Pencakar langit super ramping

Billionaires' Row di Kota New York merupakan lingkungan yang terdapat banyak pencakar langit super ramping

Pencakar langit super ramping[1] (juga dikenal sebagai menara pensil)[2] adalah bangunan tinggi atau pencakar langit dengan rasio kerampingan yang sangat tinggi sehingga membuat bangunan menjadi jangkung dan tipis.[3][4] Tidak ada kesepakatan penentuan umum mengenai seberapa ramping bangunan-bangunan ini dapat dikategorikan, namun beberapa penentuan rasio 10:1 atau 12:1 dan lebih tinggi telah digunakan.[5][6]

Hong Kong mulai mengembangkan pencakar langit super ramping pada dasawarsa 1970-an. Bangunan tempat tinggal dua puluh lantai atau lebih dengan satu unit per lantai dibangun di atas lahan kecil.[7][8] Bangunan-bangunan itu telah menjadi salah satu jenis bangunan paling umum di kota ini, menjadikan Hong Kong sebagai pusat pencakar langi super ramping di dunia. Pencakar langit paling terkenal di Hong Kong adalah Highcliff Tower setinggi 72 lantai, yang memiliki rasio kerampingan 20:1, dan tetangganya The Summit, sebuah bangunan tempat tinggal 65 lantai.[9][10]

Sejak dasawarsa 2010-an, pencakar langit super ramping menjadi fenomena baru dalam rancangan bangunan di Kota New York. Gedung-gedung ramping di "Billionaires' Row" (sebidang tipis Midtown dekat Central Park) sebagian besar merupakan gedung yang sangat tinggi.[11] Yang pertama dari menara super tipis baru ini adalah menara One57 setinggi 306 m.[12] Dua pencakar langit super ramping di bagian 57th Street menjadikan jalan tersebut sebagai alamat termahal di pasar lahan yasan dunia, dengan 41 transaksi di atas US$25 juta dari tahun 2015 hingga 2019.[13]

Selain Hong Kong dan Kota New York, pencakar langit super ramping juga banyak terdapat di Melbourne.[14]

Referensi

  1. ^ Kompas.com (8 Januari 2015). "New York Bangun Pencakar Langit Super-ramping". KOMPAS.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Januari 2015. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  2. ^ Higgins, Michelle (7 August 2015). "Keeping Skyscrapers from Blowing in the Wind". The New York Times. 
  3. ^ "New York's Super-Slenders". The Skyscraper Museum. Diakses tanggal 1 December 2020. 
  4. ^ Clines, Francis X. (1 January 2015). "What's Happening to New York's Skyline?". The New York Times. Diakses tanggal 7 December 2020. 
  5. ^ Reid, Robert L. (2019). "Skinny 'Scrapers". Civil Engineering Magazine. 89 (7). hlm. 44–53. doi:10.1061/ciegag.0001404. Diakses tanggal 3 December 2020. 
  6. ^ Cheng, Linda (16 February 2016). "Melbourne's next 'pencil tower'". ArchitectureAU. Diakses tanggal 3 December 2020. 
  7. ^ Dewolf, Christopher (6 October 2016). "The Vertical City, Part I: How Hong Kong Grew Up". Zolima CityMag. Diakses tanggal 5 December 2020. 
  8. ^ "Try a Little Slenderness: Explorations on the Hong Kong Pencil Tower". Faculty of Architecture, The University of Hong Kong. Diakses tanggal 1 December 2020. 
  9. ^ "Future City:20-21 Slender Towers". The Skyscraper Museum. Diakses tanggal 1 December 2020. 
  10. ^ "What happens if you inject Hong Kong's density into Zurich's history?". South China Morning Post. 26 January 2016. Diakses tanggal 7 December 2020. 
  11. ^ Wainwright, Oliver (5 February 2019). "Super-tall, super-skinny, super-expensive: the 'pencil towers' of New York's super-rich". The Guardian. Diakses tanggal 1 December 2020. 
  12. ^ Safarik, Daniel; Wood, Antony. "Tall Building Numbers Again on the Rise". Structure Magazine (June 2014). Diakses tanggal 3 December 2020. 
  13. ^ Howley, Kathleen (29 December 2019). "New York Tops Ultra-Prime Residential Sales List As 'Pencil Thin' Wins". Forbes. Diakses tanggal 1 December 2020. 
  14. ^ Cheung, Alison (17 April 2019). "Why Melbourne will see more skinny skyscrapers". Commercial Real Estate. Diakses tanggal 1 December 2020. 
Kembali kehalaman sebelumnya