Perang Carlista Ketiga
Perang Carlista Ketiga (bahasa Spanyol: Tercera Guerra Carlista) (1872–1876) adalah perang Carlista terakhir yang berlangsung di Spanyol. Perang ini sering kali diberi julukan "Perang Carlista Kedua" karena perang "kedua" (1847–1849) bukanlah perang yang besar dan dampak politiknya sangat kecil. Selama terjadinya konflik ini, pasukan Carlista berhasil menduduk beberapa kota di wilayah pedalaman Spanyol, seperti kota La Seu d'Urgell dan Estella di Navarre. Ratu Isabella II telah mengundurkan diri dari tahta dan putranya, Amadeo I, bukanlah seorang raja yang populer. Tokoh Carlista yang mengklaim sebagai penguasa tahta, "Carlos VII" (cucu "Carlos V") mencoba mencari dukungan dari wilayah dengan adat dan hukum tersendiri. Kelompok Carlista memproklamirkan restorasi fuero di Catalunya, Valencia dan Aragon yang sebelumnya telah dihapuskan pada awal abad ke-18 oleh Raja Felipe V dari Spanyol berdasarkan dekret-dekret Nueva Planta. Seruan untuk memberontak didengar di Catalunya dan khususnya di wilayah Basque (Gipuzkoa, Álava, Biscay dan Navarra). Kelompok Carlista mengepung kota Bilbao dan San Sebastián, tetapi mereka tidak dapat merebutnya. Setelah terjadinya perang selama empat tahun, pada tanggal 28 Februari 1876, Carlos VII pergi ke pengasingan di Prancis. Pada hari yang sama, Raja Alfonso XII dari Spanyol memasuki kota Pamplona. Seusai perang ini, piagam-piagam Basque (fueros/foruak) dihapuskan dan para pemuda di wilayah tersebut dapat diwamilkan. Secara keseluruhan, perang ini telah merenggut nyawa sekitar 7.000 hingga 50.000 orang.[1] Catatan kaki
|