Persamaan pertumbuhan retak

Persamaan pertumbuhan retak (bahasa Inggris: crack growth equation) digunakan untuk menghitung ukuran dari pertumbuhan retak lelah dari beban berulang. Pertumbuhan retak lelah ini dapat berdampak pada kegagalan besar, khususnya pada kendaraan udara. Persamaan pertumbuhan retak dapat digunakan untuk memastikan keamaan, saat fase desain maupun operasi, dengan memprediksi ukuran retakan. Pada struktur yang kritis, beban dapat diukur dan digunakan untuk memprediksi retakan dan memastikan pemeliharaan atau pemensiunan dilakukan sebelum retakan tersebut menyebabkan bencana. Faktor keamanan digunakan untuk mengurangi umur lelah yang diprediksi karena adanya variabel antara beban yang diasumsikan dengan beban nyata yang dialami oleh komponen.

Umur lelah dapat dibagi menjadi periode inisiasi dan periode pertumbuhan retak.[1] Persamaan pertuumbuhan retak digunakan untuk memprediksi ukuran retak dari retakan awal dan biasanya didasarkan pada data eksperimen yang didapatkan dari percobaan lelah [en] dengan amplitudo yang konstan.

Salah satu persamaan pertumbuhan retak didasarkan pada rentan faktor intensitas tegangan terhadap siklus beban () adalah persamaan Paris-Erdogan:[2]

dengan adalah panjang retak dan adalah pertumbuhan retak lelah untuk satu siklus beban . Variasi dari persamaan pertumbuhan retak yang mirip dengan persamaan Paris–Erdogan telah dikembangkan untuk memasukkan beberapa faktor yang berefek pada tingkat pertumbuhan retak seperti rasio tegangan, beban lebih, dan efek riwayat beban.

Rentan intensitas tegangan dapat dihitung pada intensitas tegangan maksimum dan minimum pada suatu siklus:

Sebuah faktor geometri digunakan untuk menghubungkan tegangan medan jauh pada intensitas tegangan ujung retak menggunakan:

.

Terdapat beberapa referensi standar yang berisi faktor geometri untuk banyak konfigurasi yang berbeda.[3][4][5]

Faktor yang berdampak pada tingkat pertumbuhan retak

Rezim

Gambar 1: Plot umum dari tingkat pertumbuhan retak terhadap intensitas tegangan. Persamaan Paris-Erdogan sesuai dengan garis lurus di tengah Rezim B.

Gambar 1 memperlihatkan plot umum dari tingkat pertumbuhan retak sebagai fungsi dari intensitas tegangan bolak-balik atau gaya pada ujung retak yang diplot pada skala log. Perilaku tingkat pertumbuhan retak dapat dijelaskan dalam beberapa rezim (lihat Gambar 1), seperti berikut.

Rezim A: Pada tingkat pertumbuhan yang rendah, variasi tegangan rerata mikrostruktur (atau rasio beban), dan lingkungannya memiliki efek signifikan terhadap tingkat pertumbuhan retak. Teramati bahwa pada rasio beban rendah, tingkat pertumbuhan retak lebih sensitif pada mikrostruktur dan material kekuatan rendah lebih sensitif pada rasio beban.[6]

Rezim B: Pada tingkat pertumbuhan tengah, variasi dari mikrostruktur, tegangan rerata (atau rasio beban), lebar, dan lingkungan tidak memiliki efek yang signifikan terhadap tingkat perambatan retak.

Rezim C: Pada tingkat pertumbuhan tinggi, perambatan retak sangat sensitif terhadap variasi mikrostruktur, tegangan rerata (atau rasio beban), dan lebar. Efek lingkungan memiliki efek yang lebih kecil.

Efek rasio tegangan

Siklus dengan rasio tegangan yang lebih tinggi memiliki tingkat pertumbuhan retak yang meningkat.[7] Efek ini biasanya sering dijelaskan dengan konsep penutupan retak [en] yang mendeskripsikan pengamatan bahwa permukaan retak dapat tetap dalam kontak satu dengan yang lain pada beban di atas nol. Hal ini mengurangi rentan faktor intensitas tegangan efektif dan tingkat pertumbuhan retak lelah.[8]

Efek urutan

Persamaan memberikan tingkat pertumbuhan dari satu siklus, tapi ketika beban tidak memiliki amplitudo yang konstan, perubahan beban dapat berujung pada peningkatan atau pengurangan sementara terhadap tingkat pertumbuhan. Tambahan persamaan telah dikembangkan untuk menangani kasus seperti itu. Tingkat pertumbuhan menurun ketika beban lebih muncul pada urutan beban. Beban tersebut tercipta oleh zona plastik yang dapat menunda tingkat pertumbuhan. Dua persamaan untuk memodelkan penundaan tersebut adalah model Willenborg (1971) dan model Wheeler (1972).[9]

