Pelafalan GIF Artikel ini telah dinilai sebagai artikel bagus pada 7 Juli 2022 (Pembicaraan artikel)
Pelafalan GIF (singkatan untuk Graphics Interchange Format) diperdebatkan sejak tahun 1990-an. Singkatan tersebut sering dilafalkan sebagai kata monosilabik dalam bahasa Inggris. Pelafalan yang paling sering dijumpai adalah /ɡɪf/ ⓘ (dengan g keras seperti dalam "gajah") dan /dʒɪf/ ⓘ (dengan g lemah seperti dalam "jembatan"). Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan fonem yang dilambangkan dan dihasilkan oleh huruf g dalam bahasa Inggris. Banyak dari tokoh publik dan institusi turut ambil dalam perjalanan perdebatan pelafalan GIF; Steve Wilhite, selaku pembuat dari format tersebut, mengatakan bahwa g lemah merupakan pelafalan GIF yang benar pada Webby Awards 2013. Sementara yang lainnya berpendapat bahwa g keras adalah pelafalan yang benar jika ditinjau dari pengucapan g pada graphics jmk (bahasa Indonesia: grafik). Walaupun frekuensi penggunaan fonem pada setiap pelafalan berbeda-beda tergantung daerah penuturan, statistik menunjukkan bahwa secara keseluruhan penggunaan g keras lebih banyak daripada yang lainnya. Selain itu, beberapa penutur melafalkan setiap huruf dalam singkatan tersebut, sehingga menghasilkan /dʒiː aɪ ɛf/ ⓘ. Kamus bahasa Inggris secara umum menerima keduanya sebagai pelafalan yang valid, akan tetapi analisa linguistik menunjukkan bahwa tidak ada pelafalan g yang lebih benar karena perbedaan tersebut juga terjadi pada kata-kata bahasa Inggris lainnya. Selain itu, GIF juga dilafalkan berbeda-beda pada bahasa selain bahasa Inggris. Latar belakangGraphics Interchange Format (GIF) adalah sebuah format berkas gambar yang dikembangkan oleh Steve Wilhite pada 1987 di penyedia layanan daring Amerika Serikat, CompuServe. GIF sering digunakan untuk membuat animasi bergerak[1] dengan durasi pendek yang diulang secara terus-menerus.[2] Singkatan GIF yang sering diucapkan sebagai kata monosilabis memiliki pelafalan yang diperdebatkan. Beberapa penutur melafalkannya sebagai g keras, seperti dalam /ɡɪf/ ⓘ, sedangkan lainnya melafalkannya sebagai g lemah, seperti dalam /dʒɪf/ ⓘ.[3] Selain itu, sejumlah kecil penutur lebih memilih untuk melafalkannya huruf per huruf, sehingga pelafalannya menjadi /dʒiː aɪ ɛf/ ⓘ.[4] Wilhite dan timnya selaku pengembang format berkas memasukkan spesifikasi teknikal yang mengatakan bahwa singkatan tersebut dimaksudkan untuk dilafalkan sebagai g lembut. Dalam spesifikasi tersebut, tim pengembang menuliskan bahwa "para programmer yang suka pilih-pilih memilih ... 'jif'", sebagai bentuk penghormatan terhadap slogan perusahaan selai kacang Jif yang berbunyi: "choosy moms choose Jif" (bahasa Indonesia: "Ibu yang suka pilih-pilih memilih [untuk menggunakan] Jif").[catatan 1][3] Menurut ABC News, perdebatan mengenai pelafalan GIF sudah ada sejak tahun 1994 ketika penulis dari sebuah ensiklopedia mengatakan bahwa "kebanyakan orang" lebih memilih untuk menggunakan pelafalan g keras dibandingkan g lembut Wilhite.[5] Bahasa lainDalam bahasa Prancis, singkatan GIF cenderung dilafalkan sebagai [ʒif] ( simak),[6] dengan menggunakan fonem desis pasca rongga-gigi bersuara, [ʒ], seperti pelafalan j pada kata joie /ʒwa/ (bahasa Indonesia: kebahagiaan) dalam bahasa Prancis atau s dalam kata "vision" /ˈvɪ.ʒ(ə)n/ (bahasa Indonesia: penglihatan) dalam bahasa Inggris. Selain itu, beberapa penutur melafalkan j sebagai [dʒ], meskipun [dʒ] bukan fonem asli dari bahasa Prancis. Penggunaannya cenderung berupa fonem pinjam dari bahasa Inggris, seperti dalam "Jean".[7] Sementara itu, terdapat bahasa-bahasa yang tidak memiliki fonem terkait yang diperlukan untuk melafalkan GIF dalam fonologinya, sebagai contoh, bahasa Spanyol dan Finlandia tidak memiliki kedua fonem g, bahasa Arab tidak memiliki fonem [ɡ].