Ramalan swawujud

Ramalan swawujud adalah prediksi yang secara langsung atau tidak langsung membuatnya terwujud sendiri akibat umpan balik positif antara keyakinan dan kelakuan. Meski contoh ramalan semacam itu sudah dijelaskan di literatur-literatur Yunani kuno dan India kuno, istilah "self-fulfilling prophecy" dicetuskan oleh sosiolog abad ke-20 Robert K. Merton. Ia menetapkan struktur dan konsekuensinya. Dalam buku Social Theory and Social Structure, Merton menggambarkan ramalan swawujud seperti ini: Jika Roxanna salah paham dan yakin bahwa pernikahannya akan berakhir, ketakutannya terhadap perceraian justru benar-benar mengakibatkan pernikahannya berakhir.

Ramalan swawujud pada awalnya merupakan penafsiran keliru mengenai suatu kondisi yang memunculkan perilaku baru yang kemudian membuat tafsiran/ramalan awalnya yang keliru menjadi 'nyata'. Pembenaran keliru terhadap ramalan swawujud ini memunculkan serangkaian kesalahan. Orang yang mengalaminya akan menceritakan urutan peristiwanya sebagai bukti bahwa ia benar sejak awal.[1]

Singkat kata, suatu ramalan positif atau negatif, kepercayaan yang dipegang erat, atau delusi—yang dianggap benar padahal tidak—mampu memengaruhi seseorang sampai-sampai reaksinya sendiri justru mengakibatkan ramalan kelirunya terwujud.

Lihat pula

Catatan kaki

Bacaan lanjutan


Kembali kehalaman sebelumnya