Pertempuran Berlin

Pertempuran Berlin
Bagian dari Front Timur Perang Dunia II

Gerbang Brandenburg di tengah reruntuhan Berlin, Juni 1945
Tanggal16 April – 2 Mei 1945
LokasiBerlin, Jerman Nazi
52°31′N 13°23′E / 52.517°N 13.383°E / 52.517; 13.383
Hasil

Kemenangan Uni Soviet

  • Hitler bunuh diri dan kematian para pejabat tinggi Nazi
  • Garnisun Kota Berlin menyerah tanpa syarat pada tanggal 2 Mei. Semua pasukan Jerman yang masih bertempur di luar Berlin menyerah pada 8/9 Mei (setelah penyerahan tanpa syarat dari semua pasukan Jerman-lihat Akhir Perang Dunia II di Eropa)
Perubahan
wilayah
Kejatuhan Nazi Jerman
Soviet menduduki wilayah yang nantinya menjadi Jerman Timur. Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis menduduki wilayah yang nantinya menjadi Jerman Barat.
Pihak terlibat
 Jerman
Tokoh dan pemimpin
Front Byelorusia ke-1: Front Byelorusia ke-2: Front Ukraina ke-1:

Pemimpin:
Jerman Nazi Adolf Hitler (sebelum 30 April)
Jerman Nazi Joseph Göbbels (30 April – 1 Mei)
Jerman Nazi Lutz von Krosigk(dari 1 Mei)

Grup Tentara Vistula: Grup Tentara Pusat: Area Pertahanan Berlin:
Kekuatan
Korban
  • Pencarian arsip
    (total operasional)
  • 81,116 tewas/hilang[10]
  • 280,251 sakit/terluka
  • 1,997 tank
  • 2,108 artileri
  • 917 pesawat[10]
  • Perkiraan:
    92,000–100,000 tewas
  • 220,000 luka-luka[11][e]
  • 10.000 tertawan[12]
  • Dalam Daerah Pertahanan Berlin:
  • Sek. 22,000 tentara tewas
  • 22,000 penduduk sipil tewas[13]

Pertempuran Berlin adalah salah satu pertempuran terakhir dari Teater Eropa Perang Dunia II.[14] Angkatan Darat Tentara Merah Soviet yang besar di bawah pimpinan Georgy Zhukov dan Ivan Konev menyerang Berlin dari timur. Pertempuran ini berlangsung dari akhir April 1945 sampai awal Mei. Sebelum pertempuran berakhir, Adolf Hitler telah bunuh diri tepatnya 30 April 1945, dua hari setelah eksekusi Benito Mussolini.

Jerman menyerah setelah lima hari pertempuran. Penyerahan Jerman ditandatangani oleh Marsekal Wilhelm Keitel. Selanjutnya Berlin dibagi dua, yakni Berlin Timur milik Soviet dan Berlin Barat milik Amerika, Inggris, dan Prancis. Kota Berlin mengalami kerusakan yang parah meskipun beberapa bangunan seperti Gerbang Brandenburg dan Gedung Reichstag masih bertahan. Setelah Keitel menandatangani instrumen penyerahan, dilanjutkan dengan Pengadilan Nuremberg.

Latar Belakang

Pada permulaan tahun 1945, Front Timur semakin stabil semenjak Agustus 1944 setelah peluncuran Operasi Bagration. Jerman telah kehilangan Budapest dan beberapa negara seperti Hungaria, lalu Rumania dan Bulgaria dipaksa untuk menyerah dan mengumumkan perang terhadap Jerman, serta akses ke Polandia telah terbuka bagi Tentara Merah.

Komandan Soviet, setelah aksi mereka selama Pemberontakan Warsawa, merebut Warsawa pada Januari 1945. Selama tiga hari, di garis depan yang lebar menggunakan empat Front, Tentara Merah mulai menyerang menyeberangi Sungai Narew dari Warsawa. Setelah empat hari, Tentara Merah membagi-bagi pasukannya dan mulai bergerak tiga puluh sampai empat puluh kilometer per hari, mengambil negara-negara Baltik, Danzig, Prussia Timur, Poznan, dan menggambar garis 60 km timur dari Berlin sepanjang Sungai Oder.