[8][9] Dalam bahasa Norwegia, GIF dilafalkan sebagai g keras, [ɡ],[10] pelafalan tersebut tidak seperti pengucapan g pada kata-kata asli yang menggunakan gugusan gi, sehingga pelafalannya lebih cenderung ke fonem konsonan hampiran langit-langit, [j], seperti dalam y pada ya.[11] Analisa mengenai perdebatanPenyebabDalam bahasa Inggris, tidak ada hukum bacaan secara umum mengenai pelafalan g keras ataupun g lemah dalam gugus huruf gi. Akan tetapi, g dalam bahasa Inggris Kuno hanya akan dilafalkan sebagai g lembut. Kemudian, ketika g keras masuk ke dalam struktur fonem bahasa Inggris, kedua g keras dan lemah sama-sama diikuti oleh i, sehingga tidak ada perbedaan antara keduanya.[3] Sebuah analisa yang dilakukan oleh ahli bahasa Michael Dow pada 269 kata-kata bahasa Inggris untuk mengetahui penggunaan g keras dan lemah yang lebih cocok pada setiap kata, menunjukkan bahwa kedua fonem memiliki nilai yang hampir setara, tergantung parameter yang digunakan.[12] Dari 105 kata yang mengandung gi pada komposisinya, 68 diantaranya menggunakan g lemah, sedangkan hanya terdapat 37 kata yang menggunakan g keras. Namun, kata-kata yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari lebih sering menggunakan g keras ketimbang g lembut. Kata-kata rumit seperti flibbertigibbet dan tergiversate yang dilafalkan dengan g lembut juga masuk ke dalam salah satu dari 68 kata g lembut yang diteliti. Saat pravalensi dari setiap kata ditempatkan pada kegunaan utamanya, diketahui bahwa g keras dan lemah muncul dalam jumlah yang hampir sama. Tidak ada kencenderungan penggunaan salah satu fonem g yang lebih daripada yang lainnya pada kata-kata yang berawalan dengan gi ataupun kata-kata monosilabik seperti gift dan gin. Gretchen McCulloch, seorang ahli bahasa asal Kanada, berteori dengan didasari oleh analisa Michael Dow, bahwa jika frekuensi penggunaan kedua g keras dan lemah hampir setara, maka seseorang yang baru pertama kali mengenal kata GIF akan melafalkan g seperti layaknya pada kata-kata yang sudah dijumpai. Pelafalan g pada penutur lebih cenderung pada yang mereka sukai, hal ini membuat McCulloch berkomentar: "kemungkinan, kita akan terus memperdebatkan pelafalan GIF hingga ke generasi-generasi yang akan datang".[13] ArgumenSebuah analisa yang dilakukan oleh ahli bahasa Marten van der Meulen pada 2019 menemukan bahwa kebanyakan dari argumentasi yang terjadi pada dunia daring mengenai pelafalan GIF merupakan argumen "sistem" yang ditandai dengan pendukungan salah satu sisi pelafalan dengan mengatakan bahwa pelafalan kata harus selaras dengan hukum bacaan pada bahasa.[14] Salah satu contoh dari argumen "sistem singkatan" adalah gagasan bahwa huruf G dalam GIF merupakan singkatan dari graphics, sehingga g tersebut seharusnya dilafalkan dengan fonem yang sama dengan kata yang diwakili olehnya, yaitu g keras. Argumen tersebut biasanya juga dilontarkan bersamaan dengan sindiran bahwa jika GIF dilafalkan dengan g lemah, maka kata yang diwakilinya seharusnya dilafalkan sebagai /ˈdʒræfɪks/ ("jraphics").[15][16][17][18] Akan tetapi, argumen tersebut dapat disanggah oleh adanya singkatan yang tidak selalu mengikuti pelafalan kata-kata dasar yang diwakilinya. Sebagai contoh, huruf u dalam scuba /ˈskuːbə/ ⓘ (sebuah singkatan untuk self-contained underwater breathing apparatus) dilafalkan dengan /uː/, walaupun kata yang diwakilinya, underwater, dilafalkan dengan /ʌ/.[15] Perbedaan serupa juga muncul dalam NASA (singkatan untuk National Aeronautics and Space Administration (bahasa Indonesia: Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat) yang dilafalkan sebagai /ˈnæsə/ ⓘ).