Pentet
Pentet, Bentet, atau, Cendet adalah sekelompok burung pengicau (ordo Passeriformes) dalam keluarga Laniidae. Keluarga burung ini terdiri dari 34 spesies dalam dua genus. Nama keluarga dan genus terbesarnya yakni Lanius, berasal dari kata Latin untuk "tukang jagal", dan beberapa diantaranya juga dikenal sebagai burung jagal karena kebiasaannya, terutama burung jantan yang menusukan mangsanya ke duri tanaman dalam wilayahnya. Tempat penyimpanan makanan pejantannya memiliki fungsi untuk menarik perhatian betina dan sebagai tempat penyimpanan makanan.[1] Nama umum dalam bahasa Inggris yakni Shrike berasal dari bahasa Inggris Kuno scrīc, mengacu pada suara panggilannya yang mirip jeritan.[2] TaksonomiBurung ini diperkenalkan (sebagai subfamili Lanidia) pada tahun 1815 oleh seorang polimatik asal Prancis, Constantine Samuel Rafinesque. Jenis genus Lanius telah diperkenalkan oleh Carl Linnaeus pada tahun 1758.[3][4] Sebelumnya famili ini terdiri dari empat genus.[5] Sebuah studi filogenetik molekuler yang diterbitkan pada tahun 2023 menemukan bahwa burung dalam genus Eurocephalus lebih dekat hubungannya dengan burung gagak dalam famili Corvidae dibandingkan dengan Laniidae, dan disarankan agar genus Eurocephalus dipindahkan ke dalam familinya tersendiri yakni Eurocephalidae. Kladogram di bawah ini didasarkan pada hasil berikut:[6]
Deskripsi FisikPentet adalah burung berukuran sedang dengan bulu berwarna abu-abu, coklat, atau hitam-putih. Kebanyakan spesies berukuran antara 16 cm dan 25 cm, namun pada genus Corvinella (sekarang merupakan bagian dari genus Lanius), panjangnya dat mencapai 50 cm. Paruhnya berbentuk kait seperti paruh burung pemangsa, mencerminkan sifat karnivora mereka. Suara mereka nyaring. Distribusi, Migrasi, & HabitatSebagian besar spesiesnya tersebar di Eurasia dan Afrika, dengan hanya dua spesies yang berkembang biak di Amerika Utara (Lanius ludovicianus dan Lanius borealis). Tidak ada anggota keluarga ini yang terdapat di Amerika Selatan atau Australia, meskipun satu spesies mencapai Papua. Burung ini bervariasi dalam jangkauannya, dengan beberapa spesies seperti Lanius excubitor yang tersebar di belahan bumi utara, hingga Lanius newtoni yang terbatas pada Pulau São Tomé.[7] Mereka mendiami habitat terbuka, terutama padang stepa dan sabana. Beberapa spesies burung pentet merupakan penghuni hutan dan jarang ditemukan di habitat terbuka. Beberapa spesies berkembang biak di garis lintang utara selama musim panas, kemudian bermigrasi ke daerah beriklim hangat selama musim dingin. PerilakuBurung pentet jantan dikenal karena kebiasaannya menangkap serangga dan vertebrata kecil lalu menusukkannya pada duri, dahan, paku pada pagar kawat berduri, atau benda tajam lainnya. Burung ini mempunyai tempat penyimpanan makanan, sehingga burung ini dapat kembali ke bagian yang belum dimakan di lain waktu.[8] Namun, fungsi utama dari menusuk mangsa pada tumbuhan berduri secara mencolok dianggap agar pejantan menunjukkan kebugarannya dan kualitas wilayah untuk calon pasangannya.[9] Perilaku menusuk mangsa meningkat selama awal musim kawin.[10] Pentet betina juga diketahui dapat menusuk mangsanya, namun terutama untuk membantu memotong-motong mangsanya.[11] Perilaku tersebut juga dapat berfungsi sebagai adaptasi terhadap memakan belalang pemalas timur. Burung ini menunggu 1–2 hari hingga racun di dalam belalang terurai sebelum memakannya.[12] Pada spesies Lanius ludovicianus membunuh vertebrata dengan menggunakan paruhnya untuk mencengkeram atau menusuk leher, dan mengguncang mangsanya dengan keras.[13] Pentet bersifat teritorial, dan wilayah ini dipertahankan dari pasangan lain. Pada spesies yang bermigrasi, wilayah berkembang biak dipertahankan di tempat berkembang biak dan wilayah makan yang lebih kecil ditetapkan selama migrasi dan di tempat musim dingin.[7] Jika terdapat beberapa spesies burung pentet yang hidup bersama, persaingan untuk mendapatkan wilayah bisa menjadi sangat ketat. Burung ini secara teratur menggunakan tempat bertengger yang terbuka, di mana mereka mengambil posisi tegak yang mencolok. Tempat-tempat tersebut digunakan untuk mencari mangsa dan mengiklankan kehadiran mereka kepada pesaing. Shrikes umumnya merupakan burung yang monogami, meskipun terdapat beberapa spesies yang poligini.[7] Pembiakan kooperatif, di mana burung yang lebih muda membantu induknya membesarkan generasi muda berikutnya, telah tercatat pada beberapa spesiesnya. Pejantan menarik betina ke wilayah mereka dengan tempat persembunyian yang lengkap, yang mungkin termasuk benda-benda yang tidak bisa dimakan tetapi berwarna cerah. Selama masa saling mengenal, pejantan melakukan tarian ritual yang mencakup tindakan meniru menusuk mangsa dengan duri, dan memberi makan betina. Burung pentet membuat sarang sederhana berbentuk cangkir dari ranting dan rerumputan di semak-semak dan di dahan bawah pohon.[8] Referensi
|