Pulau Molana
Pulau Molana adalah sebuah pulau kecil di wilayah kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia. Pulau ini merupakan gugusan karang yang mencuat ke permukaan laut dan menjadi daratan. Pulau ini berbatasan dengan Pulau Ambon di sebelah barat, dengan Pulau Haruku dan Saparua di sebelah utara dan Pulau Nusa Laut di sebelah Tenggara.[1] SejarahPulau Molana menyebutkan dalam arsip Belanda dan Inggris pulau ini biasa disebut sebagai Molano, Malana. Di zaman colonial Belanda pulau ini dijadikan sebagai Pos Militer yang dijaga oleh beberapa tentara. Selain itu berdiri Leproseri atau Rumah Sakit Kusta (RSK), orang Belanda menyebut Rumah Sakit Kusta sebagai Lazarus Huis (Rumah Lazarus). Lazarus, diambil dari salah satu figur dalam Alkitab yang diketahui menderita sakit kusta, disembuhkan dan dibangkitkan oleh Yesus setelah mengalami kematian, selama 4 hari. Nama Lazarus Huis merujuk kepada kisah Alkitab di atas. Masih menurut Saparua Kota, laporan dari J.R. Paape, asisten Residen Saparua Haruku per Januari 1839, menulis jika di tahun 1836, penghuni Rumah Sakit Kusta di pulau Molana sebanyak 24 orang, tahun 1837 ada 24 orang, tahun 1838 ada 21 orang dan 1839 ada 21 orang. Laporan Residen Ambon asal Inggris Townsend Farquhar di tahun 1795, Molana disebut juga sebagai Colony Leprozen atau pulau tempat orang kusta yang didirikan Belanda hampir seratus tahun sebelumnya, dan juga sebagai Pos Militer. Namun dari sumber-sumber sejarah yang ada belum menemukan kapan tepatnya Rumah Sakit Kusta di Molana berdiri. Kepemilikan Pulau Molana secara adat menurut sejarahnya dipegang oleh tiga marga dari Haria, yaitu
GeografisSecara geografis pulau cantik ini berbatasan dengan Pulau Haruku dan Saparua di sebelah Utara, sebelah baratnya berbatasan dengan Pulau Ambon serta Pulau Nusa Laut di sebelah Tenggaranya. Pasir putih yang terhampar pada sisi utara pulau ini mempunyai keunikan karena berpindah sesuai dengan musim angin yang terjadi. Pada musim angin timur pantai berpasir akan berada di sisi sebelah barat, sedangkan pada musim angin barat pantai berpasir berpindah menjadi ke sisi sebelah timur. Pergerakan pasir secara masif ini diperkirakan terjadi karena butiran pasir Pulau Molana sangatlah halus seperti bubuk.[2] Referensi
|