Pumpkin Spice Latte
Pumpkin Spice Latte adalah minuman kopi yang diberi campuran rempah khas musim gugur (kayu manis, pala, dan cengkeh), susu panas, espresso, dan gula, ditambah krim kocok dan bubuk pai labu. Sejak 2015, esens labu ditambahkan sebagai bahan minuman ini. Minuman ini dijual terbatas oleh Starbucks dan kafe-kafe lain, biasanya pada akhir Agustus hingga Januari. SejarahStarbucks mulai mengembangkan menu Pumpkin Spice Latte pada Januari 2003 setelah berhasil memasarkan menu khas musim dingin seperti Peppermint Mocha dan Eggnog Latte. Menurut Peter Dukes, pengembang produk Starbucks, tim ahlinya mengetes sepuluh produk di pasaran. Pumpkin Spice Latte keluar di tengah-tengah setelah menu cokelat dan karamel. Menurut Dukes, "tim menyadari rasa labu memiliki ciri khasnya sendiri, apalagi waktu itu labu masih dianggap biasa saja". Starbucks mencoba berbagai kombinasi dan rasio labu dengan rempah dan memutuskan resep tanpa labu sama sekali.[1] Pada musim gugur 2003, resep akhir ini diuji coba di Vancouver dan Washington, D.C. Penjualan menu ini melampaui perkiraan perusahaan. Kata Dukes, "kami awalnya tidak sanggup memenuhi permintaan pasar... kami terpaksa mempercepat pengisian stok di setiap gerai."[1][2] PRoduk ini dijual di semua gerai di Amerika Serikat pada tahun selanjutnya. Menurut perusahaan, Pumpkin Spice Latte adalah minuman musiman terpopuler mereka. Lebih dari 200 juta cangkir terjual sejak menu ini diperkenalkan tahun 2003 hingga 2015.[1] Minuman ini memulai tren barang-barang berbau rempah labu seperti lilin, pengharum ruangan, donat, sereal sarapan, permen obat batuk, dan saus pasta.[3][4] Pada Agustus 2015, Starbucks mengubah resepnya dengan menambah labu dan menghilangkan pewarna buatan. Resep baru ini juga meliputi "sirup rasa pai labu" bercampur gula, susu skim kental, esens labu, pewarna, dan pengawet.[5] NutrisiPada tahun 2014, Vani Hari, seorang narablog pseudosains kontroversial,[6] mempersoalkan bahan-bahan yang digunakan oleh Pumpkin Spice Latte.[7] Hari menyoroti penggunaan pewarna karamel Kelas IV (E 150d)[7] yang mengandung sedikit 4-MEI, senyawa karsinogen potensial.[8] Pewarna karamel umumnya dinilai aman oleh Food and Drug Administration (FDA),[7] European Food Safety Authority,[9] dan Health Canada.[10] FDA menilai keterpaparan 4-MEI oleh manusia dalam kadar normal masih aman.[11] Sebelum esens labu ditambahkan tahun 2015, Hari juga mempersoalkan tidak adanya labu betulan dalam resep minuman ini. Juru bicara Institute of Food Technologists (IFT), Kantha Shelke, berpendapat bahwa minuman ini bertujuan memperkuat rasa rempah yang dipakai oleh pai labu, bukan rasa labu itu sendiri.[12][13] Hari dan peneliti lainnya mempersoalkan tingginya kandungan gula dalam minuman ini. Wartawan Time, Mandy Oaklander, melaporkan bahwa satu sajian saus labu Starbucks mengandung 8 gram (0,28 oz) gula. Pumpkin Spice Latte ukuran "grande" (tiga sajian sirup) mengandung 49 g (1,7 oz) gula, 24 g (0,85 oz) di antaranya berasal dari perisa rempah labu.[12] Pumpkin Spice Latte ukuran 16 US fl oz (470 ml) mengandung 380 kalori (1.600 kJ).[14] Acuan Konsumsi Harian yang dikeluarkan oleh FDA merekomendasikan agar konsumsi gula tambahan dibatasi 50 g (1,8 oz) per hari.[15][16] Tahun 2015, Starbucks menambah labu dan menghapus pewarna buatan dalam resepnya.[17] Shelke menulis bahwa perubahan ini tidak cukup terasa di lidah dan hanya bertujuan untuk "memuaskan orang-orang yang ingin melihat labu betulan di resepnya."[13] Penjualan dan pemasaranStarbucks menjual lebih dari 200 juta cangkir Pumpkin Spice Latte sejak diluncurkan sampai 2013. Hasil penjualan menu ini mencapai $80 juta per tahun, lebih laris daripada Eggnog Latte dan Peppermint Mocha.[18][19] Dalam artikel Forbes tahun 2013, Debra Donston-Miller menulis, "produk-produk yang hanya dijual dalam jangka waktu terbatas memiliki mekanisme pemasaran alami yang dampaknya bisa membesar seiring waktu."[20] Namun, ahli pemasaran di Mottis mengatakan pada tahun 2014 bahwa kesuksesan Pumpkin Spice Latte justru dipicu oleh pemasaran jor-joran oleh Starbucks.[21] Starbucks menyasar laki-laki dan perempuan usia 25 sampai 40 tahun melalui desain dan kata-kata promosi modern. Starbucks menyatakan bahwa target konsumen mereka sangat suka menggunakan media sosial, termasuk Twitter, Facebook, dan Instagram.[21] Tahun 2013, perusahaan ini memperkenalkan elemen permainan untuk menyambut kehadiran menu ini; pelanggan dapat memesan minuman ini di gerai Starbucks lebih awal menggunakan kode khusus.[2] Pada Agustus 2012 sampai Januari 2014, tanda pagar #pumpkinspice dipos sebanyak 29.000 kali[22] dan #PSL pernah dipos lebih dari 12 juta kali dalam satu hari saja.[butuh rujukan] Sejak Starbucks memperkenalkan Pumpkin Spice Latte, sejumlah perusahaan ikut mengeluarkan produk berbau Pumpkin Spice. Menurut Datassential Menu Trends, menu terbatas berbahan labu di restoran bertambah 234 persen pada tahun 2008 hingga 2012, sedangkan menu terbatas umum bertambah 143 persen dalam jangka waktu yang sama.[23] Menu-menu yang dimaksud meliputi M&M's rasa labu, kopi labu Dunkin' Donuts, dan wiski rasa labu. Perusahaan-perusahaan lain juga mengeluarkan losion, sampo, dan lilin rempah labu.[18] Pumpkin Spice Latte juga bisa dibuat dingin atau diblender seperti Frappuccino di gerai Starbucks. Pada musim gugur 2017, Starbucks mengeluarkan variasi teh bernama Pumpkin Spice Chai Latte.[24][25] Selain itu, Starbucks juga menjual kopi instan rempah labu. Menurut CNBC, Pumpkin Spice Latte adalah minuman musiman terpopuler Starbucks dan terjual sebanyak 424 juta cangkir di seluruh dunia.[26] Forbes memperkirakan Starbucks memperoleh $100 juta dari penjualan menu ini pada tahun 2015.[27] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|