Serangan balasan kemudian dilakukan oleh Grup Tentara Vistula yang baru dibentuk di bawah komando Reichsführer-SS Heinrich Himmler, yang akhirnya gagal pada 24 Februari 1945, dan Uni Soviet terus bergerak maju ke Pomerania dan membersihkan sisi kanan Sungai Oder. Di sebelah selatan, tiga kali usaha Jerman menggagalkan pengepungan kota Budapest telah gagal dan Budapest akhirnya jatuh pada tanggal 13 Februari 1945 ke tangan Soviet. Lalu Jerman kembali melakukan serangan balasan. Hitler memaksakan suatu tugas yang tidak mungkin untuk menduduki kembali sungai Danube. Pada tanggal 16 Maret serangan itu gagal dan Tentara Merah kembali melakukan penyerangan pada hari yang sama. Pada 30 Maret mereka memasuki Austria dan menduduki Wina pada 13 April 1945.[15]

Saat itu hanya kurang dari seperdua belas bahan bakar yang tersedia dari jumlah dibutuhkan Wehrmacht. Produksi pesawat tempur dan tank menurun tajam dan kualitasnya hanya tinggal separuhnya dibandingkan dengan tahun 1944.

Sangat jelas bahwa kekalahan Jerman akan terjadi dalam beberapa minggu, tetapi pertempuran semakin bergejolak. Nasionalisme, persyaratan menyerah tanpa syarat yang tidak diterima pihak Sekutu, dan usaha mengulur waktu agar pengungsi bisa diselamatkan ke daerah barat sebelum datangnya Tentara Merah membuat pasukan Jerman bertempur hingga akhir. Hitler sendiri bersikeras untuk bertahan di dalam kota.

Pihak Sekutu di Blok Barat sebenarnya berniat menurunkan pasukan penerjun payung untuk mengambil alih Berlin, tetapi kemudian membatalkannya. Eisenhower melihat bahwa tidak ada gunanya mengorbankan pasukan untuk menyerang kota yang sudah pasti akan diambil alih pihak Soviet. Selain itu, perintah ini tidak masuk akal jika mempertimbangkan jumlah pasukan yang tersisa dan cadangan makanan yang tersedia untuk mendukung keberadaan pasukan di dalam kota.

Penyerangan Jerman Timur

Serangan pihak Soviet ke daerah yang kemudian dikenal dengan nama Jerman Timur (DDR, Deutsche Demokratische Republik) memiliki dua alasan. Pertama adalah kecurigaan Stalin terhadap tujuan Pihak Sekutu Barat untuk mengambil alih wilayah yang belum diinjak tentara Soviet, maka maka Soviet terus menyerang ke arah barat agar bisa mengambil alih wilayah di timur dan menghentikan gerak Sekutu Barat yang bergerak ke timur. Keduanya memiliki pikiran hampir serupa karena penguasaan atas wilayah tersebut tidak bisa dilakukan secepatnya kecuali jika Berlin telah diambil alih oleh salah satu blok. Pertimbangan lain adalah Berlin sendiri memiliki banyak aset strategis, contohnya Hitler sendiri dan program pengembangan bom atom Jerman.

Pada 9 April 1945, Königsberg di Prussia Selatan akhirnya jatuh ke tangan Tentara Merah. Hal ini membebaskan gerak pasukan Marsekal Konstantin Rokossovsky (2nd Belorussian Front, Front Kedua Belarusia atau 2BF) dari barat ke timur lembah Sungai Oder . Selama dua minggu pertama bulan April, Soviet berhasil melakukan gerak penempatan kembali front mereka. Marsekal Georgy Zhukov berkonsentrasi di 1st Belorussian Front (Front Pertama Belarusia atau 1BF) yang ditugaskan di sepanjang Sungai Oder dari Frankfurt di daerah selatan hingga ke wilayah Baltik, sampai wilayah di front Seelow Heights. Front 2BF bergerak menuju posisi yang telah dikuasai 1BF di bagian utara Seelow Heights. Saat penempatan ulang ini, beberapa kantong kosong terjadi, menyebabkan Pasukan Jerman Ke-II, yang telah terkepung di Danzig, berhasil keluar dan menyeberangi Sungai Oder.

Di selatan Marsekal Ivan Konev membawa Front Pertama Ukrainia (1UF) keluar dari bagian luar Silesia ke arah barat laut menuju Sungai Neisse.

