Pulau Sawu
Sawu (Sabu; Savu) adalah nama sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan perairan Laut Sawu di sebelah timur Pulau Sumba dan sebelah barat Pulau Rote. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luasnya adalah 414 km². Pulau ini selain disebut pulau Sawu, juga disebut sebagai pulau Sabu. Sedangkan penduduk setempat menyebut pulau ini dengan Rai Hawu (pulau Hawu).[1] GeografisKeadaan iklim di pulau Sabu dipengaruhi letaknya yang berdekatan dengan benua Australia. Karenanya pulau ini mempunyai ciri-ciri khas dengan musim kemarau yang panjang dan dengan curah hujan rendah. Dalam setahun hanya 14-69 hari musim hujan. Sejauh mata memandang hanya tampak bukit-bukit kapur yang kurang subur dengan beberapa puncak perbukitan yang menjulang, tetapi ketinggiannya tidak melebihi 250-an meter. Pulau Sawu (Sabu) dibagi atas 5 kecamatan, yaitu:
DemografiPopulasi pulau Sawu adalah 89.327 pada Sensus 2020.[2] Masyarakatnya masih menganut kepercayaan animisme tradisional yang dikenal dengan Djingi Tiu. Misionaris Belanda memperkenalkan Protestantisme yang tetap ada di pulau-pulau itu sampai sekarang. Orang Sabu memiliki sapaan tradisional, dilakukan dengan menempelkan hidung (sekaligus) ke hidung orang lain saat bertemu. Ini digunakan dalam semua pertemuan di antara orang Sabu dan pada upacara besar, dan memiliki tujuan yang mirip dengan jabat tangan formal dalam budaya barat modern, dan memang sering digunakan satu sama lain, mirip dengan Hongi di Selandia Baru. Pulau-pulau sekitarPulau di sekitar pulau Sawu (pulau Sabu) antara lain: Taman Nasional Laut SawuBerdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 38 Tahun 2009 tanggal 18 Mei 2009, Taman Nasional Perairan (KKP) Laut Sawu ditetapkan dengan Kode KKL: 75 dan Luas Area: 3.521.130,01 hektar yang terdiri dari: 567.170 hektar Laut Kabupaten Sumba, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat dan wilayah Laut Timor-Rote-Sabu-Batek seluas 2,95 juta hektar di Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kota Kupang.[3] Di taman ini terdapat 63.339,32 hektar terumbu karang dengan 500 jenis karang, 5.019,53 ha mangrove, 5.320,62 ha padang lamun, dan 1.769,1 ha muara. Lima dari enam spesies penyu di dunia juga dapat ditemukan di ekosistem Laut Sawu, serta 30 spesies mamalia laut (paus dan lumba-lumba), termasuk paus sperma dan paus biru yang terancam punah, yang mudah ditemukan di kawasan tersebut dan berada spesies pelagis dan demersal.[4] Lain-lainDi Sabu atau Sawu, selain memiliki musim panas yang berkepanjangan dan curah hujan yang panas, dari aspek budaya dan agama, ada beberapa klan atau marga yang masih hidup dan memelihara kepercayaan adat (Jingitiu). ada pendapat dalam kalangan orang Sabu sendiri mengenai hal ini. kebanyakan orang Sabu yang sudah memeluk agama yang telah diakui di Indonesia akan berpendapat bahwa "jingitiu" merupakan orang-orang yang tidak mengenal tuhan. Namun ternyata ada sejumlah acara dan kegiatan bahkan ritus-ritus dalam kebudayaan yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur bahkan doa bagi tuhannya. berhubungan dengan kepercayaan masyarakat adat jingitiu, sapaan terhadap ilah tertinggi dipahami sebagai "sesuatu yang kramat, karena nama itu dapat membakar dan menghancurkan seseorang dalam waktu sekejap jika disebut dengan sembarangan", sehingga dalam mengungkapkan nama tuhannya, jingitiu merumuskan satu nama dengan bahasa yang diperhalus untuk menyapa tuhannya yaitu "Deo".
Referensi
Lihat pula |