Model Willenborg (1971)[10]

dengan

dengan dan adalah variabel kalibrasi yang didapatkan dari amplitudo beban, adalah faktor intensitas beban kritis, dan adalah rasio beban efektif.[11]

Model Wheeler (1972)[12]

dengan

dengan adalah zona plastik pada siklus ke- yang muncul setelah beban lebih dan adalah jarak antara retak dan meluas ke zona plastis pada beban berlebih.

Persamaan-persamaan pertumbuhan retak

Persamaan ambang batas

Untuk memprediksi tingkat pertumbuhan retak dekat area ambang batas, relasi berikut telah digunakan.[13]

Persamaan Paris–Erdoğan

Untuk memprediksi tingkat pertumbuhan retak di area menengah, persamaan Paris–Erdoğan yang digunakan.[2]

Persamaan Forman

Pada 1967, Forman mengusulkan relasi berikut untuk memperhitungkan pertumbuhan tingkat pertumbuhan oleh karena rasio tegangan dan ketika mendekati kekuatan fraktur [en] [14]

Persamaan McEvily–Groeger

McEvily dan Groeger[15] mengusulkan relasi hukum daya berikut yang memasukkan efek dari nilai tinggi dan rendah dari .

.

Persamaan NASGRO

Persamaan NASGRO digunakan pada program pertumbuhan retak AFGROW, FASTRAN, dan perangkat lunak NASGRO.[16] Persamaan ini adalah persamaan umum yang mencakup tingkat pertumbuhan rendah dekat ambang batas dan peningkatan tingkat pertumbuhan mendekati kekuatan fraktur . Selain itu persamaan ini juga memperbolehkan efek tegangan rerata dengan memasukkan rasio tegangan . Persamaan NASGRO adalah sebagai berikut.

dengan , , , , , dan adalah koefisien persamaan.

Persamaan McClintock

Pada 1967, McClintock mengembangkan sebuah persamaan untuk batas atas dari pertumbuhan retak berdasarkan siklus perpindahan bukaan ujung retak [en]:[17]

dengan adalah aliran tegangan, adalah modulus Young dan adalah konstanta yang memiliki nilai tipikal pada rentan 0,1-0,5.

Persamaan Walker

Untuk memperhitungkan efek rasio tegangan, Walker menyarankan untuk mengubah bentuk dari persamaan Paris–Erdoğan:[18]

dengan, adalah parameter material yang merepresentasikan pengaruh dari rasio tegangan pada tingkat pertumbuhan retak lelah. Biasanya, memiliki nilai sekitar , tapi nilai ini dapat berada pada rentan . Secara umum, diasumsikan bahwa porsi tekan pada siklus beban tidak memiliki efek pada pertumbuhan retak dengan mempertimbangkan , yang memberikan . Hal ini dapat dijelaskan secara fisika dengan mempertimbangkan bahwa retak tertutup pada beban nol dan tidak berlaku seperti retakan pada beban tekan. Pada material yang sangat ulet, seperti besi Man-Ten, beban tekan berkontribusi pada pertumbuhan retak, berdasarkan .[19]

Persamaan Elber

Elber memodifikasi persamaan Paris–Erdoğan untuk memperbolehkan penutupan retakan dengan memasukkan sebuat level intensitas tegangan bukaan ketika kontak muncul. Di bawah level ini tidak terdapat pergerakan pada ujung retak dan maka tidak ada pertumbuhan. Efek ini telah digunakan untuk menjelaskan efek rasio tegangan dan peningkatan tingkat pertumbuhan pada retakan pendek. Persamaan Elber adalah:[9]

Persamaan material ulet dan getas

Bentuk umum dari tingkat pertumbuhan retak lelah pada material ulet dan getas adalah:[17]

dengan, dan adalah parameter material. Berdasarkan mekanisme retak-maju dan pelindung ujung retak pada logam, keramik, dan antarlogam, diamati bahwa tingkat pertumbuhan retak lelah pada logam bergantung secara signifikan terhadap , di keramik pada , dan pada antarlogam bergantung secara serupa pada dan .