Ketiga front Soviet ini berjumlah 2,5 juta orang (termasuk 78,556 prajurit dari Pasukan Polandia Pertama), 6.250 tank, 7.500 pesawat, 41.600 meriam artileri dan mortir, 3.255 truk bermuatan peluncur roket Katyusha (disebut juga dengan nama Orgen Stalin), dan 95.383 motor tempur, kebanyakan buatan Amerika Serikat.

Jenderal Gotthard Heinrici menggantikan Himmler sebagai komandan grup Vistula pada 20 Maret. Heinrici adalah salah satu ahli strategi bertahan di pasukan Jerman dan memulai rencana pertahanan. Ia berpendapat bahwa serangan utama Soviet pasti akan terjadi melalui Sungai Oder dan di sepanjang utara hingga barat autobahn. Ia memutuskan untuk tidak mempertahankan lembah di sekitar Sungai Oder dengan lebih dari sekadar pertahanan kamuflase. Sebaliknya, ia memerintahkan insinyur untuk membentengi Seelow Heights yang memberikan akses pengawasan Sungai Oder di bagian yang dilewati autobahn. Ia mulai mengurangi kekuatan di garis lain untuk berkonsentrasi di Seelow Heights.

Pasukan Jerman kemudian merekayasa rencana membanjiri wilayah Oder, yang telah basah di musim semi menjadi rawa dengan melepaskan air dari bendungan utama. Di belakangnya, mereka membangun tiga lingkaran pertahanan yang menjangkau daerah lembah dari daerah luar Berlin. Garis ini diperkuat dengan parit anti-tank, penempatan senjata anti-tank, dan jaringan besar pagar serta bungker.

Pertempuran Oder-Neisse

Wajah kota Berlin setelah pertempuran berakhir.

Dini hari tanggal 16 April 1945, serangan ke Berlin dibuka oleh bombardir hebat dari 16.000 artileri dan roket Katyusha oleh Soviet sepanjang hari. Tidak lama kemudian sebelum fajar, Front 1BF menyerang dengan menyeberangi Sungai Oder. Front 1UF menyerang melalui Neisse juga sebelum fajar. Front 1BF memiliki kekuatan lebih besar, tetapi memiliki penugasan lebih sulit dan harus menghadapi kekuatan terbesar Jerman.

Serangan awal Front 1BF menjadi bencana. Heinrici mengantisipasi serangan ini dan menarik pasukan bertahannya dari pagar garis pertahanan pertama tepat sebelum Soviet menghujani mereka dengan artileri. Sinar pencari dari 143 lampu yang sebenarnya dimaksudkan untuk membutakan pasukan bertahan tertahan oleh kabut pagi dan malah memperlihatkan siluet pasukan Soviet. Lumpur rawa yang terjadi terbukti menjadi tempat persembunyian efektif dan serangan balik Jerman membuat korban di pihak Soviet menjadi bertambah banyak.

Frustrasi oleh perkembangan yang lebih lambat dari keinginan Stalin, Zhukov meenurunkan pasukan cadangan, yang sebelumnya dimaksudkan untuk mendukung gerak merangsek maju. Pada sore harinya, pasukan berhasil maju sejauh enam kilometer di beberapa area, tetapi garis pertahanan Jerman tetap tidak tersentuh. Di selatan, Zhukov dengan Front 1UF terpaksa melaporkan bahwa Pertempuran Seelow Heights tidak berjalan sesuai rencana. Stalin, untuk menyemangati Zhukov, mengatakan padanya bahwa ia akan memberikan izin kepada Konev untuk menggerakkan pasukan tank menuju Berlin dari arah selatan.

Pada hari kedua, jumlah anggota Front 1BF dikurangi untuk menambah dukungan bagi pasukan yang terlibat pertempuran langsung. Taktik Soviet untuk menggunakan serangan masif terbukti memberi kerugian yang sangat banyak daripada yang diperhitungkan.

Pada awal malam tanggal 17 April 1945 front Jerman di belakang Zhukov masih tersisa, tetapi hampir hancur. Di selatan, Pusat Grup Pasukan yang dikomandani Jenderal Ferdinand Schorner tidak bisa bertahan dengan bantuan persembunyian. Bagian flank Pasukan Panzer Jerman Ke-IV di utara terdesak secara jumlah oleh serangan Front 1UF. Ia memutuskan untuk tetap menyimpan cadangan dua divisi panser daripada menggunakannya untuk mendukung Pasukan Panser Ke-IV. Di sinilah titik balik pertempuran terjadi, di mana saat malam, posisi Grup Vistula dan sektor selatan Pusat Grup Pasukan menjadi terpisah. Kecuali mereka bisa mengusahakan bergabung dengan Pasukan Panser Jerman Ke-IV, mereka akan dihabisi. Sebagai efek keberhasilan serangan Konev atas pertahanan pasukan Schorner yang buruk, membuat pertahanan pasukan Heinrichi yang brilian menjadi sia-sia.

