Pengeboman Khar 2023
Pengeboman Khar 2023 adalah sebuah serangan bom bunuh diri yang terjadi pada rapat umum Jamiat Ulama-e-Islam (F) di Khar, Distrik Bajaur, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan pada 30 Juli 2023. Kejadian tersebut menewaskan sedikitnya 55 orang dan melukai hampir 200 orang lainnya. Latar belakangJamiat Ulama-e-Islam (F) (JUI-F) adalah partai politik dan agama konservatif yang dipimpin oleh Fazal-ur-Rahman. Mereka mendukung Taliban di Afghanistan. JUI-F sedang mempersiapkan pemilihan umum setelah pembubaran Majelis Nasional. Partai-partai ekstremis mencoba memanfaatkan krisis ekonomi dan penangkapan mantan perdana menteri Imran Khan untuk keuntungan mereka.[2] Beberapa waktu terakhir, Pakistan mengalami peningkatan serangan oleh militan ketika gencatan senjata antara Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) dan Pemerintah Pakistan gagal. Sebelumnya, pengeboman masjid di Peshawar menewaskan sedikitnya 100 orang.[3] Pada tahun 2010, bom bunuh diri juga terjadi dua kali di Khar, yakni bulan Januari dan Desember. InsidenLedakan terjadi pada hari Minggu, ketika partai konservatif Jamiat Ulama-e-Islam (F) sedang melakukan rapat umum di pinggiran Khar, Bajaur. Pihak berwenang mengatakan bahwa itu disebabkan oleh bom bunuh diri.[4] Sekitar pukul 16.00, seorang pelaku mendekati panggung dan meledakkan rompi bahan peledak.[5] Sebuah video mengabadikan momen tersebut, dimana sekitar 500 orang terlihat duduk di bawah tenda besar mendengarkan acara.[6][7] Pemimpin senior partai, Maulana Fazlur Rehman, tidak hadir saat ledakan.[4] Negara Islam Khorasan mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri ini.[8] KorbanSedikitnya 55 orang tewas dan hampir 200 lainnya luka-luka, termasuk banyak anak-anak.[9][10] Korban yang terluka parah diterbangkan ke ibu kota provinsi Peshawar untuk perawatan medis lebih lanjut.[9] Maulana Zia Ullah, seorang pemimpin lokal JUI-F, tewas dalam serangan itu.[9] ReaksiTehrik-i-Taliban Pakistan mengutuk pengeboman itu, begitu pula Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban. Dalam sebuah pesan di Twitter, Mujahid menulis, "Kejahatan semacam itu tidak dapat dibenarkan dengan cara apa pun".[5] Perdana Menteri Shehbaz Sharif dan Presiden Arif Alvi juga mengutuk serangan itu dan meminta para pejabat untuk memberikan semua bantuan yang memungkinkan bagi keluarga yang terluka dan berduka.[11] Referensi
|