Philip Jacob SpenerPhilip Jacob Spener (1635-1705) adalah seorang pendeta yang sering juga disebut sebagai bapak Pietisme Jerman.[1][2] Spener disebut sebagai bapak pietis karena kegigihannya dalam menentang ajaran gereja Lutheran zaman itu yang telah banyak dipengaruhi oleh ajaran mistis, sebagai reaksi terhadap ortodoksi gereja resmi yang mati.[1] Menurut Spener, mistik yang yang muncul saat itu kurang sesuai dengan Alkitab dan hanya menimbulkan sikap hidup yang pasif bagi orang Kristen.[1] Untuk menggantikan pengaruh mistik itu, Spener memperkenalkan pietisme yang telah dikenalnya dari gereja Calvinis.[1] Pandangan-pandangan Spener ini sangat dilawan oleh banyak pemimpin gereja, tetapi disetujui dan digemari oleh banyak orang.[1] Oleh karena pengaruh Spener, sekolah tinggi baru di Halle mendapat suatu fakultas teologi yang guru besarnya semua orang Pietis.[1] Pada masa itu, Pietisme yang dikembangkan Spener membawa dampak yang cukup besar bagi orang-orang di berbagai tempat.[3] Biografi SingkatSpener lahir di Elzas pada 13 Januari 1635 di Rappoltsweiler, Alsace.[4][5] Masa pelayanan Spener dimulai ketika ia menjadi pendeta jemaat di Strasbourg.[6] Dari Strasbourg, Spener kemudian menjadi pengkhotbah dan guru di Frankfurt.[6] Di Frankfurt, Spener merasakan kedekatan dengan suatu komunitas Kristiani bernama Kaum Labadis yang mendapat perlakuan kurang adil dari gereja Lutheran saat itu.[6] Perlakuan kurang adil itu adalah menyuruh semua warga negeri Lutheran harus dibaptis supaya dianggap suci.[4][6] Hal inilah yang menyebabkan Spener ingin memperbaharui apa yang dilakukan oleh gereja Lutheran.[1][6][7] Karena usahanya itu, maka, pada tahun 1686, Spener mendapatkan perlawanan dari kaum Lutheran di Frankfurt, sehingga membuatnya harus meninggalkan kota itu.[4] Dari Frankfurt, Spener pindah ke Berlin dan menjadi pendeta di sana hingga tahun 1691.[4] Ia meninggal pada tahun 1705.[4] AjaranSpener menyebarluaskan pesan yang menuntut adanya kedisiplinan diri yang tinggi, yaitu pesan untuk membangun hubungan pribadi dengan Kristus dan tentang betapa pentingnya doa harian dan renungan kitab suci.[2][6] Walaupun ia menganut ajaran Gereja Lutheran, dia juga percaya terhadap tuntutan yang dilakukan oleh semua kelompok beriman.[6] Dia melakukan kajian biblis di rumahnya dua kali seminggu dan membentuk kelompok-kelompok yang akhirnya terkenal dan menyebar ke gereja-gereja lain.[6] Hasilnya, kelompok-kelompok itu lambat laun makin dikenal umum sebagai Collegia Pietatis, asal mula nama Pietisme.[3][6] Spener menguraikan tujuan-tujuannya dalam suatu manifesto untuk pembaharuan secara Pietistis berjudul Pia Desideria (Cita-cita Saleh), yang diterbitkan pada 1675.[1][3][4] Dalam tulisan itu, ia mengemukakan bahwa ajaran gereja sudah cukup lengkap, tetapi hidup jemaat harus dibaharui kembali.[1] Ia memberi tekanan pada penelaahan Alkitab yang harus menjadi rezeki rohani bagi jiwa orang Kristen setiap hari.[4] Spener berharap agar jemaat lebih berusaha mewujudkan imannya dalam praktik dan penuh cinta kasih.[1][4] Untuk dapat mencapai tujuannya, kaum Pietis menekankan: (1) iman yang berpusat pada Alkitab (jadi bukan pada ajaran gereja),[5] (2) pengalaman khas dalam kehidupan kristiani (rasa berdosa, pengampunan, pertobatan, kesucian hidup, dan kasih dalam persekutuan),[5] (3) pengungkapan iman secara bebas melalui nyanyian, kesaksian dan semangat menginjili.[2] Tulisan-tulisan
Referensi
Bibliografi
Pranala luar
|