[13][15] Contoh lain dari argumen "sistem" adalah analisa frekuensi penggunaan, analisa tersebut serupa dengan analisa Dow yang membandingkan penggunaan g keras dan lemah pada kata-kata bahasa Inggris lainnya pada situasi penggunaan lain.[19] Setelah Steve Wilhite mengemukakan pendapatnya bahwa satu-satunya pelafalan GIF yang benar adalah dengan g lemah, terdapat peningkatan jumlah perbincangan pada media sosial secara signifikan mengenai isu dan penyanggahan terhadap setiap pelafalan.[1] Sebuah artikel yang dibuat Casey Chan dan ditulis untuk Gizmodo menyanggah pendapat Wilhite karena g lemah yang diikuti oleh if seharusnya dieja dengan huruf j, seperti "Jiffy" dan pada penamaan perusahaan selai kacang Jif.[20] Argumen lainnya yang sering dijumpai dalam analisa van der Meulen adalah argumen yang mengutip dari pihak yang memiliki pengaruh tinggi dalam pelafalan GIF, sebagai contoh, Wilhite selaku pembuat format berkas tersebut.[21] Setelah Wilhite mengatakan bahwa dia mendukung pelafalan g lembut, banyak orang mengenalnya sebagai penentu pelafalan dari kata tersebut. Menurut survei yang dilakukan, Wilhite dikutip oleh setidaknya 65,2 persen argumen sekaligus menjadi kutipan yang paling sering digunakan untuk mendukung pelafalan g lembut.[21] Selain itu, gagasan Barack Obama mengenai g keras juga sering dikutip,[20] sementara yang lainnya mengutip sejumlah kamus, atau perangkat lunak seperti Siri dalam menentukan pelafalan GIF.[21] Jajak pendapatSebuah jajak pendapat Mashable yang diadakan pada 2014 menunjukkan bahwa sekitar tujuh per sepuluh dari 30.000 orang lebih yang mengikuti jajak pendapat tersebut lebih memilih untuk menggunakan g keras dalam pelafalan GIF.[22] Selain itu, analisa yang dilakukan oleh van der Meulen menemukan bahwa sekitar 57,2 persen dari penutur yang dimintai pendapat memilih untuk menggunakan g keras, sementara hanya 31,8 persen yang menggunakan g lemah. Analisa tersebut juga menemukan bahwa ada 8,2 persen penutur menggunakan kedua pelafalan, walaupun lebih cenderung ke g lemah, dan 2,8 penutur lebih suka untuk melafalkan setiap huruf.[23] Sebuah jajak pendapat informal pada Stack Overflow menunjukkan bahwa 65,6 persen dari responden lebih suka menggunakan pelafalan g keras, sementara hanya 26,3 persen yang menggunakan "g" lemah, 6 persen melafalkan setiap huruf, dan 2 persen menggunakan pelafalan yang berbeda dari keduanya.[24] Akan tetapi, sebuah analisa dari The Economist berpendapat bahwa perbedaan dalam hasil dibesar-besarkan oleh adanya bias pengambilan sampel, artikel tersebut berkomentar bahwa 79 persen dari hasil sampel berasal dari negara-negara yang termasuk dalam penyumbang 45 persen dari penutur dunia yang menggunakan fonem g keras sebagai fonem dominan untuk mengucapkan g secara keseluruhan. Ketika pengambilan sampel penutur disetarakan persentasenya, data yang dihasilkan menunjukkan bahwa g keras masih lebih banyak daripada yang lainnya, walaupun dengan jarak yang lebih sempit, dari 44 persen menjadi 32 persen untuk kedua pelafalan g. Selain itu, penyesuaian ini menyebabkan persentase metode pelafalan setiap huruf naik hingga 21 persen, variasi ini umum dijumpai di negara-negara Asia. Negara maju secara keseluruhan cenderung menyukai pelafalan g keras.[4] KamusTranskripsi dan pemasukan pelafalan GIF berbeda-beda pada setiap kamus. Dictionary.com memasukkan kedua pelafalan untuk GIF dengan g lemah sebagai yang utama,[25] sedangkan Cambridge Dictionary of American English dan Cambridge Advanced Learner's Dictionary hanya memasukkan pelafalan g keras.[26] Kamus daring Merriam-Webster[27] dan Lexico memasukkan kedua pelafalan.