Referensi

  1. ^ Schijve, J. (January 1979). "Four lectures on fatigue crack growth". Engineering Fracture Mechanics. 11 (1): 169–181. doi:10.1016/0013-7944(79)90039-0. ISSN 0013-7944. 
  2. ^ a b Paris, P. C.; Erdogan, F. (1963). "A critical analysis of crack propagation laws". Journal of Basic Engineering. 18 (4): 528–534. doi:10.1115/1.3656900. .
  3. ^ Murakami, Y.; Aoki, S. (1987). Stress Intensity Factors Handbook. Pergamon, Oxford. 
  4. ^ Rooke, D. P.; Cartwright, D. J. (1976). Compendium of Stress Intensity Factors. Her Majesty’s Stationery Office, London. 
  5. ^ Tada, Hiroshi; Paris, Paul C.; Irwin, George R. (1 January 2000). The Stress Analysis of Cracks Handbook (edisi ke-Third). Three Park Avenue New York, NY 10016-5990: ASME. doi:10.1115/1.801535. ISBN 0791801535. 
  6. ^ Ritchie, R. O. (1977). "Near-Threshold Fatigue Crack Propagation in Ultra-High Strength Steel: Influence of Load Ratio and Cyclic Strength". Journal of Engineering Materials and Technology. 99 (3): 195–204. doi:10.1115/1.3443519. ISSN 0094-4289. 
  7. ^ Maddox, S. J. (1975). "The effect of mean stress on fatigue crack propagation—A literature review". International Journal of Fracture. 1 (3). 
  8. ^ Elber, W. (1971), "The Significance of Fatigue Crack Closure", Damage Tolerance in Aircraft Structures (Special Technical Publication 486), ASTM International, hlm. 230–242, doi:10.1520/stp26680s, ISBN 9780803100312 
  9. ^ a b Suresh, S. (2004). Fatigue of Materials. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-57046-6. 
  10. ^ Willenborg, J.; Engle, R. M.; Wood, H. A. (1971-01-01). "A Crack Growth Retardation Model Using an Effective Stress Concept:". Fort Belvoir, VA. doi:10.21236/ada956517. 
  11. ^ Jiang, Shan; Zhang, Wei; He, Jingjing; Wang, Zili (2016-12-01). "Comparative study between crack closure model and Willenborg model for fatigue prediction under overload effects". Chinese Journal of Aeronautics. 29 (6): 1618–1625. doi:10.1016/j.cja.2016.10.002. ISSN 1000-9361. 
  12. ^ Wheeler, O. E. (1972-03-01). "Spectrum Loading and Crack Growth". Journal of Fluid Engineering. 94 (1): 181–186. doi:10.1115/1.3425362. 
  13. ^ Allen, R. J.; Booth, G. S.; Jutla, T. (March 1988). "A review of fatigue crack growth characterisation by Linear Elastic Fracture Mechanics (LEFM). Part II – Advisory documents and applications within National Standards". Fatigue & Fracture of Engineering Materials & Structures. 11 (2): 71–108. doi:10.1111/j.1460-2695.1988.tb01162.x. ISSN 8756-758X. 
  14. ^ Forman, R. G.; Kearney, V. E.; Engle, R. M. (1967). "Numerical Analysis of Crack Propagation in Cyclic-Loaded Structures". Journal of Basic Engineering. 89 (3): 459–463. doi:10.1115/1.3609637. ISSN 0021-9223. 
  15. ^ McEvily, A. J.; Groeger, J. (1978), "On the threshold for fatigue crack growth", Advances in Research on the Strength and Fracture of Materials, Elsevier, hlm. 1293–1298, doi:10.1016/b978-0-08-022140-3.50087-2, ISBN 9780080221403 
  16. ^ Forman, R. G.; Shivakumar, V.; Cardinal, J. W.; Williams, L. C.; McKeighan, P.C. (2005). "Fatigue Crack Growth Database for Damage Tolerance Analysis" (PDF). FAA. Diakses tanggal 6 July 2019. 
  17. ^ a b Ritchie, R. O. (1 November 1999). "Mechanisms of fatigue-crack propagation in ductile and brittle solids". International Journal of Fracture. 100 (1): 55–83. doi:10.1023/A:1018655917051. ISSN 1573-2673. 
  18. ^ Walker, K. (1970), "The Effect of Stress Ratio During Crack Propagation and Fatigue for 2024-T3 and 7075-T6 Aluminum", Effects of Environment and Complex Load History on Fatigue Life (Special Technical Publication 462), ASTM International, hlm. 1–14, doi:10.1520/stp32032s, ISBN 9780803100329 
  19. ^ Dowling, Norman E. (2012). Mechanical behavior of materials: engineering methods for deformation, fracture, and fatigue. Pearson. ISBN 978-0131395060. OCLC 1055566537. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya