penyerapan ulang zat yang diperlukan oleh tubuh misalnya, garam protein yang masih dalam bentuk albumin menjadi amonia dan protein serta cairan lain yang diperlukan badan malphigi. Reabsorpsi juga berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan air dan garam dalam cairan tubuh. ProsesReabsorpsi dimulai dari tubulus kontortus proksimal dan berlanjut ke lengkung Henle, tubulus kontortus distal, lalu ke saluran pengumpul. Setelah mengalami proses penyaringan (filtrasi) urine primer yang mengandung zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh diserap ulang dalam tubulus kontortus proksimal. Zat-zat yang diserap ulang antara lain lain, air, glukosa, asam amino, vitamin serta berbagai jenis ion. Zat-zat sisa yang tidak dapat digunakan, seperti urea dan kelebihan garam akan dikeluarkan dalam bentuk urine. Dalam reabsorpsi, sekitar 50% urea dari jumlah yang ada dalam urine primer berdifusi (masuk) kembali ke dalam darah karena adanya perbedaan konsentrasi yang disebabkan oleh reabsorpsi air antara urine primer, sel-sel tubulus kontortus proksimal, dan darah. Sel-sel tubulus kontortus proksimal juga secara aktif mengekskresi (mengeluarkan) zat-zat beracun dari dalam darah ke urine primer bersama dengan beberapa zat yang mengandung nitrogen, seperti kreatinin. Sebagian besar zat-zat yang masih berguna tadi dapat mengalami reabsorpsi beberapa kali. Dari proses ini, akan dihasilkan filtrat tubulus atau urine sekunder. Zat-zat yang ada di dalam urine sekunder kebanyakan adalah zat-zat yang tidak berguna atau beracun. Volume urine sekunder yang dihasilkan lebih sedikit daripada volume urine primer dan bersifat isotonis terhadap cairan tubuh (darah), serta mengandung urea dan beberapa ion mineral. Selanjutnya, urine sekunder itu mengalir ke lengkung Henle. Di dalam lengkung Henle juga terjadi proses penyerapan ulang zat-zat yang masih berguna, terutama ion natrium (Na+).[1][2] Referensi
|