Pada 18 April, kedua Front Soviet berhasil membuat perkembangan berarti, tetapi kerugian yang dialami Soviet terlalu besar dari yang seharusnya. Menjelang malam, Front 1BF berhasil mendesak ke garis pertahanan terakhir Jerman dan Front 1UF yang berhasil menguasai Forst bersiap untuk perang terbuka.

Pada 19 April Front 1BF berhasil merusak garis akhir pertahanan Seelow Heights dan tinggal sedikit pasukan Jerman yang menghalangi mereka dari Berlin. Sisa Pasukan Jerman Ke-IX yang mempertahankan area tersebut dan sisa Pasukan Panser Jerman Ke-IV berada dalam bahaya menghadapi penghancuran oleh Front 1UF.

Referensi

  1. ^ Zaloga 1982, hlm. 27.
  2. ^ a b c Glantz 1998, hlm. 261.
  3. ^ Ziemke 1969, hlm. 71.
  4. ^ Murray & Millett 2000, hlm. 482.
  5. ^ a b Beevor 2002, hlm. 287.
  6. ^ Antill 2005, hlm. 28.
  7. ^ a b Glantz 1998, hlm. 373.
  8. ^ Wagner 1974, hlm. 346.
  9. ^ Bergstrom 2007, hlm. 117.
  10. ^ a b Krivosheev 1997, hlm. 219, 220.
  11. ^ Müller 2008, hlm. 673.
  12. ^ Glantz 2001, hlm. 95.
  13. ^ Antill 2005, hlm. 85.
  14. ^ "VE Day: The fall of Nazi Berlin in pictures". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2020-05-08. Diakses tanggal 2022-10-19. 
  15. ^ Matters, Military History (2020-05-13). "The Battle of Berlin | Military History Matters". www.military-history.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-19. 

Bacaan tambahan

  • Beevor, Antony. Berlin: the Downfall, 1945, ISBN 0-670-88695-5
  • Krivosheev, G. F. Soviet Casualties and Combat Losses in the Twentieth Century, Greenhill Books, 1997.
  • Read, Anthony. The Fall of Berlin, London: Pimlico, 1993. ISBN 0-7126-0695-5
  • Ryan, Cornelius. The Last Battle, ISBN 0-684-80329-1
  • Ziemke, Earl F. Battle For Berlin: End Of The Third Reich, NY:Ballantine Books, London:Macdomald & Co, 1969.
  • Anonymous A Woman in Berlin: Six Weeks in the Conquered City Translated by Anthes Bell, ISBN 0-8050-7540-2

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Heinrici digantikan oleh Jenderal Siswa Kurt pada 28 April. Jenderal Kurt von Tippelskirch ditunjuk sebagai pengganti sementara Heinrici sampai Siswa dapat tiba dan mengambil alih kendali. Siswa ditangkap oleh Inggris dan tidak pernah tiba(Dollinger 1967, hlm. 228).
  2. ^ Weidling menggantikan Oberstleutnant Ernst Kaether sebagai komandan Berlin yang hanya menjabat satu hari setelah mengambil alih komando dari Reymann.
  3. ^ Perkiraan awal Soviet telah menempatkan kekuatan total pada 1 juta orang, tapi ini terlalu tinggi (Glantz 1998, hlm. 258–259).
  4. ^ Sejumlah besar dari 45.000 adalah pasukan LVI Panzer Corps yang berada di awal bagian pertempuran Angkatan Darat IX Jerman di Seelow Heights.
  5. ^ Perkiraan Jerman (Müller) berdasarkan data arsip yang tidak lengkap: 92.000 untuk Seelow, Halbe dan di dalam Berlin; 100.000 untuk seluruh wilayah Berlin. Untuk informasi tentang asal-usul proyek "Das Deutsch Reich und der Zweite Weltkrieg" di bawah Kantor Penelitian Sejarah Militer Bundeswehr, lihat Ziemke 1983, hlm. 398–407.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya