Pulau bahang perkotaanPulau panas perkotaan (Inggris: urban heat island (UHI)) adalah sebuah wilayah metropolitan yang lebih hangat dibanding wilayah pedesaan sekitarnya. Fenomena ini pertama diselidiki dan dijelaskan oleh Luke Howard pada 1810-an, meski ia bukanlah satu-satunya yang menjelaskan fenomena ini.[1] Perbedaan suhu biasanya lebih besar pada malam hari daripada siang hari, dan lebih tampak ketika angin lemah. Secara musiman, pulau panas perkotaan terjadi selama musim panas dan musim dingin. Penyebab utama pulau panas perkotaan adalah modifikasi permukaan tanah melalui pengembangan kota yang menggunakan material yang menyimpan panas. Panas buangan yang muncul akibat penggunaan energi adalah kontributor kedua terbesar. Ketika pusat penduduk berkembang, mereka cenderung memodifikasi tanah yang luas dan lebih luas lagi dan mengalami peningkatan suhu rata-rata. Istilah pulau panas merujuk pada wilayah, berpenghuni atau tidak, yang secara konsisten lebih panas daripada wilayah sekitarnya.[2] PenyebabPulau panas perkotaan merupakan fenomena yang timbul sebagai akibat dari penyimpanan panas pada bahan bangunan yang digunakan di kawasan perkotaan. Pada wilayah perkotaan sebagian besar bangunan dan jalan terbuat dari aspal, beton atau batuan lainnya. Bahan-bahan ini merupakan bahan yang bersifat menyerap panas lalu memancarkan dan memantulkannya kembali. Kondisi ini membuat udara di kawasan perkotaan menjadi lebih panas. Sementara itu, transoportasi di kawasan perkotaan umumnya menggunakan kendaraan bermotor yang menimbulkan polutan. Penumpukan polutan membuat pembentukan partikel lebih sulit terjadi sehingga turut menumpuk panas. Kedua kondisi ini kemudian menimbulkan jebakan bagi udara panas yang membuatnya tidak dapat tergantikan dengan mudah oleh udara segar.[3] Lihat pula
Catatan kaki
Pranala luar
|