[28] Edisi 2005 New Oxford American Dictionary hanya memberikan pelafalan g lemah,[29] sedangkan edisi 2010 Oxford Dictionary of English memasukkan kedua pelafalan dengan g lembut sebagai yang utama.[30] Kamus bahasa Prancis Petit Robert dan Petit Larousse hanya memasukkan pelafalan [ʒif] dalam pembukuan mereka.[31][32] Dalam kamus akademik bahasa Norwegia untuk bahasa Norwegia, pelafalannya ditranskripsikan sebagai g keras ([gifː]).[10] InsidenPada Mei 2013, Wilhite hadir pada ajang penghargaan tahunan Webby Awards untuk menerima penghargaan atas kontribusinya terhadap Internet. Disaat menerima penghargaan tersebut, Wilhite menampilkan sebuah salindia berisi lima kata yang berbunyi: IT'S
PRONOUNCED "JIF" NOT "GIF" Pada kalimat tersebut, jif melambangkan pelafalan g lemah.[1] Bersama dengan wicaranya tersebut, Wilhite mengatakan pada The New York Times, "Oxford English Dictionary menerima kedua pelafalan. Mereka salah. GIF dilafalkan dengan g lemah ... Akhir kata".[catatan 2][1][16] Para hadirin dalam acara tersebut memberi tanggapan positif terhadap wicara singkat tersebut, akan tetapi wicara tersebut menimbulkan kontroversi pada dunia maya yang ditandai oleh argumen dan penolakan pelafalan versi Wilhite dalam komentar-komentar pada media daring.[33][34] Van der Meulen menandai wicara tersebut sebagai "yang pertama kali seorang pencipta kata (atau singkatan lebih tepatnya) menyarankan cara penggunaan terhadap ciptaannya sendiri".[35] Lebih dari 17.000 twit diunggah pasca wicara tersebut, sehingga membuat "GIF" menjadi topik hangat di Twitter,[33] dan lebih dari 50 artikel berita ditulis setelah insiden tersebut.[1] Tiga tahun kemudian, Columbia Journalism Review menyorot kembali perdebatan mengenai pelafalan GIF mencapai puncaknya setelah wicara tersebut.[34] Sementara itu, perusahaan selai kacang Jif merespon sebuah twit yang menanyakan perasaan mereka terhadap situasi yang terjadi dengan berkomentar: "We're nuts about him today" (bahasa Indonesia: "kami tercengang dengannya [Wilhite] pada hari ini").[catatan 3][1] Tujuh tahun kemudian, Jif bersama dengan platform penyedia GIF Giphy menghebohkan publik, karena kedua perusahaan tersebut mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa GIF dilafalkan dengan g keras. Selain itu, Jif mengeluarkan seri terbatas toples selai kacang mereka yang tidak dilabeli sebagai JIF, melainkan sebagai GIF.[36] Pada Oktober 2013, The New York Times mendapatkan beberapa kritik pada media sosial karena artikel yang diawali dengan kalimat: "GIF, diucapkan sebagai Jif, merupakan sebuah format berkas gambar terkompresi yang diciptakan pada tahun 1987."[catatan 4][37] Artikel tersebut memasukkan pranala yang memuat artikel sebelumnya dari surat kabar dengan wicara Wilhite dan petikan yang Ia berikan didalamnya.[1][37] Pada Desember 2013, Alex Trebek, seorang pembawa acara pada sebuah acara permainan Jeopardy!, menarik perhatian khalayak ramai ketika memberikan petunjuk jawaban pada sesi akhir dari sebuah episode berupa wicara dan gagasan Wilhite terhadap pelafalan GIF. Trebek mengatakan bahwa kontestan yang melafalkan g dalam GIF dengan g lembut adalah jawaban yang benar, sehingga membuat jawaban ketiga kontestan benar.[38] Sebelumnya, Trebek melafalkan GIF huruf per huruf agar ia tetap netral pada pandangan pelafalan GIF.[39] Pada Juni 2014, Barack Obama, mantan Presiden Amerika Serikat, berpendapat bahwa seharusnya GIF dilafalkan dengan g keras pada perbincangannya dengan David Karp, pendiri Tumblr. Miles Klee dari The Daily Dot menyoroti unggahan blog Gedung Putih yang mengandung infografik humoris dengan teks "animated GIFs (hard 'g')" (bahasa Indonesia: "GIF animasi ("g" keras)").[40] Catatan
Referensi
Karya yang dikutip
|